Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ungkapan
MENU
About Us  

Ungkapan

Tampan. Satu kata yang aku sortir dari jutaan kosakata untuk menggambarkan dirinya. Mata indah dan tajam, dihiasi bulu mata lentik  menjadi sorot utama saat orang-orang memandangnya. Alis hitam tebal menambah kesan tegas pada wajahnya. Tulang hidung menjulang tinggi membatasi antara kedua penglihatannya.  Tak lupa bibir tipis yang selalu ia gunakan untuk tersenyum membuat wajahnya begitu sempurna menjadi kesatuan yang serasi. Aku menyukainya, sungguh.

Berawal sejak kami menjadi mahasiswa baru di Universitas terkenal di Bandung, kami mulai berteman dengan baik. Ia memiliki jiwa sosial yang tinggi, tak heran semua orang mengenalinya bahkan kakak tingkat sekalipun. Setahun setelahnya ia diperkenankan menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan dan aku menjadi sekretaris pada periode yang sama.

Waktu tak terlewatkan begitu saja. Semakin lama aku mengenalnya, semakin yakin deskripsiku untuknya. Dia tidak pernah berubah, dia tetap tampan dan pria yang baik. Ia juga pria humoris yang mampu meramaikan suasana, tak sedikit orang yang menyukainya. Termasuk aku.

Satu kejadian yang takkan terlupakan, saat aku pulang sendirian tengah malam sehabis rapat himpunan. Dua preman menghadangku di jalan gelap yang sepi. Mereka sempat menggodaku bahkan menarik lenganku untuk ikut bersama mereka. Kalimat menjijikkan yang masih terngiang dari salah satu preman itu “Percuma cantik kalau tidak dipakai”.  Tubuhku gemetar, wajahku pucat akibat pacuan detak jantung yang tak terkontrol. Buliran air menggenang membuat pandanganku kabur, isakan tak terelakkan lagi bagiku. Aku paksakan untuk berteriak sekeras mungkin walau takkan seorang pun mendengar. Sebelum mereka benar-benar menculikku, aku mendengar suara klakson motor sangat keras dari kejauhan. Kedua preman itu pergi tanpa aku tentunya. Badanku melemas walaupun aku merasa lega telah terselamatkan dari para penculik itu. Tubuhku pasti sudah tersungkur jika tidak ada seseorang yang menahanku dari belakang. Ia memelukku, begitu erat dan menenangkan. Tangisku pecah begitu saja saat aku tersadar dengan apa yang ku alami beberapa detik sebelumnya. Ia tetap memelukku dan mengelus rambut panjangku yang terurai berantakan. Ingin ku dengar lagi ucapannya saat itu “Jangan menangis, ada aku di sini. Tidak perlu takut. Kau aman bersamaku.” Saat itu aku tahu jika aku menyukainya. Tidak. Aku sangat menyukainya.

 Hari ini, aku tak ingin menahannya lagi. Aku tak ingin menjadi pengamat yang hanya melihatnya dari jauh sambil tersenyum. Aku juga tak ingin menjadi penyimpan rahasia besar dengan diam-diam menyukainya. Sengaja kusiapkan cokelat berpita yang bertuliskan “Aku menyukaimu” pada kertasnya. Jantungku memompa cepat menyusahkanku untuk mengendalikan fokus. Aku hanya perlu mengatakannya, aku tidak mengharapkan balasan darinya walaupun aku akan merasa senang jika ia membalasnya.

“Tekadku kuat, Rin.” Ucapku pada pendengar baikku yang setia, Ririn.

Ia tersenyum padaku dan memelukku sejenak. “Aku mendukungmu.”balasnya.

“Terimakasih sudah selalu mendengar curhatku untuk Radit.”

Tak sengaja kulihat Radit yang berjarak dua meter dariku, kembali ke arah asal ia berjalan. Aku memanggilnya dan berdiri tepat di depannya.

“Bicara nanti aku sibuk.” Ia tak menatapku.

“Sebentar saja.”

“Aku buru-buru.”

“Aku menyukaimu.” Teriakku akhirnya.

Ia menatapku. Lalu menatap sendu pada Ririn yang menunduk dan mengalihkan tatapannya padaku lagi.

“Aku membencimu.” Hanya suara itu yang kudengar sebelum ia menjauh dari tempatku berdiri.

 

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bersyukurlah
444      311     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
Secangkir Kopi dan Sajak Hujan
1900      1167     6     
Short Story
"Secangkir kopi dan gerimis merayakan kesepian. Berembunlah kaca jendela, kulihat kita bertahan di dingin air mata yang sama."
Jangan Salahkan Cinta
281      222     2     
Short Story
Terkadang kita dihadapkan pada dua pilihan kisah cinta. Memperjuangkan cinta yang ingin didapatkan atau menerima cinta yang tidak diinginkan.
TEMAN tapi NAKSIR
474      315     3     
Short Story
Josh, seorang kapten basket yang digandrungi gadis-gadis, baru bergabung dengan genk Katarina terdiri dari 5 orang–Katarina, Hadi, Cyanne, Hendra dan Sylvia–anak-anak pintar dan tidak populer. Bukan tanpa maksud, Josh bergabung dengan mereka. Hatinya terpikat pada Katarina sejak SMA 1. Akankah cintanya bertepuk sebelah tangan?
NEELAKURINJI
1241      711     27     
Short Story
Jika aku tak lebih dari seorang penunggu waktu, maka apa bedanya aku dengan seorang peramu rindu diatas penantian yang semu?
Heartache
345      280     1     
Short Story
Aku salah, Aku sudah kecewakanmu... Tapi percayalah, semua hanya kesalah pahaman saja.
HILANG
522      315     3     
Short Story
Ia mulai putus asa dengan hatinya sendiri. Mengingkari janjinya dengan membuka kotak itu, kotak yang berisikan buku diary, membaca kembali bait demi bait yang ditulis, ingtannya kembali memutar memori yang selama ini ingin dilupakan.
Things Take Time
555      334     4     
Short Story
×× Semesta Gakuen⚛Series ×× Semuanya butuh waktu hanyalah omong kosong! Semua sudah terlambat. Aku terlalu bertele-tele menghamburkan waktu yang tersisa. Tak ada harapan kembali benang merah itu untukku. ⛱ • Unit Blue Short Story Cerita ini ditunjukan untuk mengikuti Valentine's Day FF Writting Challenge of Tinlit. Note: Jika menemukan ilustrasi yang sama secara seb...
Itik Ingin Menjadi Angsa
1015      563     2     
Short Story
Sebuah kisah kanak-kanak yang membuatmu sadar bahwa ada hal yang tidak bisa diubah sekalipun dengan bersusah-payah.
Cinta Dalam Diam
422      290     3     
Short Story
Cinta dalam diam memang cinta paling tulus, karna tak mengharapkan balasan atas perasannya.