Read More >>"> Power Of Destiny (Chapter Dua Puluh Enam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Power Of Destiny
MENU
About Us  

Akhirnya aku dan Lala sampai juga di rumah sakit, dimana Woojin sedang terbaring koma. Walaupun ini bukan salah satu rumah sakit mewah yang ada di Korea, tetapi aku yakin ini merupakan rumah sakit terbaik yang ada di Korea. Sebelum Lala mengajakku ke ruang ICU dimana Woojin terbaring koma, Lala menyuruhku menunggu dulu di ruang tunggu yang ada di rumah sakit ini. Mungkin Lala mau bertemu dengan dokter yang merawat Woojin agar kami bisa menjenguk Woojin.

Tidak perlu lama aku menunggu lama Lala sudah balik dan kemudian mengajakku menuju ruang ICU. Sesampainya di ruangan ICU kami terlebih dahulu memakai seragam ICU dan masker karena ruang ICU ini harus benar-benar higienis, bahkan sebelumnya perawat menyuruh kami memakai hand sanitizer.

"Yuk masuk Lu", ajak Lala padaku

" Iya La"

Betapa terkejutnya aku sampai di dalam ruangan ICU melihat Woojin koma dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya dan tanpa kusadari aku lemah seketika, untungnya Lala dengan sigap memegang bahuku sehingga aku tidak sampai terjatuh.

"Lu, kamu harus kuat, ya udah aku tinggal ya, biar kamu dan Woojin bisa ngobrol berdua dengan bebas", ujar Lala padaku dan setelah itu pergi meninggalkanku

Pelan-pelan aku berdiri di samping tempat tidur Woojin dan aku mulai memegang tangannya

" Kamu kenapa bisa sampai begini sayang. Bukalah matamu Woojin, mau sampai kapan kamu tidur terus, aku sudah di sini Woojin. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, aku tidak mau kehilangan kamu. Maafkan aku yang pergi begitu saja tanpa berpamitan padamu", ujarku padanya dan tanpa kusadari aku meneteskan air mata. Aku tidak sanggup melihat Woojin seperti ini. Aku terus berusaha bicara dengannya sambil mengelus tangannya. Apapun aku ceritakan padanya, tetapi sedikitpun belum ada rasa respon dari Woojin. Dia masih tertidur dengan nyamannya. Memang benar kata Lala aku harus sabar dan kuat agar Woojin cepat sadarnya. 

Setelah lebih kurang 15 menit aku berada di ruang ICU, aku memutuskan keluar ruangan. 

"Gimana, apa ada perkembangan Lu?", tanya Lala begitu aku keluar ruangan

"Belum La, tidak ada reaksi apa-apa dari Woojin", ujarku dengan nada kecewa

"Kamu harus sabar Lu, besok pagi kita kesini lagi. Pokoknya kamu jangan patah semangat ya", ujar Lala memberiku semangat

"Iya La, aku tidak boleh menyerah. Ohya, dokter ada bilang sesuatu lagi nggak La"

"Belum Lu, tadi aku bicara sama dokter, kalau dari kondisi Woojin tidak ada masalah, makanya dokter juga heran kenapa Woojin belum bangun juga"

"Aku takut Woojin terlalu nyaman dengan tidurnya jadi dia tidak bangun-bangun La"

"Kita tetap harus yakin kalau Woojin pasti akan sadar. Ya udah sekarang kita kembali ke apartemenku dulu. Kita berdua butuh istirahat juga khan"

"Iya, kamu betul La, kita balik dulu ke apartemen, besok pagi kita balik lagi ke sini"

"Nah gitu dong, loe harus semangat. Ohya, malam kita mau makan apa?"

"Bebas La, aku ikut aja"

"Ya udah, nanti kita mampir ke supermarket dulu ya"

"Boleh, sekalian ada yang mau aku beli juga"

Akhirnya aku dan Lala memutuskan mampir dulu ke supermarket. Ternyata jarak dari rumah sakit ke supermarket tidak jauh.  Kami  hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan menggunakan bus. Aku membeli semua keperluanku dan aku melihat Lala banyak membeli barang-barang.

"La, banyak banget belanjanya"

"Iya Lu, aku harus membeli stock selama sebulan, biar nggak usah bolak balik ke sini lagi, khan aku harus kerja juga"

"Ya udah, ini semua nanti aku yang bayar ya"

"Kok kamu yang bayar Lu, nggak usah aku aja yang bayar"

"Iiih, khan aku numpang tinggal sama kamu, biar aku aja yang bayar ya La,oke?"

