Loading...
Logo TinLit
Read Story - L for Libra [ON GOING]
MENU
About Us  

I’m Viole, Your Guardian

"Sudah ketemu!" seru seorang berjubah hitam. Kedua temannya menatap gelembung di depan mereka yang menunjukkan lokasi yang dimaksud. "Dia sedang bergerak."

Dia yang dimaksud, tentu saja Claire. Orang yang dimaksud sedang berkendara menuju rumah Varo menggunakan motor Genta. Para chamilí atau dikenal sebagai mata-mata, mengikutinya dengan mode terbang. Claire merasakan bulu kuduknya berdiri. Sesaat setelah dia memasuki kawasan rumah Varo, bulu kuduknya kembali rebah.

"Hilang!" seru sang jubah hitam.

"Bodoh!" maki seorang jubah hitam berjenis kelamin perempuan. "Bagaimana bisa dia kabur lagi?!"

"Aku tidak tahu."

"Sepertinya kita perlu menunggu target kita keluar. Buka mata kalian lebar-lebar. Kalau kita tidak menangkapnya, para anóteri akan menghabisi kita," kata sang kacamata hitam.

Ketiganya bersembunyi di balik sebuah pohon yang rindang. Wujud mereka tak tampak. Sayangnya, seseorang melihat mereka. "Beraninya kalian mendekati Claire." Matanya memancarkan amarah. Sebelum dia menghabisi ketiga orang itu, ponselnya berdering.

"Viole, jangan lepas kendali. Kamu hanya menjaga Libra terakhir kita, bukan menghabisi para Antarton," kata orang di balik telepon.

"Ya, aku mengerti, Stochrono. Tumben kamu berbicara lewat telepon, bukan mendatangiku. Apakah wujud bercahayamu tidak berfungsi?" ejek Viole.

Stochrono mendengus marah. "Aku menggunakannya untuk berbicara dengan Claire kemarin. Dia belum bisa mendengarkanku secara langsung tanpa bantuan wujud asliku. Mungkin aku kelelahan."

"Oh, begitu." Viole memutuskan sambungan dan kembali memata-matai para chamilí.

🍁🍁🍁

Pintu depan dibuka mama Varo yang sedang menggunakan masker wajah. Sedikit terkejut, namun Claire langsung mengubah ekspresinya.

"Hai, Claire. Ayo, masuk." Tangan mama Varo merangkul Claire. Dari ruangan paling ujung, muncul papa Varo yang terlihat sangat pucat.

"Ah, ini yang namanya Claire?" tebaknya.

Claire mengangguk sopan.

"Papa main game lagi, ya?! Kan, sudah mama bilang, main game itu tidak berguna," kata mama Varo.

"Tidak, kok. Aku sedang menyelidiki para Libra. Tidak mungkin tiba-tiba muncul seorang Libra, di saat seluruh Libra dipastikan punah." Papa Varo menaikkan kacamatanya dan memasuki perpustakaan rumah.

Mama Varo membawa Claire ke dalam kamar Varo. Wajahnya berubah menjadi datar. Tirai di kamar Varo yang tertutup membuatnya lega. "Claire, tidakkah kamu merasa diikuti seseorang?" katanya tiba-tiba.

"Eh?"

"Kamu diikuti tiga orang yang mengincarmu. Masa, kamu tidak sadar?" kejut mama Varo.

Claire menggeleng. "Orang seperti apa yang mengincarku? Tidak ada yang bisa dicuri dariku."

"Mereka bukan pencuri ataupun perampok. Lihat ke arah pohon itu. Mereka disebut chamilí. Tugas mereka adalah memata-mataimu, seorang Libra," jelas mama Varo. Dalam tatapannya, tersirat kekhawatiran.

"Libra?"

"Pokoknya, hati-hati saja," kata mama Varo cepat. Dia baru teringat kalau Claire belum mengetahui hal ini. Biarkan saja petunjuk ibunya yang mengarahkan pada kebenaran. Ini demi Mythia. Aku tidak boleh salah bicara. Pikirnya.

