Loading...
Logo TinLit
Read Story - Khalifatullah
MENU
About Us  

                Cerita kali ini adalah kesukaan Rai’na dari semua cerita yang telah dia tulis. Dan dia puas kalau itu terjadi.

                Aku (begitu Rai’na menyebut tokohnya) terbengong-bengong saat Haji Tholib menerima catatan amalnya dengan tangan kiri.

                “Apa Tuhan salah beri? Atau malaikat yang salah catat?Ah, mustahil!”

Namun satu pemandangan di hadapanku membuatku benar-benar yakin kalau Tuhan dan malaikat keliru. Di sana tak jauh dari Haji Tholib aku melihat sekelompok orang yang beberapa sangat aku kenal waktu di dunia. Dan mereka semua malah menerima catatan amalnya dengan punggung. Tapi kenapa bisa? Mereka itu orang-orang shaleh terkemuka, beberapa juga bergelar syekh. Berangkat dari penasaran itu aku minta izin malaikat untuk melihat lebih dekat apa yang terjadi.

                “Wahai Tuhan kami, tidak salahkah ini? Tidak tertuarkan catatan amal kami?” protes seorang syekh berajanggut putih yang sangat kukenal.

                “Di antara sifat-sifat-Ku, jelas kau tahu Aku lebih tahu darimu,” kata Tuhan.

                “Benar ya Tuhanku. Engkaulah Yang Maha Tahu, tidak ada sesuatu pengetahuan pun yang luput dari-Mu,” syekh itu mengeluarkan jurus merayu.

                “Akan tetapi ya Tuhan kami, kurang apa kami? Kau menyuruh kami rajin sembahyang itu kami lakukan, Kau menyuruh kami bersedekah, membantu yang susah, menghidupi anak yatim, beerbagi dengan si miskin, itu semua-mua kami lakukan, dan Kau memasukan kami dalam golongan yang lebih hina dari golongan kiri ini? Apa yang salah dari kami ya Tuhan kami?” ujar orang yang kutahu bekas kepala majelis ulama satu negara.

                “Benar!” sahut seorang lain yang tak kukenal, “kami sudah melakukan apa-apa yang Kau perintahkan dan menjauhi apa-apa yang Kau larangan. Tapi kenapa kami termasuk golongan merugi?”

                “O, Tuhan kami yang Maha besar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat melakukan perintah dan menjauhi larangan-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu memperjuangkan agama-Mu, mengajarkan ajaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Akan tetapi, Tuhanku yang Maha Kuasa Engkau tak menyuruh malaikatmu mencatat semua itu. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan, di sini kami atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntut agar Engkau merevisi ulang catatan amal kami dan memasukan kami ke golongan kanan sebagaimana yang Engkau janjikan dalam kitab-Mu,” kata syekh yang memimpin demonstran itu.

                “Kalian di dunia hidup untuk apa?” sahut Tuhan.

                “Untuk beribadat pada-Mu ya Tuhan kami,” sahut mereka serentak.

                “Lalu,” sambung Tuhan.

                “Untuk mengurus bumi ya Tuhan kami,” sahut syekh tua itu penuh semangat.

                “Benar ya Tuhanku,” sahut bekas kepla majelis ulama satu negara, “karena itulah kami bahu membahu membangun negara kami.”

                “Lainnya,” tanya Tuhan.

                “Untuk melanjutkan generasi tentunya,” kata seorang yang tidak kukenal, “karena itu kami menikah dan berkembang biak.”

                “Lain lagi,”

               

                Mereka tak dapat menjawab lagi. Mereka telah menceritakan tujuan hidup mereka, tapi mereka sadar pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum mereka katakan. Meski menurut pendapat mereka itulah tiga pokok tujan hidup dan itu telah mereka ceritakan. Mereka termenung dan menekurkan kepalanya.

                “Tak ada lagi?” ujar Tuhan.

                “Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya oh Tuhan kami yang Maha Besar lagi Pengasih dan Penyayang. Akan tetapi bila ada yang kami tidak tahu beruntunglah karena Engkau Maha Tahu,” ujar orang yang tak kukenal mencoba siasat merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan harapan semoga Tuhan bisa kasihan dan memasukan mereka ke golongan kanan.

                “Kalian tahu tujuan-Ku menciptakan manusia bukan?” kata Tuhan.

                “Tahu Tuhanku,” sahut mereka beramai-ramai.

