Hawa sejuk di pagi hari terasa ingin tetap di bawah selimut hangat. Liburan sekolah hampir habis, sebentar lagi akan masuk sekolah ketingkat lebih tinggi. Ya lebih tepat nya masuk ke SMA. Masa di mana banyak hal baru yang menyenangkan. Pikir ku begitu.
“hooaamm..... masih pagi banget” ujarku sambil mengucek mata karna masih mengantuk.
“selamat pagi sayang,mau teh melati,sayang?” ujar mama.
“boleh mah yang hangat deh” ujarku.
“siap! Segera di buat kan” ujar mama.
Mama pun segera membuat teh melati hangat dan harum melatinya memenuhi rumah.
“nih teh melatinya” ujar mama.
“makasih mama” ujar ku sambil tersenyum. Mama pun ikut tersenyum.
Semabari minum teh buatan mama, aku mengecek hp ku ada yang mengirim chat aku atau tidak ketika aku tidur. Ternyata tidak ada sama sekali. Lalu ku matikan hp ku, belum lama kemudian hp ku berbunyi. Kulihat ternyata Lili sahabatku mengirim chat. Nama asli nya “Lili Yanti” biasa di panggil Lili. Kami bersahabat sejak Smp.
*hei! Riana mau ikut ke pasar malam atau tidak?* Lili
*tunggu sebentar aku bilang ke mama dulu!di perbolehkan pergi atau tidak* aku
*okay! Ku tunggu*
“mama! aku boleh tidak ikut ke pasar malam tidak sama Lili?” ujar ku
“hm... mama juga nanti malam mau pergi juga. Okay, boleh dari pada kamu sendirian di rumah,kamu boleh nginap di rumah Lili,karna mama pulang pagi sama papa.” Ujar mama
“ makasih mama”ujar ku gembira
*Bagaimana?* Lili
*dibolehin sama Mama,tapi nanti aku nginap dirumah mu juga,boleh?* aku
*tentu saja* Lili
*jadi kesana jam berapa?* aku
*gimana kalo sore??* Lili
*okay! Ajak Camelia juga?* aku
Camellia juga sahabat ku di masa SMP
* sudah, kita bertiga akan kesana nanti sore!* Lili
*okay makasih* aku
Lalu aku pun mematikan hp ku. Dan segera membantu mama hingga siang hari. Sambil menunggu sore hari aku mencoba membuat makanan yang dulu nya pernah gagal. Setelah mencoba beberapa kali tetap gagal
“ugghh... masih gagal, memang bukan bakat nya” gumamku “tidak apa lah, besok buat lagi sampai berhasil” ujarku. Lalu aku pun melihat jam. Jarum jam pendek hampir mendekati angka tiga. Dan segera membereskan alat yang kupakai tadi untuk memasak, lalu berjalan cepat menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, segera berpakaian dan bersiap pergi. Aku pun mencari mama untuk pamit pergi
“mama! Aku mau pergi sekarang” ujar ku
“eh? Sekarang?? Tidak malam aja ?sudah bawa baju ganti?? Uang jajannya??” ujar mama
“sudah kok ma! Kalo boleh uang jajan nya di tambahin mama tidak masalah hehehe” canda ku
“oh.. ya sudah nih mama tambahin” ujar mama semabari mengasih uang untuk ku
“eh bercanda kok mama!” ujar ku sambil terkejut karna di kasih uang banyak
“sudah bawa aja, nanti juga perlu” ujar mama
“ah.. i-iya” ujar ku nurut. Padahal tadi cuman niat bercanda saja. Jadi begini, Bersyukur saja lah
Lalu aku pun mengambil sepeda. “aku pergi dulu ya mama!” ujarku
“hati hati dijalan, kalo mau menyebrang hati hati” ujar mama
“iya, makasih mama” ujar ku sambil melambai tangan ke mama dan lansung menaiki sepeda
Aku melaju dengan cepat bersama sepedaku, menelusuri jalan menuju pasar malam yang di bicarakan Lili tadi pagi.
Nanti beli apaya??.batin ku. Setelah sampai aku lupa akan ketemuan dimana. Segera ku buka hp ku. Dan menchatting Lili
*Lili? Kumpul dimana?* aku
Lili chat nya masih berstatus off. Jadi agak menunggu lama. Lalu aku berpikir untuk memarkirkan sepadaku dulu di tempat parkiran. Tidak lama kemudian Lili mengechat ku.
