Senja telah datang. Matahari mulai kembali keperaduannya. Sebuah mobil Fortuner hitam keluar dari sebuah kantor ternama di Bandung. Di dalamnya ada seorang pria berusia 25 tahun sedang mendengarkan alunan lagu Apa Adanya - Hivi. Ia adalah Darian Tristan. Darian merupakan seorang manajer di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri, pria yang mapan, bermata belo, memiliki tinggi 180cm, bertubuh kekar, dan memiliki warna kulit kuning langsat. Darian tersenyum kecut. Ia teringat seseorang yang sangat menyukai band Hivi. Seseorang itu adalah pengisi hatinya yang juga teman Darian pada masa sekolah dasar dan sekolah menengah atas. Seseorang yang telah berada di hatinya sejak ia dibangku sekolah menengah atas dan seseorang itu tidak mengetahuinya. Perasaan bersalah merasukki dirinya. Jika dahulu ia tidak menyakiti seseorang itu maka saat ini seseorang itu menjadi miliknya. Darian menghela nafas kasar. Pikiran dan perasaan itu telah menghantuinya sejak ia menjadi mahasiswa dan tidak ada satu orang pun yang tahu. Sesungguhnya, sudah lama Darian ingin menemui seseorang itu tetapi rasa takut menyakitinya kembali dengan hadir kembali ke dalam kehidupan seseorang itu masih menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan oleh Darian.
Malam harinya sebelum Darian tidur seperti biasa ia membuka sebuah akun instagram bernama DaliciaRasty. Hal itu ia lakukan agar bisa meluapkan rasa rindunya. Rindu yang selalu hadir setiap malam sejak ia menjadi mahasiswa dan terpisah oleh Dalicia. Saat itu, Darian memilih salah satu universitas di Bandung sedangkan Dalicia memilih salah satu universitas di Yogyakarta. Senyum dibibir Darian merekah kala melihat foto-foto dari si pemilik akun yang sedang tersenyum. Darian dan Dalicia masih berteman baik dalam sosial media. Dalicia memulainya terlebih dahulu. Darian tidak habis pikir bahwa Dalicia masih ingin berteman dengannya meskipun Darian sudah menyakitinya. Dalicia Rasty sebuah nama yang diingat oleh Darian ketika ia bangun dan sebelum tidur. Seorang wanita yang saat ini berprofesi menjadi guru, memiliki sikap ramah dan friendly, pintar, cantik, berambut hitam dengan panjang sebahu, berkacamata adalah alasan Darian untuk tetap sendiri dan menutup hatinya untuk wanita mana pun. Darian sadar bahwa dirinya hanyalah seorang pengecut dan dikuasai dengan sebuah perasaan rendah diri.
***
Libur natal dan tahun baru telah tiba. Dalicia menikmati liburannya dengan pulang ke kampung halamannya di Cianjur. Dalicia selalu rindu dengan kedua orang tuanya. Bagi Dalicia, keluarga adalah kebahagiaanya dan tujuannya untuk hidup. Dalicia sangat menyayangi keluarganya. Maka dari itu, keinginan Dalicia untuk pulang sangat besar. Akan tetapi, rutinitasnya sebagai seorang guru di salah satu SMA di Bogor tidak memungkinkan Dalicia untuk sering pulang kerumahnya. Dalicia hanya bisa pulang setiap enam bulan sekali yaitu, pada saat kenaikkan kelas dan libur natal dan tahun baru. Selain itu, setiap berada di Cianjur, Dalicia teringat seseorang yang amat ia cintai sejak ia masih duduk di sekolah menengah atas. Seseorang yang telah menyakitinya dan membuatnya sempat membenci orang itu. Tidak dalam waktu lama Dalicia membenci orang itu karena rasa bencinya kalah dengan rasa cintanya. Sejak kejadian itu, Dalicia mencoba berpindah hati. Ia mencoba menjalin hubungan dengan beberapa pria tetapi selalu berakhir di tengah jalan. Ia sadar bahwa hatinya masih dimiliki Darian.
Suatu hari, Dalicia sedang bersantai di ruang tamu rumahnya. Hampir saja ia tertidur karena suasana sejuk di sore hari. Terdengar suara ketukan dari pintu rumahnya membuat Dalicia tersadar dan membukakan pintu. Ia terkejut dan tidak percaya dengan orang yang dilihatnya. Hatinya berdegup kencang.
“ Hai “, kata orang itu sambil tersenyum.
“ Ka… Kamu? Kok bisa? “ tanya Dalicia bingung.
Darian tidak menjawab. Darian terpana dengan kecantikkan Dalicia saat ini. Dalicia lebih cantik daripada di foto.
“ Hei? “ tanya Dalicia menyadarkan Darian.
“ Eh.. ini.. Aku tadi liat snapgrammu yang kamu lagi masak sama mamamu, terus kebetulan banget aku lagi pulang, ya udah aku ke sini aja “, jawab Darian tersenyum kikuk.
