Read More >>"> DEWDROP
Loading...
Logo TinLit
Read Story - DEWDROP
MENU
About Us  

Mentari menyapa semakin lama semakin berpendar terang cahayanya. Beberapa siswa mulai berdatangan dari gerbang sekolah menuju ke kelasnya masing-masing. Lagi-lagi aku melihat jam di tanganku untuk kesekian kali. Nampaknya kegelisahan terlihat jelas di raut wajahku. Kepalaku menoleh ke kanan dan kekiri mencoba mencari sosok yang sudah aku tunggu lebih dari dua puluh menit itu.

"Dimana dia? Kenapa belum datang juga." Kataku sambil menggerutu kesal.

Jam di tanganku pukul pukul 7.10 WIB, murid yang lain yang tadinya bercengkrama di koridor sekolah mulai masuk ke kelasnya ibarat kelinci yang masuk ke lorong-lorong tanah.

Aku duduk di sebuah taman, melihat beberapa kumbang berlalu. Tapi hal itu sama sekali tidak menambahkan tenang hatiku. Dia tak pernah seterlambat ini. Sebulir air mata mulai menetes dari ujung mataku. Lihat saja aku akan benar-benar menghajarnya kalau dia datang nanti. Tiba-tiba 'puk', seseorang mengetuk pelan kepalaku dengan sebuah buku yang di genggamnya. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat seseorang yang beraninya. Tatapan mataku terhenti terpaku menatap yang hitam, menenggelamkan siapa saja yang menatapnya. Wajahnya tegas dan datar tapi memiliki pahatan yang sempurna. Selain mata tajamnya hidungnya juga lancip, selain itu kulitnya putih agak bersinar terkena sinar matahari.

"D-daiwa .." kataku agak tergagap

"Ini bukumu. Sudah ya aku pergi." Dia membalikkan badannya lalu jalan pergi. Aku hanya melihat punggungnya yang tegap itu terus menjauh.

"Tunggu .." seruku setengah berteriak.

"Ada apa?" Katanya sambil menoleh ke arah.

"K-kau ..." tapi kenapa tiba-tiba lidahku terasa kelu. Entah bagaimana emosiku tadi sudah menguap entah kemana. Selalu seperti ini setiap kali aku menatap wajah kak daiwa.

"Hm .. apa ada yang mau kau katakan?" Tanyanya padaku.

"Itu aku .." kemana perginya keberanianku yang sempat memuncak tadi. Ayolah adakah peri-peri taman yang bisa membantuku saat ini untuk menghilangkan dia dari pandanganku sekarang. Aku benar benar tidak tahu harus mengatakan apa jika dia terus menatapku seperti itu.

"Kalau tak ada yang mau kau katakan lebih baik kita segera ke kelas kau tahu aku sudah hampir terlambat." Sambil sambil melihat arloji di bangun.

"Kita?" Kataku Aku berpikir apakah dia mau mengajakku ke kelas bersama. 

Dia mengangkat alisnya "Apa maksudmu?"

"Tidak ada apa-apa. Hehehe Ayo!" Mungkin aku yang terlalu percaya diri. Aku berjalan pelan di belakangnya.

                                   ***

"Hei hari ini kamu ikut tidak ke rumah kak Daiwa?" Tanya seorang laki laki yang berusaha menyamai langkahku saat aku keluar dari gerbang sekolah tadi.

"Entahlah Nick .." kataku sambil menghela nafas.

"Jawaban macam apa itu. Hei apa kau sedang sakit?" Katanya sambil menjulurkan tangan ke dahiku.

"Apaan sih nih aku baik-baik aja." Kataku sambil mengingat kejadian tadi pagi. 

"Hehe, Oke, Kirain kamu sakit." Katanya sambil menunjukkan senyum lebarnya, jadi agak membuatku bergidik ngeri.

 Namanya Nick dia seumuran denganku. Dia anak pindahan sydney satu tahun yang lalu, tempat tinggalnya dekat denganku. Ayahnya seorang pebisnis. 'Hidupku seperti manusia purba, nomaden' kata Nick saat dia mengeluhkan dirinya yang selalu berpindah -pindah. 

Nick berbadan tinggi. Kulitnya putih dengan rambutnya yang agak kecokelatan. Hidungnya yang lancip dan dia punya wajah  bayi. Tingkah konyolnya selalu membuatku terpingkal-pingkal.  

                               ***

Malam ini aku dan Nick akhirnya pergi ke rumah Kak Daiwa. Ini semua karena Nick yang terus memaksaku pergi kesana dengan alasan banyak tugas yang dia tidak dia mengerti. 