*di kios eskrim aja. Aku lagi makan es krim* Lili
* okay segera kesana* aku
Aku pun segera memarkir sepedaku. Dan berlari menuju kis eskrim yang di sebut Lili tadi. Setelah mencari beberapa kios es krim akhir nya aku menemukan Lili di kios es krim yang Lili bicarakan. Lili pun menengok ke arahku dan melambai tangan ke arah ku.
“Riiaannnaa....!!!” panggil Lili
“oh disana..!” ujarku sambil melambai tangan ke arah Lili,dan berjalan menuju Lili berada. Belu lama kemudian Camellia datang. Entah mengapa hati ku bahagia hanya bertemu dengan mereka. Camellia pun ikut membeli eskrim dan duduk manis bersama kami berdua.
“mm... delicious” ujar camellia
“eh liat ada bule” terlihat seseorang menunjuk jari nya ke arah kami. Ya,lebih tepat nya si Camellia. Dia punya darah orang eropa dari nenek nya yang biasa ia sebut “Oma”. Jadi muka nya mirip mirip bule. Karena terlihat bule, pernah ingin mengecat rambut nya jadi hitam seperti kami. Tapi, sama saja muka nya tetap terlihat bule.
“tuh di panggil, hihihi” ujarku bercanda
“ih... apaan sih? tidak mau!” ujar camellia.
“ cie marah!” goda ku
“ tidak, aku tidak marah” jawab camellia ngambek. Aku pun tertawa melihat camellia ngambek.
“eh aku mau beli creeps, mau ikut??” ujar Lili
“ikut! Riana tinggal aja deh. Jangan ikut” ujar Camellia masih marah
“ih... jahat” ujarku
“hehehe” tawa camellia
Aku pun mengejar mereka dan berjalan bersama mencari kios yang ingin Lili cari. Setelah lam berjalan jalan di pasar malam ini. Aku melihat kios ikan. Sebenarnya aku tak peduli, tapi Lili malah ingin menangkap ikan koi dan lupa dengan si creeps. Lili dan Camelia sibuk menangkap ikan koi. Dan aku melihat lihat kios yang di depan kios ikan tersebut. Ada kios yang menjual benda benda antik. Bukan nya aku suka. Tapi ada benda yang menarik perhatian ku. Anting berbentuk Jam kecil yang terlihat di balut kristal indah. Mata ku terus tertuju pada anting itu.
“itu sangat cocok untuk mu” ujar ibu penjual itu. Aku pun terkejut. Biasa nya ini trik para penjual dengan kata menggoda. Membuat seseorang jadi membeli barang tersebut.
“ tidak bu, saya tidak beli” ujar ku
“oh untuk kamu sangat murah kok, bisa saya diskon untuk” ujar ibu itu. Ini lah yang aku tidak suka, pemaksaan untuk membeli
“saya hanya melihat lihat saja dan hanya ingin tau saja kok bu,hehe” ujar ku
“oh... kukira kamu ingin membeli, karena kamu bukan orang biasa pada umum nya” ujar ibu penjual itu.
“ apa maksud ibu?” tanya ku
“kamu bisa lihat benda benda ini? Apa kah ada cahaya atau asap hitam keluar?” ujar ibu itu. Benar sih terlihat. Karena aku ini bisa di katakan spesial atau bisa di katakan penyakit bumi.
“tidak” bohong ku
“jangan bohong ibu juga sama seperti mu. Tidak apa ibu tidak akan melapornya pada “Iext”, untuk apa ibu melaporkanya, tidak akan mendapat apa apa.” Ujar ibu itu
Iext adalah organisasi yang membasmi para makhluk gaib dan yang berkaitan dengan spritual. Jika kami ketahuan, kami akan di bunuh. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu, seorang pengguna spritual menyalah gunakan kekuatan nya. Dan menjadi seorang pembunuh. Di kala itu dia ingin bunuh diri, tapi sebelum nya dia mengaku seorang pembunuh. Lalu dia berkata “ ada seseorang yang akan menggantikan ku dengan kekuatan yang sama sepertiku”. Lalu ia menerbangkan gedung kantor kaya yang sedang naik daun dan menjatuhkan gedung itu di atas diri nya sendiri. Ribuan orang meninggal sia sia. Sebenarnya aku,camellia,dan Lili juga korban kejadian itu. Kami sedang ada di cafe baru. Dan tiba tiba ada runtuhan dinding bejatuhan di atas kami.Tapi karena aku punya kekuatan itu, aku lansung membuat pelindung. Kekuatan ku masih rendah hanya beberapa orang saja yang terselamat kan.