"Hahahahaha,Lu, aku ikhlas kamu tinggal sama aku kok"

"Aku juga ikhlas kok La, ya ya aku aja yang bayar"

"Ya udah, tapi malam ini aku yang masak ya, kita jangan jajan di luar lagi"

"Oke, tapi kamu masak yang mudah aja ya La, gimana kalau malam ini kita makan ramyeon aja", ujarku yang tidak mau merepotkan Lala

"Boleh, tadi aku juga sudah beli kimchi nya,tapi yakin kenyang, khan orang Indonesia kalau belum makan nasi tandanya belum makan", sahut Lala menggodaku

"Hahahaha, iya sih, tapi tenang La, tadi aku udah beli ayam dan daging, nanti tinggal kita panggang aja, gimana?", ujarku memberikan ide padanya

"Hahahahahaha, boleh boleh, aku ada alat panggangnya kok", sahut Lala yang setuju dengan ideku

"Ya udah, sekarang kita tinggal bayar deh, tapi bentar aku mau beli beberapa roti, cemilan dan minuman dulu", sahutku yang keinget kalau malam aku suka lapar

"Oke, oke, padahal ini sudah banyak loh Lu"

"Nggak apa-apa La, biar aku ke depannya bisa fokus ngurus Woojin"

"Ohya, kamu sudah beli vitamin belum Lu? Jangan lupa kamu juga harus minum vitamin"

"Betul, aku lupa. Ya udah, kalau gitu aku mau stock vitamin juga"

"Ampun deh Lu, beli secukupnya aja dulu vitaminnya, vitamin punyaku masih banyak kok"

"Oke deh, aku beli secukupnya aja"

"Iya Lu, ya udah buruan kita bayar ke kasir"

"Bentar bentar La, tinggal minuman yang belum aku beli"

"Oke"

Akhirnya beres juga kami belanja di supermarket. Sesampainya di apartemen Lala mulai memasak sedangkan aku memutuskan untuk mandi dulu. Tepat jam 7 aku dan Lala sudah berada di meja makan, kami berdua makan dengan lahapnya tentunya dengan menu sekadarnya, tetapi itu sudah membuat kami sangat kenyang.

"Hah, kenyang juga", ujarku

"Kamu makannya kuat juga ya Lu dan nggak milih-milih"

"Hehehehe, jadi malu. Yah, beginilah aku La, apa adanya. Jangan kaget ya"

"Iya, aku nggak kaget kok. Ya udah habis ini kita langsung tidur aja, supaya besok pagi-pagi kita langsung ke rumah sakit. Nanti aku antar kamu dulu Lu, habis itu aku tinggal nggak apa-apa khan, soalnya aku ada kuliah dan sorenya aku harus kerja part time"

"Iya, nggak apa-apa, nanti aku tunggu di rumah sakit aja sampai kamu jemput lagi, soalnya aku belum begitu hafal jalan dari rumah sakit ke apartemen kamu La, nanti lama-lama aku bisa sendiri kok"

"Oke, oke, baru juga sehari masa kamu langsung hafal. Tenang untuk beberapa hari ke depan aku siap jadi pemandu kamu kok"

"Makasih ya La, ya udah beres aku cuci piring dan gelas ini semua kita tidur, aku nggak mau besok bangun kesiangan"

"Oke, makasih loh sudah mau bantuin cuci piring dan gelasnya"

"Iya, sama-sama. Pokoknya kita harus saling tolong menolong, bukan gitu La?"

"Iya, siap Lu"

Akhirnya setelah mencuci piring dan gelas aku dan Lala memutuskan untuk tidur agar besok tidak kesiangan ke rumah sakit.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ketika Sang Mentari Terbenam di Penghujung Samudera
148      125     2     
Short Story
Tentang hubungan seorang ayah dan putranya yang telah lama terpisah jauh
Gomawo
2261      889     10     
Fan Fiction
Dia, datang. Dia, merubah. Dia, dunia. Hidup seorang Park Jihoon berubah 180 derajat setelah bertemu dengannya. Seorang yeoja bernama Yi Rang yang telah merubah dunianya. Yang membuatnya bahagia sekaligus berdebar menunggu kedatangannya. Yang membuatnya mampu untuk berani menggenggam tangan yeoja tersebut dengan penuh ketulusan.
Temu Yang Di Tunggu (up)
16036      2826     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Perfect Love INTROVERT
9445      1733     2     
Fan Fiction
Surat untuk Tahun 2001
3065      1711     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Wannable's Dream
35023      5066     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
You Are The Reason
1999      801     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Black Roses
28296      4041     3     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Truth Or Dare
7817      1410     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
Secret Elegi
3861      1100     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...