"Hei .. kau ini dari tadi aku kasih tahu yang ini gak ngerti juga." Kata kak Daiwa yang mengetukkan pensil berkali-kali ke tugas Nick. Kulihat Nick menggerutu tak jelas sambil menggaruk kepala.

"Begitu saja sombongnya .. ayo del kita pulang" kata nick agak marah. 

"Sudahlah Nick kau diam saja. Lagian dari tadi kak daiwa juga udah ngajarin kamu. Masa .." kataku belum selesai

"Iya iya." Kata Nick memotong ucapanku.

"Eh della. Kamu kan bentar lagi ulang tahun nanti traktir kita ya" kata nick tiba-tiba sambil tersenyum lebar.

"Berisik amat sih Nick Nanti aku pikirin lagi, kamu pergi ke Bali ya hari itu." Kataku pada Nick. 

"Eh iya-ya .. hehe lupa, kalau gitu gimana kalau kamu ikut aku ke Bali nanti aku bilang ke daddy." Kata Nick sambil menggaruk kepala. Kulirik kak Daiwa tidak beres apa-apa. Dari tadi dia hanya berkutat dengan bukunya yang sama sekali tidak mempedulikan ucapanku dengan Nick. Aku berspekulasi Dia tidak peduli dengan ucapan Nick atau tidak peduli dengan ulang tahunku. Malam itu kami terlarut dalam pikiran masing-masing, kecuali Nick yang sedari tadi menunjukkan senyum lebarnya karena pertanyaan terakhirnya belum kutanggapi.

                               ***

Angin berhembus pelan, mengajak daun -daun menari di pepohonan. Semburat kekuningan terpancar dari celah dedaunan. Rumput- rumput juga masih basah karena embun pagi sehingga menambah kesegaran. Kakiku terus menapaki rerumputan sambil menatap lurus ke depan. Hamparan bunga dandelion dan rerumputan terlihat padu jadi sedap. Aku duduk bersandar di bawah pohon rindang. Sambil menghirup segar udara pagi itu aku memejamkan mata.

"Sedang apa kau disini?" Tanya seseorang yang suaranya aku kenal, Masuk indra pendengaranku.

"Kak daiwa .." kataku agak tersentak kaget.

"Kau tidak bersama Nick?" Tanya Kak Daiwa.

"Tidak, aku memang selalu kesini sendiri." Kataku.

"Nggak kenapa-kenapa sih Del, ya biasanya kan kamu selalu sama teman konyolmu itu." Jawabnya dengan datar. Entah alasan jawaban Kak Daiwa sedikit tersulut emosi dan tidak terima jika mengatakan tentang temanku seperti itu.

"Konyol?" Tanyaku agak mencibir.

Dia tidak menjawab pertanyanku. Lalu berlalu. Aku heran dengan dia yang terlewat tidak peduli. Kak daiwa kakak kelasku dan Nick, selisih umur kami dua tahun. Dia murid terpandai di sekolah kami. Setiap kali olimpiade selalu mendapat juara. Wajahnya selalu muncul di majalah sekolah kami. Pernah suatu kali aku melihat Nick menjualnya ke rongsokan dan banyak tingkahnya lagi. Dia sudah bosan dan akan cepat lepas kak daiwa dengan dia, katanya saat itu sambil tertawa. Tapi aku tahu dia tidak serius. Karena kemampuan akademik Nick belum bisa melampau kak daiwa. Dia juga selalu bertingkah berlebihan kalau sedang kesal. Nick dan Kak daiwa selalu bertengkar hal apapun tapi kemudian baikan lagi. Oleh karena itu aku dan Nick kemarin belajar di rumah kak daiwa. Itu sudah rutinitas kita bertiga kalau ada tugas yang tidak bisa aku dan Nick kerjakan. Dan entah kenapa kak daiwa juga tak pernah kami balas. Tapi sikapnya yang agak sombong itu aku dan nick ingin menghajar wajah yang kelewat datar itu.

"Kamu suka disini?" Tanyanya tanpa menaikan wajah. 

"Lumayan .." kataku agak sebal karena dia tidak menjawab pertanyaanku sebelumnya.

"Kau tahu embun yang kau injak itu." 

Akupun menolehkan kepalaku melihat rumput gepeng yang sudah aku injak, buatku tersenyum meringis. Apa yang dia bicara pikirku saat itu.