Lalu berapa jam kami di temukan oleh tim penyelamat. Orang orang yang kuselamatkan mengatakan sebenarnya pada tim penyelamat. Akhirnya aku direkap oleh pemerintah. Seharusnya aku sudah dilenyapkan. Tetapi, pemerintah malah berterima kasih dan membiarkan ku pergi. Karena aku telah menyelamat kan orang yang ada dicafe tersebut. Ucapan terimakasih itu membuat ku kesal, karena aku tidak menyelamat kan semua orang disana.
“kamu mau beli yang mana?” ujar ibu itu. Aku terkejut karena tadi melamun masa lalu ku.
“nggak deh bu, atau tanya saja anting ini kenapa mengeluarkan cahaya yang berbeda dari benda benda antik lain nya?” ujar ku
“ jika berbeda artinya spesial, kalo mau ibu berikan setengah harga dari barang itu. Barang ini sangat langka. Kamu bisa merubah takdir melalui waktu” ujar ibu itu
Merubah takdir? Artinya aku bisa menyelamat kan orang orang itu di masa lalu. Batinku
“tapi ini sesuai dengan kekuatan mu saat itu. Jika saat itu kau lemah, jika menggunakan ini dan kau kesana, kau tetap lemah” ujar ibu itu
Berarti tidak bisa. Hanya sebisa nya saja pada waktu itu. Batin ku
“mau beli?” ujar ibu itu.
“ahahaha” jawab ku
Sementara di tempat lain, Camellia dan Lili melupakan ku dan bermain berdua di kios lain.
“lho Riana kemana?” ujar camellia
“lah tadi di belakang ku” ujar Lili
“masa?” tanya Camellia
“yuk cari ah!” ujar Lili
“hayuk” ujar camellia. Dan mereka pun mencari saya di beda jalan.
Sementara saya malah membeli anting tersebut. Harga aslinya memang tinggi. Aku mengecek di internet lewat hp ku. Dan benar, hanya orang yang tidak peduli harganya dan lansung membelinya. Uang hidup saja susah. Tapi anting ini diskon sama ibu 75%. Aduh berasa bersalah,Tapi mau. Terasa ada yang hilang. Aku pun mengecek barang barang ku. Mungkin saja ada yang tertinggal. Tapi tidak ada.
“Riana....!!!!????” teriak seseorang dari belakang. Aku menengok ke belakang. Ternyata bukan seseorang kuharap kan
“oh kamu, kukira siapa. Ngapain disini” ujarku.
Dia tetanggaku yang kebetulan banget rumah dia bersebelahan dengan rumahku.
“kenapa? Pasar malam kan asyik. Daripada pasar pagi” ujar Riko.
“hmm terserah” ujarku
“oh ya ini aku bawa kemmy buat mu. Aku udah susah susah payah ngajak dia cuman buat ketemu dengan mu” ujar Riko dengan gaya bangga
“ hah? Maksud mu apa? Buat apa ketemu sama aku. Tidak ada gunanya ketemu aku” ujar ku
“berarti kamu tidak berguna” ujar Riko dengan lantang. Mulutnya sangat pintar sekali ngomong.
“hm? Aku tidak mendengar apa yang kamu kata kan, tolong ulangi sekali lagi” ujar ku geram. Menahan amarah untuk tidak ribut.
“kamu tidak berguna kan? Kamu yang ngomong sendiri, kenapa?” ujar Riko
“ngajak ribut yah?” amarah ku ingin meluap sepenuhnya.
“ Riana, mau?” ujar Kemmy sambil memberi takoyaki yang ia beli
“mauu...!! makasih deh” ujarku dan emosiku mereda
“eh..? aku tidak di belikan??” ujar Riko
“huh? Mana ada cowok jahat seperti mu akan di belikan” ujarku mengejek
“nih” kemmy memberikan permen kecil rasa strawberry di tangan Riko. Riko terdiam kaku karna shock dikasih permen layaknya anak kecil oleh teman nya sendiri
“pfffttt....bwahahahahaaha!?!?!? Anak kecil!?hahahaha” aku tertawa karena dianggap anak kecil.
“hei kemmy! Kau menganggap aku apa?” ujar Riko dengan suara datar dan muka murung.
