Hey baby,I think you're right
The girl standing next to you and smiling
I think she's really pretty...
“Abi..”
Aku berbalik saat mendengar seseorang memanggil namaku, seorang pemuda yang sudah sangat kukenal tengah berjalan kearahku bersama seorang gadis disampingnya.
“gue nyari lo dari tadi, gue kira lo nggak datang.” Ujarr Ray, si pemanggil tadi saat sampai didekatku. Ia menarik salah satu kursi yanga ada didekatku lalu mempersilahkan gadis yang datang bersamanya duduk, lalu menarik kursi lainnya untuk dirinya sendiri.
“mana mungkin gue gak datang di acara perpisahan sekolah."Ucapku sambil memutar mata malas.
“iya juga ya..hahaha...oh,iya kenalin ini reva.”
Aku mengalihkan perhatianku pada seorang gadis yang mengenakan dress bergundy disamping Ray. Perempuan itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya kearahku, dan langsung kubalas tak lupa menampilkan senyum manisku.
“rev, ini abigail sahabat terbaikku.”Ujar Ray lagi mengenalkanku.
You, who used to hold my hand. Now I'm not next to you anymore
When you introduced me as your best friend
I hated myself for just smiling
“jadi udah resmi nih ray?.”Tanyaku menggoda Ray.
Dua orang didepanku tersenyum malu-malu membuatku terkekeh. Walau tanpa statement langsung yang keluar dari bibir mereka, aku bisa tau jawabannya.
“ciee...akhirnya.”
“doa-in yah biar langgeng.”
Tangan kanan Ray yang semula diatas meja berpindah mengitari bahu Reva setelah ia berbicara. Wajah Reva jadi memerah padam, ia tersipu dengan perlakuan manis dari Ray. Aku berusaha menarik garis dibibirku keatas, mencoba tetap tersenyum walau sesungguhnya dadaku sudah sangat sesak melihat adegan mesra didepanku.
She seems nice just as you said
You seem good, you seem comfortable
More than when you used to be with me..
Well, sebanarnya aku dan Ray tetangga, dan kami sudah berteman sejak kecil. Tapi,tak ada yang tau jika aku sesungguhnya memiliki perasaan pada Ray, sahabatku sendiri. Saat kami kelas dua SMP, aku mulai menyadari perhatianku pada Ray lebih dari seorang sahabat, dan aku memendam semua perasaan itu seorang diri selama ini.
Bisa dibayangkan bagaimana rasanya mencintai seseorang diam-diam selama bertahun-tahun, padahal orang itu sangat dekat denganmu tapi sadar tak bisa kau miliki. Aku juga tidak berani mengungkapkan kepada siapapun termasuk Ray. Aku takut persahabatan yang sudah lama terjalin, hancur hanya karna perasaan bodohku ini. Walau rasa itu menyiksaku setiap harinya, apalagi saat aku tau Ray menyukai gadis lain.
Aku masih ingat sebulan lalu, ketika Ray berusaha mendekati Reva, gadis dikelas lain. Hampir setiap hari laki-laki itu terus menceritakan bagaimana progres pendekatannya pada Reva, tanpa mengetahui semua ceritanya itu mengiris-ngiris hatiku.
Honestly, it hurts a little
Though I'm smiling in front of you
Baby i'll be Okay
There's so much to say but I'll stop here
"gue pasti doain yang terbaik buat kalian."Kataku.
Mungkin aku bisa mendapat piala oscar untuk acting 'baik-baik saja' yang tengah kulakukan sekarang. walau hatiku berdenyut sakit saat semua kata-kata itu keluar dari bibir, aku masih bisa tertawa bersama Ray dan Reva, seolah-olah tak terjadi apapun. Kini Ray telah bahagia bersama gadis pilihannya, tak ada yang bisa kulakukan selain ikut bahagia sebagai seorang 'sahabatnya'.
ah, mungkin yang bisa kulakukan adalah menghapus perasaanku pada Ray mulai sekarang.