Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Last Station
MENU
About Us  

Dua bulan setelah kau pergi, tak ada yang berubah termasuk hati ini. Setiap pagi di stasiun kereta api, ku harap gerbong yang melintas membawamu kembali. Mungkin harapanku terlalu tinggi, sementara kau pergi tanpa menyisakan sepercik informasi. Dengan seulas senyum, kau hanya melambaikan tangan tanpa sepatah katapun sebagai pesan terakhir.

Kini aku duduk di kursi tunggu-mu seorang diri. Mengulas keberadaanmu, sambil berusaha merangkai sisa - sisa memori yang sulit ku ingat lagi. Air mataku menitih. Dari ribuan orang yang berlalu-lalang hari ini, bagaimana mungkin kau tak ada di sini? Bahkan sampai kereta api terkahir sudah berhenti, batang hidungmu tidak muncul sama sekali.

Aku bangkit, memecah kerumun yang sibuk membicarakan mendung pagi ini. Iya, musim hujan favoritemu sudah mengguyur bumi. Bagaimana kabarmu pujaan hati? Apa kota tujuanmu sudah hujan untuk pertama kali? Di sini, mungkin karena tahu kalau aku sedang bersedih, sang hujan sudah turun jutaan kali. Seakan mewakili batinku yang menangis, diiringi guntur yang menjerit-jerit. Aku tidak menyangka semesta bisa merepresentasikan hatiku serinci ini.

Angin kencang menerbangkan dedaunan kering, ia juga memainkan rambutku hingga ke pipi. Biasanya, kau bertarung dengan angin untuk merapikannya lagi. Bahkan kadang-kadang, kau membawa jepit supaya angin tidak bisa jahil. Ah... aku rindu tingkah konyolmu yang mampu menghidupkanku kembali. Segala tentangmu masih membekas di dalam hati. Menghiasi ranah nostalgia yang tak pernah dijamah oleh manusia lain.

Hujan resmi menggusur pagi, membuatku terjebak di stasiun kereta api yang membawamu pergi. Sendiri, dalam dekapan dingin tanpa jaket tebal milikmu yang didesign anti air. Kau memang terlalu romantis, merelakan jaket untukku dan melawan dingin. Mungkin ini terdengar dramatis, namun beginilah kenyataan seorang kamu yang ku cintai setengah mati.

Kali ini aku berinisiatif membelah derasnya hujan pagi. Kemudian bermesraan dengan rintik yang mengigit belulang hingga menembus kulit. Rasanya bebas, cinta. Seakan jiwaku lepas, menyatu denganmu yang entah dimana. Jika di sana juga turun hujan, terima saja. Boleh jadi itu adalah salah satu rinduku yang baru sampai ke tujuan.

Mencintamu, aku bahagia, cinta. Meski itu berarti aku juga terluka diwaktu yang sama. Untuk hari-hari selanjutnya, akan ku biarkan hujan menyentuhku setiap saat. Karena mungkin saja kau sudah mengirim jawaban rinduku melalui tetes air yang mesra. Kau tidak perlu cemas, dengan senang hati aku akan tetap menunggumu di stasiun kereta. Karena aku percaya, kelak—entah kapan—kau pasti datang padaku untuk pulang.

Yah, pulang. Meski aku bukan pelabuhan ataupun rumah. Setidaknya aku adalah stasiun terakhir yang membawamu pulang. Walaupun hanya khayalku saja, lagipula sepertinya kau tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Aku tetap menunggu, cinta. Karena menunggu sudah menjadi semboyan wajib dalam hidupku semenjak kau menghilang.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rindu
419      310     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
Things Take Time
551      331     4     
Short Story
×× Semesta Gakuen⚛Series ×× Semuanya butuh waktu hanyalah omong kosong! Semua sudah terlambat. Aku terlalu bertele-tele menghamburkan waktu yang tersisa. Tak ada harapan kembali benang merah itu untukku. ⛱ • Unit Blue Short Story Cerita ini ditunjukan untuk mengikuti Valentine's Day FF Writting Challenge of Tinlit. Note: Jika menemukan ilustrasi yang sama secara seb...
Penenun Nasib
975      577     14     
Short Story
Hari kasih saya tak terbatas untuk sepasang kekasih. Hari kasih sayang berhak termiliki siapapun yang mengagungkan cinta. Kupersembahkan kisah ini untukmu, wahai pemintal mimpiku ... (True Story)
Aldi: Suara Hati untuk Aldi
389      283     1     
Short Story
Suara hati Raina untuk pembaca yang lebih ditujukan untuk Aldi, cowok yang telah lama pergi dari kehidupannya
Ruang Nostalgia
366      268     1     
Short Story
Jika kita tidak ditakdirkan bersama. Jangan sesali apa pun. Jika tiba-tiba aku menghilang. Jangan bersedih, jangan tangisi aku. Aku tidak pantas kamu tangisi. Tapi satu yang harus kamu tau. Kamu akan selalu di hatiku, menempati ruang khusus di dalam hati. Dan jika rindu itu datang. Temui aku di ruang nostalgia. -Ruang Nostalgia-
Asa Menggenggam Kata
604      330     2     
Short Story
Kalbuku tersayat, mengenang kesalahan yang tak dapat kuperbaiki. Hatiku bimbang, kemana kaki harus melangkah?
The Second Lady?
465      338     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Secret Love Song
383      274     1     
Short Story
Cinta tidak untuk dijalani dengan cara saling menyakiti. Tetapi yang lazim terjadi, ia tumbuh melalui sesuatu yang terkadang sulit dipahami oleh hati. Seperti yang kami alami.
Di Tengah Hujan
588      359     4     
Short Story
Kisah lama itu masih terukir di pikiranku. Dia hadir di tengah kegalauanku, kemudian kembali menghilang. Apa maksudnya? Tidak perlu datang jika hanya untuk pergi, aku benci rasa ini ternyata menyiksaku. Tolonglah, enyah saja dariku.
Status
640      382     0     
Short Story
Status : yang kau bagikan khusus untuknya