“udah terima aja. Bersyukur kalo di kasih sesuatu sama orang”ujar ku
“haha iya” ujar riko dengan wajah masam. Dan tiba tiba wajah nya kembali ceria. Perasaan ku nggak enak. Sesuatu jahat kembali.
“hahaaha iya! Aku cuman di kasih permen biar tubuh ku tetap ideal. Kalo di kasih makanan pasti akan gemuk,huwahahahaha!” dengan sombong nya dia berkata seperti itu.
“hah? Jadi kamu bilang aku gemuk gitu? Ngajak ribut?” ujarku
“huh? Siapa?? Tidak tuh?”ujar Riko. Kemurungan nya tidak akan lama. Pasti akan ada kata untuk menjadikan ia ceria lagi untuk dirinya sendiri.
“Riana!!!??”
Suara Camellia.pikirku. Dan benar saja ada Camellia dan Lili mencari ku. Muka mereka sampai berkeringat dan nafas mereka terengah-engah karena berlari saking semangat nya mencari ku.
“kalian dari mana saja? Aku di tinggal” ujar ku
“maaf maaf kami keasikan main jadi tidak ingat di sekitar.” Ujar camellia
“oh ada Kemmy sama Riko” ujar Lili
“yoo, apa kabar!” ujar Riko
“ah! Gimana hubungan kalian, Riana dan kemmy” ujar Lili, berpaling dari Riko
“jahat!! Aku tidak di pedulikan” ujar Riko
“masa? Kalian belum ada hubungan apapun??” ujar Lili tidak peduli
“jaaahhhhaattt!!!” ujar Riko merengek minta di perhatikan
“Riko gimana kabar nya” ujar Camellia
“aku sangat sehat sekali, wahai wanita bule” ujar Riko
“hihihi, seperti biasa kamu suka melawak dengan sebuah ejekan” ujar camelli tertawa kecil dengan manis. Wajah Riko memerah bagai strawberry yang baru saja matang.
“camellia, anu... kamu...” kata kata Riko masih belum selesai
Hup! Aku pun menghalangi Riko dan camellia dengan badan ku.
“ngapain sih?” ujar Riko marah
“pergi sana kepiting mesum!” ujar ku memasang muka suram agar si Riko nggak macam macam
“huh? Siapa yang kepiting?” ujar Riko dengan nada tinggi
“hooo.... marah ya? Sensitive amat” ujarku
“tidak aku tidak marah tuh!” ujar Riko
“fufufufu, berarti kalo aku menghalangi hubungan kalian kamu marah yah?” ujar Lili
“wah! Keadaan menjadi terbalik” bisik Kemmy
“wahahaha! Akhir nya aku bisa menemukan titik lemah Riko sekarang” ujar ku dengan bangga
“hal yang sama tidak akan mempan!” ujar Riko
“ Liat saja nanti, kamu akan berlutut dan memohon maaf atas kejahilan mu. hahahaha ” ujar ku, berlagak layak nya orang kejam.
“Riana aku ingin naik biang lala sebelum kembang api di nyalakan”ujar Lili
“kembang api mulai jam 10 malam, ini baru jam 8. menunggu 2 jam lagi.” Ujarku semabari melihat jam di hp ku
“kalo ada kalian 2 jam itu sangat sebentar. Ayo kita main game yang ada sebelum melihat kembang api” ujar Lili
“okay, ayo taruhan yang menang banyak traktir” ujar Camellia
“eh... harus nya yang kalah dong biar dapat hukuman” ujar Riko
“nggak seru dong! Apalagi bakat kalian di game kan. Jurinnya Lili.” Ujar Camellia
“eh? Aku juga ikut main!” ujar Lili
“iya kamu ikut, tapi kamu tidak ikut taruhan main ini, kamu bebas” ujar Camellia
“ setuju!” seru Lili
“yuk kita mulai game nya!” semangat Camellia
“ayok!” jawab semangat kami serempak. Kami pun berjalan mencari kios kios game semacamnya bersama sama. Sinar kebahagian bersinar terang di malam hari. Banyak terlihat bahagia ketika bersama orang yang mereka sayangi datang ke tempat ini.