                “Aku menciptakan kalian untuk menjadi khalifatullah di bumi yang memimpin kehidupan di dunia dalam penyelenggaraan hubungan lahir batin antara sesama kalian, juga dengan diri kalian sendiri. Dan perhubungan dengan diri kalian sendiri inilah yang kalian lupakan. Kalian memperjuangkan agama, keadilan, juga perdamaian, tapi batin kalian tidak kalian perjuangkan. Kalian mengusahakan kebahagiaan orang lain tapi jiwa kalian tidak mampu kalian pahami. Padahal kalian tahu jika dijiwalah Aku bersemayam, di batinlah Aku menuntun kalian, menunjukan jalan kebenaran. Di sanalah, di jiwa, di batin, di diri, atau yang biasa kalian sebut hati, Aku bersemayam menyertai setiap mahluk-Ku.”

                Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridhai Allah.

                Manusia adalah khalifatullah dan Allah adalah puncak dari segala kebaikan, puncak dari segala kesempurnaan, dan dengan demikian maka manusia adalah bagian terkecil dari kebaikan dan kesempurnaan juga. Jadi manusia berkedudukan sebagai dari wakil Allah di bumi.

                “Manusia adalah khalifatullah yang dalam hidupnya dibebani tanggung jawab dan tugas kewajiban hidup yang sudah ditetapkan Tuhan sesuai sunatullah. Itulah fitrah dari manusia,” pikirku sambil tersenyum melihat malaikat menjewer golongan kiri dan orang terrugi ke neraka.

 

Bekasi, 17 Juni 2016

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Teenager’s Diary
384      243     2     
Short Story
Kata orang, masa muda itu masa yang indah. Masa muda juga menempati masa terindah di benak orang, contohnya ketika kita berani memimpikan sesuatu yang belum tentu terjadi atau mungkin tidak terjadi. Ini adalah sedikit kisah masa mudaku, kisah yang akan terkenang sebagai bagian perjalanan hidupku.
Hujan
140      122     0     
Romance
Test
Premium
GUGUR
15193      1988     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
KAMUFLASE KAMERA DAN CINTA
648      456     1     
Short Story
lelaki bertubuh besar berjaket hitam menunjukan senyum simpul yang khas .senyum yang membuat jantungku berdegup tak beraturan, dan senyum yang selalu mengingatkanku pada perpisahan di bulan Januari. Konflik antara Mas Pras dan Om Tegar tak kunjung usai ,Kamera lah yang membawa aku dan dia pada satu titik dan kameralah yang membuat kita....
Hari hari sebagai pengantin baru
288      242     1     
Short Story
Well, pernikahan adalah hal yang diimpikan banyak orang. Allah berfirman dalam Al quran bahwa perempuan perempuan yang baik untuk lelaki yang baik, begitu pula sebaliknya. Rasullah besabda tidak ada obat untuk orang yang jatuh cinta kecuali nikah. Lalu ibu bilang menikahlah maka hidupmu baru dimulai....
Bismillah.. Ta\'aruf
823      514     0     
Short Story
Hidup tanpa pacaran.. sepenggal kalimat yang menggetarkan nurani dan menyadarkan rasa yang terbelenggu dalam satu alasan cinta yang tidak pasti.. Ta\'aruf solusi yang dia tawarkan untuk menyatukan dua hati yang dimabuk sayang demi mewujudkan ikatan halal demi meraih surga-Nya.
Misteri Rumah Tua
508      286     2     
Short Story
Nata dan Farah mencoba menyelidiki kasus rumah tua penuh misteri yang membuat mereka berdua merencanakan penyelidikan. Tapi sebelum hal itu terjadi. Misteri lain datang menghampiri. Farah menghilang dan Nata harus menemukan Farah sebelum memecahkan misteri rumah tua itu. Apakah Nata berhasil menyelesaikan kedua kasus itu?
Buku Harian
925      561     1     
True Story
Kenapa setiap awal harus ada akhir? Begitu pula dengan kisah hidup. Setiap kisah memiliki awal dan akhir yang berbeda pada setiap manusia. Ada yang berakhir manis, ada pula yang berakhir tragis. Lalu bagaimanakah dengan kisah ini?
Loteng Rumah Ku
880      544     6     
Short Story
Apakah ada seseorang di atas sana?
Bulan dan Bintang
484      358     0     
Short Story
Bulan dan bintang selalu bersisian, tanpa pernah benar-benar memiliki. Sebagaimana aku dan kamu, wahai Ananda.