"Aku pulang," seru Varo sesampainya di dalam rumah. Tubuhnya basah oleh keringat sehabis bermain bola. Hobi sejak kecilnya tak dapat dihindari. Bermain bola tiap sore sudah menjadi rutinitasnya. "Claire, kamu di sini?"

"Ah, pas sekali. Tolong antar Claire pulang, ya," pinta mama Varo. Setelah itu, dia langsung melesat pergi, memaki mulutnya yang salah bicara itu.

"Aku ganti pakaian dulu."

Claire keluar dari kamar Varo dan menatap pintu di seberang kamar itu. Bingkai pintunya berwarna merah. Sama anehnya dengan bingkai foto keluarga yang berada di ruang tamu. "Pasti ada sesuatu di balik pintu ini."

Sesaat sebelum tangannya membuka pintu itu, Varo keluar. "Ayo, kuantar."

"Sebenarnya, aku bawa motor, sih. Aku pulang sendiri saja," tolak Claire.

"Mamaku pasti memiliki alasan saat menyuruhku mengantarmu. Ayo," ajaknya. Pasrah, Claire mengikuti Varo memasuki mobilnya. "Nanti malam, Genta dan Kenta akan ke sini. Motornya akan diambilnya pada saat itu."

Claire mengangguk, mengenakan sabuk pengaman. Mobil Varo dikeluarkan dari garasi. Di sisi kanan rumah, ketiga chamilí itu masih mencari Claire.

"Hei," kata Varo, "sepertinya aku mengerti mengapa mamaku menyuruhku mengantarmu. Aku merasakan beberapa orang yang mengeluarkan aura jahat. Kamu akan berada di dalam bahaya apabila ditemukan mereka."

"Tapi, mengapa? Ibumu menyinggung tentang sesuatu bernama Libra. Saat kutanya lebih lanjut, topik obrolan itu malah berubah." Jari Claire menekan tombol merah pada sabuk pengaman agar lepas. Mobil yang ditumpanginya sudah berada dekat rumahnya.

"Aku tidak tahu," bohong Varo. Pasti mama keceplosan.

"Ah, sudah sampai. Terima kasih, Varo." Claire tersenyum pada Varo dan berjalan keluar dari mobil Varo.

Saat dia keluar dari mobilku, pasti mereka bisa melacaknya. Untung saja, rumahnya sudah diberikan prostateftikó. Jejaknya akan hilang. Pikir Varo dengan lega, lalu mengemudikan mobil kembali ke rumahnya.

🍁🍁🍁

Kertas pemberian mama kandungnya yang kosong ditatap lama. Claire benar-benar bingung dengan cara kerja tulisan di kertas itu. Yang dia ketahui, invisible ink terbuat dari lemon dan dibaca dengan didekatkan pada api. Tapi, kertas ini akan menunjukkan isinya hanya dengan menghembuskan napas. Itu pun, bukan napas orang biasa.

"Jangan-jangan dari semua orang, hanya aku yang bisa membaca surat ini? Apakah password dari kertas ini adalah napasku?" Claire merasa geli sendiri memikirkannya.

Jangan percaya pada siapapun. Manusia bukan makhluk yang bisa dipercaya. Tapi selalu ingat hal ini, percayalah pada Viole dan anggota keluarga Aries yang tinggal di bumi. Mereka bisa dipercaya.

Salah satu bagian dari surat itu membuat kepalanya pusing. "Jika manusia bukan orang yang bisa dipercaya, maka Viole dan anggota keluarga Aries bukanlah manusia? Aku hanya bisa memercayai monster?"

Ting tong

"Kenta dan Genta sudah pulang? Tidak, mereka akan ke rumah Varo setelah jalan-jalan. Mama dan papa? Sepertinya, bukan. Mereka bekerja sampai malam. Jadi, siapa?" Claire melangkah keluar dari kamarnya, masih memegang surat dari mama kandungnya.