Kami bermain tembak sasaran,catur, lomba makan cemilan pedas,dan masih banyak lagi. Rasa nya bahagia sekali. Aku ingin hubungan kami ini terus ada dan selamanya ada hingga panggilan dari atas menjemput. Tak terasa tinggal beberapa menit lagi akan mencapai jam 10 malam. Benar kata Lili, kal bersama 2 jam itu sangat sebentar
“ eh sebentar lagi mau jam 10 mau pesan biang lala nya nggak?” ujar ku
“oke oke! Ayo kita kesana!” ujar Lili dengan penuh semangat. Karena dia sangat suka sekali naik bianglala.
“ikut!” ujar Camellia mengejar Lili yang sudah duluan lari ke tempat bianglala.
“Kemmy, Riko mau ikut naik bianglala?” tanya ku pada Kemmy dan Riko
“ eh, tidak usah deh! Aku mau pulang, Besok aku ada acara sama keluarga. Jadi aku harus tidur cepat. Pulang dulu yah! Bye!” ujar Riko dan berjalan pulang kerumahnya
Hmm? Tumben ngomong nya lembut, biasanya nusuk kalo ngomong.batin ku
“kalo Kemmy? Masa aku sendiri naik bianglala” tanya ku
“A-A-Aku ada adik dirumah sendirian! A...aku harus pulang,hehe. Mmm.... a-a-aku pulang yah! Sampai besok!?” ujar kemmy dan langsung berlari meninggal kan aku sendiri.
Hwaahh.... sendirian. Apa tidak usah naik biang lala?? Tapi ingin naik juga!! Masa sendiri?? Ikut naik? Atau tidak?. Batin ku. Biang lala di sini hanya mencukup 2 orang saja. Kalo bisa 4 orang kan aku bisa ikut juga.
“bodo amat lah! Naik saja” gumam ku. Dan aku pun membeli ticket untuk menaiki bianglala tersebut. Ternyata Camellia dan Lili sudah naik 2 kali. Huwah... mereka asyik sendiri. Aku di tinggal. Sudah jam 10 tepat. Tetapi kembang api belum terbang di langit. Ada terjadi sesuatukah??. Dari antrian yang panjang akhir nya pun aku bisa menaiki bianglala ini. Petugas memberi senyuman hangat seperti biasa dan memberi konstrusi agar tetap aman.
“ akhir nya naik!!” ujar ku.
Aku pun segera naik. Terlihat Camellia dan Lili sudah di puncak. Aku baru saja naik. Ketika bianglala nya naik dengan perlahan. Terlihat dari sini pasar malam ini sunguh ramai sekali. Yang paling ku suka adalah senyuman mereka. Itu sangat membuat ku senang.ketika aku hampir di puncak. Aku melihat Camellia dan Lili mengantre lagi.
Kalian mau berapa kali naik!??? Suka banget itu tidak usah segitu nya juga!?? Terobsesi sangat!!. Batin ku. Tiba tiba bianglala nya terhenti.
“ah karma!”gumam ku
Duarrr!
Aku terkejut. Suara kembang api sangat dengan ku. Aku bisa melihat dengan jelas kembang api itu terbang di sekitar ku dan memekar di atas ku dengan indah mempesona.
“oh bukan karma. Memang sudah takdir.” Ujarku
Tak lama kemudian bianglala yang kunaikki berjalan lagi.sesampai nya di bawah camelia dan Lili pun melambai ke arah ku tanda mereka memanggil ku. Aku bergegas kesana.
“iihh... Riana! Kamu beruntung sekali!! Bisa melihat kembang api dari dekat. Aku juga mau!!” ujar Camellia
“fufufu dewi fortuna sedang di pihak ku, lagian kalian berapa kali naik sih? Sampai segitunya bolak balik naik terus? Ada apa?” ujar ku
“thats it!. Kami berdua pengen lihat kembang api dari dekat seperti kamu tadi” ujar Camellia
“iyup” jawab Lili
“ ya ampun” jawab ku sambil menggeleng kepala karena tingkah laku mereka.