"Embun itu datang waktu pagi tapi setelah terkena sinar matahari dia hilang rumput menjadi kering dan hilang kesegarannya. Tapi besok akan ada lagi."

"Apa maksudmu?" Tanyaku bingung karena kupikir pelajaran apa yang dia jelaskan. Apa karena terlalu jenius jadi bacalah tidak jelas.

'' Begitu juga dengan perasaan manusia. Datang dan pergi sesuka hati. "

"Aku tidak mengerti." Kataku pelan tapi kak daiwa pasti dengarnya.

"Kau memang tidak pernah mengerti!" Kata kak daiwa padaku lalu berlalu pergi. Apakah aku terlalu bodoh karena dia marah.

                              ***

"Sudah jangan menangis Udah jelek begini juga." Kata nick memelukku. Akupun nick karena ucapannya.

"Lama banget sih kamu. Aku kan ngga ada temen main." Kataku agak terisak, sebenarnya bukan karena itu saja tapi karena teringat sikap kak daiwa beberapa waktu lalu.

"Iya .. kau mau es krim?"

Aku pun mengangguk Hari ini Nick pulang dari Bali setelah dua minggu pergi bersama keluarga. 

"Seharusnya kau yang mentraktirku aku sudah ulang tahun." Katanya mencibir.

"Lain kali lah. Hehe." Kataku pada Nick.

"Oke kau tunggu disini, aku beli dulu."

Aku menunggu di bawah pohon. Ini tempat yang sama seperti perjumpaaanku dengan kak daiwa. Sudah dua minggu ini aku tak pernah melihatnya. Rasanya malas apalagi ada ada yang menemaniku. Aku menghela nafas pelan sambil melempar batu-batu kecil.

"Kau disini?" Kata kak daiwa yang tiba-tiba muncul di sebelahku. Aku pun agak terkejut.

"Begitulah" kataku datar.

"Kau habis menangis?"

Aku diam tak menjawab pertanyaannya. Aku harus mengikutinya Nick. Aku pun mau berlalu kalau saja kak daiwa tidak suka lenganku seperti saat ini. Sampai membuatku berhenti langkahku.

"Kau suka nick?" Tanyanya pelan.

Aku tidak menjawab pertanyaannya karena ada yang sedang kita sedang sedang menunggu di belakang kami. Nick membawa dua buah es krim favoritku sambil tersenyum. Tapi saat itu kulihat senyum Nick terus menghilang.

 

                            

 

 

Tags: Romance

How do you feel about this chapter?

3 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bulan dan Bintang
5013      1369     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah
788      435     8     
Short Story
Sobara adalah anak SMA yang sangat tampan. Suatu hari dia menerima sepucuk surat dari seseorang. Surat itu mengubah hidupnya terhadap keyakinan masa kanak-kanaknya yang dianggap baginya sungguh tidak masuk akal. Ikuti cerita pendek Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah yang akan membuatmu yakin bahwa masa kanak-kanak adalah hal yang terindah.
DEUCE
607      324     0     
Short Story
\"Cinta dan rasa sakit itu saling mengikuti,\" itu adalah kutipan kalimat yang selalu kuingat dari sebuah novel best seller yang pernah kubaca. Dan benar adanya jika kebahagiaan dan kesakitan itu berjalan selaras sesuai dengan porsinya..
Nona Tak Terlihat
1633      1043     4     
Short Story
Ada seorang gadis yang selalu sendiri, tak ada teman disampingnya. Keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh sekitar. Ia terus menyembunyikan diri dalam keramaian. Usahanya berkali-kali mendekati temannya namun sebanyak itu pula ia gagal. Kesepian dan ksedihan selalu menyelimuti hari-harinya. Nona tak terlihat, itulah sebutan yang melekat untuknya. Dan tak ada satupun yang memahami keinginan dan k...
FORGIVE
1716      585     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
Novel Andre Jatmiko
7600      1701     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...
HADIAH PALING BERHARGA
522      340     4     
Short Story
Seorang wanita yang tidak bisa menerima kenyataan, keharmonisannya berubah menjadi kebencian, sebuah hadiah yang mengubah semua hal tentangnya .
dr. romance
881      505     3     
Short Story
melihat dan merasakan ucapan terimakasih yang tulus dari keluarga pasien karena berhasil menyelamatkan pasien.membuatnya bangga akan profesinya menjadi seorang dokter.
Akhi Idaman
1156      711     1     
Short Story
mencintai dengan mendoakan dan terus memantaskan diri adalah cara terbaik untuk menjadi akhi idaman.
Too Sassy For You
1206      524     4     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?