"Siapa?" tanya Claire sambil mengintip lewat lubang di pintu.

Tidak ada seorang pun di sana. Yang ada hanyalah sebuah surat. Claire mengerutkan dahinya. "Biasanya, surat dimasukkan ke kotak surat di depan. Selain itu, gerbang depan dikunci, kan?"

Pintu utama dibukanya. Surat itu membuatnya terkejut. "Pengirimnya ... bernama Viole," gumamnya sambil membandingkan dengan surat di tangan sebelahnya.

Dengan segera, dia membawa surat dari Viole ke kamarnya setelah menutup pintu utama. "Siapakah Viole ini?"

Dear Claire,

Sejak lama, mamamu menitipkan pesan padaku lewat Stochrono. Kamu sudah bertemu dengan pengirim pesan lintas waktu itu, bukan? Dia benar-benar aneh namun berguna di sisi lain. Kamu akan bertemu denganku suatu hari nanti. Kapan? Lihat saja keadaannya. Aku memiliki pesan untukmu. Berhati-hatilah. Para Antarton sudah mengetahui kehadiranmu di dunia ini sejak kamu berumur 16 tahun. Tapi tenang saja. Karena aku selalu ada bersamamu. Perkenalkan, I'm Viole, your guardian.

🍁🍁🍁

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Arcana : Ace of Wands
164      143     1     
Fantasy
Sejak hilang nya Tobiaz, kota West Montero diserang pasukan berzirah perak yang mengerikan. Zack dan Kay terjebak dalam dunia lain bernama Arcana. Terdiri dari empat Kerajaan, Wands, Swords, Pentacles, dan Cups. Zack harus bertahan dari Nefarion, Ksatria Wands yang ingin merebut pedang api dan membunuhnya. Zack dan Kay berhasil kabur, namun harus berhadapan dengan Pascal, pria aneh yang meminta Z...
The Triple A (Remake)
4252      1448     5     
Mystery
Tim SMART telah kembali. Dengan misteri dan kasus yang baru. Lebih menantang! Lebih menegangkan! Bersiaplah untuk misteri yang akan menggugah pikiranmu!
Nadine
5765      1546     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
Maroon Ribbon
514      372     1     
Short Story
Ribbon. Not as beautiful as it looks. The ribbon were tied so tight by scars and tears till it can\'t breathe. It walking towards the street to never ending circle.
Goddess of War: Inilah kekuatan cinta yang sesungguhnya!
7000      1771     5     
Fantasy
Kazuki Hikaru tak pernah menyangka hidupnya akan berubah secepat ini, tepatnya 1 bulan setelah sekembalinya dari liburan menyendiri, karena beberapa alasan tertentu. Sepucuk surat berwarna pink ditinggalkan di depan apartemennya, tidak terlihat adanya perangko atau nama pengirim surat tersebut. Benar sekali. Ini bukanlah surat biasa, melainkan sebuah surat yang tidak biasa. Awalnya memang H...
Telat Peka
1329      611     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
KATAK : The Legend of Frog
426      343     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Akhirnya Pacaran
606      428     5     
Short Story
Vella dan Aldi bersahabat dari kecil. Aldi sering gonta-ganti pacar, sedangkan Vella tetap setia menunggu Aldi mencintainya. \"Untuk apa pacaran kalau sahabat sudah serasa pacar?\" -Vella- \"Aku baru sadar kalau aku mencintainya.\" -Aldi-
Taruhan
51      48     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impianβ€”sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label β€œbad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubahβ€”bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Melting Point
5793      1258     3     
Romance
Archer Aldebaran, contoh pacar ideal di sekolahnya walaupun sebenarnya Archer tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Sikapnya yang ramah membuat hampir seluruh siswi di sekolahnya pernah disapa atau mendapat godaan iseng Archer. Sementara Melody Queenie yang baru memasuki jenjang pendidikan SMA termasuk sebagian kecil yang tidak suka dengan Archer. Hal itu disebabkan oleh hal ...