“ pulang yuk sudah malam,Lili aku nginap di rumah mu yah. Mami, dan papi sedang di luar negri. Jadi aku sendirian dirumah. Tidak papa kan?” ujar Camellia
“ah! Aku lupa bilang juga mama dan papa ku masih kerja disana. Kunci rumah di bawa mama. Jadi aku nginap dirumah mu boleh. Boleh sih... tapi kalian mau tidur dimana?? Keluarga besar ku semua ada di rumah sekarang. Lusa mereka baru pulang. Bagaimana?” ujar Lili
“ eh... ya udah deh...” ujar Camellia lesu
“maaf ya camellia, Riana.” Ujar Lili
“eh? It’s okay, im fine!” ujar Camellia
“iya tak apa! Mungkin aku menginap di rumah Camellia saja,bolehkah?” ujar ku
“ of course! Why not??” ujar Camellia
“tanks” jawa ku
Aku,Camellia dan Lili berjalan searah. Rumah Lili dan Camellia hampir berdekatan,jika dengan ku jarak rumah ku dengan rumah mereka di pisah 4 rt. Itu saja lumayan jauh. Tiba tiba aku teringat kenangan sebelum berteman akrab denga mereka
Lili itu dulu nya sangat pendiam. Benar benar pendiam dan anak nya suka menyendiri. Aku suka mengajak ngobrol ketika istirahat, tapi reaksi nya cuek. Tapi aku tertarik dengan anak ini. Jadi aku terus mendekat nya seperti di kala istirahat aku mengajak dia makan bersama, ketika ada giliran pindah tempat duduk aku selalu duduk di sebelahnya, dan selalu nempel pada nya. Lili waktu itu pernah berkata “ kamu punya niat apa sampai segitunya nempel ke aku??” ujar nya. Nyesek sih, tapi aku ingin sekali berteman dengan nya. Ada dimana aku sudah menyerah untuk berteman dengan nya karena tidak ada hasil nya. 2 hari kemudian dia malah nempel banget sama aku. Sekarang ya beginilah anak nya. Ceria, bawel, banyak protes, banyak curhat.
Kalau dengan Camellia lebih jauh dari cerita Lili. Dulu aku mendengar kabar ada anak baru di Smp ku. Kata nya orang Bule. Sebenarnya aku benci banget sama bule, aku tidak tau alasan nya. Karena hati ku sangat menolak yang berhubungan dengan luar negri ketika aku Smp. Waktu itu Smp ku ada acara pramuka sampai menginap di sekolah. kelasnya sudah di tentukan untuk menjadi ruang tidur, aku melihat aku akan ada dikelas mana. Ternyata aku malah satu ruang dengan nya bukan bersama Lili. Aku pun langsung pergi ke kelas untuk menata kasur lipat ku dan ku tata di pojok ruangan. Dan aku pun lega. Ketika saat nya tidur aku kaget. Ternyata, aku tidur bersebelahan dengan camelia. Aku menatap nya dengan penuh kebencian. Tapi ia menjawab dengan senyuman manis dan memperkenalkan dirinya. Kejam nya aku (maaf kan saya yang jahat ini). Aku akrab dengan nya ketika dia memberiku permainan yang seru, aku sadar dia ternyata rang nya seru juga. Jadi berteman deh gara gara itu.
“eh iya !! sepeda nya!! Ketinggalan” teriak ku
“eh???buruan ambil, malah ikutan jalan sama kita” ujar Camellia
“eh iya iya” jawabku dan berlari menuju parkiran sepeda
“ Riana !!! mau di temani?” teriak Lili
“tidak usah! Duluan aja nanti nyusul!!?” teriak ku karna sudah berjauhan dengan mereka.
Aku berlari sekencang mungkin. Sesampai nya di parkiran,aku segera mencari sepeda
"Ini dia!" Seruku dan segera menaik sepedaku dan melaju kencang layak pembalap motor.
Terlintas ada sebuah mobil ambulan melaju cepat denga sirine yang bising. Aku segera meminggir dan mempersilahkan ambulan itu lewat. Mobil ambulan itu pun berhenti di dekat segerombolan orang. Rasa penasaran pun muncul. Aku segera memakir sepedaku di dekat tiang listrik. Dan berjalan menuju tempat kejadian.
Di tengah tengah banyak orang, seseorang menepuk pundak ku dengan lembut. Dengan respon aku menengok ke belakang. Ternyata Lili yang menepuk pundak ku .
"Makasih yah sudah mengajak ku hari ini, hari ini sangat menyenangkan. Aku pulang yah, aku sudah di jemput kaka ku" ujar Lili. Aku belulum mengatakan apa pun Lili hilang dari pandangan ku. Aku segera mencari camellia
"Eh? Itu bule?"
"Eh iya bule tuh bule!?"
"Kasian mereka korbanya. Padahal mereka masih kecil"
"Bule??" Seru ku. Perasaan ku gelisah. Aku pun segera berjalan menuju kejadian.
Sesampai,bau darah terhirup oleh hidung ku, aku pun melihat darah bergenang di mana mana.
"Tidak mungkin!"