Sungguh Darian ingin sekali memeluk wanita yang ada dihadapannya. Ia sangat rindu dengan wanita itu.
“ Oh gitu... masuk “, kata Dalicia mempersilahkan Darian.
Mereka duduk berhadapan.
“ Tumben dapet libur? “ tanya Dalicia basa-basi sambil menghilangkan rasa gugupnya.
“ Sebenarnya tiap tahun dapet libur tapi mama papa slalu ke Bandung jadinya jarang ke Cianjur. Kebetulan mama papa lagi mau tahun baruan di Cianjur, ya udah aku yang balik “, jawab Darian.
“ Oh begitu… Jadi, apa faktor utama kamu ke sini? “ tanya Dalicia.
“ Ada yang pengen aku omongin”, ungkap Darian.
“ Apa? “ tanya Dalicia kembali.
“ Ini serius… Kamu sebenarnya udah maafin aku belum? “ tanya Darian.
Dalicia menghela nafas panjang.
“ Itu kan udah selesai dari kapan Tan “, jawab Dalicia.
Darian tersenyum. Ia rindu dengan panggilan itu. Hanya keluarga dan Dalicia yang memanggil dirinya dengan nama Tristan.
“ Jujur Al…. Aku tau maafin orang itu gak mudah dan butuh waktu lama. Apalagi hal yang aku lakukan itu jahat. Kalau kamu emang belum bisa maafin ak… “
“ Aku udah maafin kamu sejak di semester 4, Tan “, potong Dalicia sambil menatap mata Darian tajam menujukkan keseriusan.
“ Makasih Al udah maafin aku. Kamu orang yang sangat baik. Ada satu hal yang aku pengen omongin lagi sama kamu Al.. “ kata Darian.
“ Apa? “
Darian menutup matanya sambil menarik nafas.
“ Aku sayang kamu, Al “, ungkap Darian lega.
Dalicia melebarkan kedua matanya. Ia terkejut dengan pernyataan Darian.
“ Ini maksudnya apa Tan? Kamu muncul tiba-tiba dengan pernyataan itu! Aku gak habis pikir sama kamu! Belum cukup kamu mainin perasaan aku? Ini kamu bercanda? Ini kamu lagi pengen mainin perasaan aku lagi kan? “ tanya Dalicia meninggi. Dalicia mulai kesal.
“ Al, aku serius. Aku sayang kamu sejak dulu. Aku sayang kamu sejak kita masih SMA “, ungkap Darian lagi.
“ Kamu ngomong ini baru sekarang? Kenapa gak dari dulu? Kamu kemana aja Tan selama 8 tahun ini?“ cecar Dalicia dengan nada yang lebih tinggi lagi daripada sebelumnya. Amarah Dalicia mulai memuncak.
“ Al… tolong dengerin aku dulu. Aku bakal jelasin semuanya sama kamu “, pinta Darian.
Dalicia menghela nafas panjang dan mencoba untuk meredakan amarahnya. Tak beberapa lama Dalicia mengangguk.
“ Al… kamu masih ingat kejadian waktu kamu suka sama aku sampai aku melakukan kesalahan? “ tanya Darian lembut.
Pikiran Dalicia kembali kepada beberapa tahun silam.
***
Dalicia adalah seorang siswi pintar dan terkenal. Semua warga sekolah mengenalnya karena kepintarannya dan juga keaktifannya di OSIS. Tak hanya itu, sikapnya yang ramah juga membuat semua orang menyukainya. Ada beberapa laki-laki yang mendekatinya bahkan memintanya untuk menjadi pacar tetapi semuanya ia tolak. Hal itu ia lakukan karena ia hanya mencintai Darian. Rasa itu tumbuh ketika ia bertemu kembali dengan Darian seusai ujian masuk seleksi SMA. Ia terus memikirkan Darian, terbayang-bayang wajah Darian, senyum Darian yang membuatnya juga tersenyum, dan rasa bahagia ketika ia melakukan itu semua. Ia sadar bahwa ia telah jatuh cinta kepada Darian. Perasaan itu terus tumbuh. Dalicia berusaha untuk menunjukkan perasaannya dengan memberikan perhatian kepada Darian meskipun perhatiannya tidak dibalas.
Di kelas XI, Dalicia tidak sengaja mengungkapkan perasaannya kepada Darian. Berawal pada suatu malam, seorang gadis mengirimkan pesan kepada Dalicia. Pesan itu berisi sebuah ancaman kepada Dalicia untuk berhenti memberikan perhatian kepada Darian dan memberitahukan bahwa gadis itu merupakan seseorang yang sedang dekat dengan Darian. Keesokan harinya, ada sebuah pesan dari Darian.
Darian Tristan
Gak usah ikut campur sama percintaan aku! Ngapain ngechat gadis itu? Ngasih ancaman lagi.
Dalicia Rasty
Kamu salah paham.
Darian Tristan
Salah paham apa? Kalau kamu cemburu bilang. Ga usah kayak gini caranya! Ga suka aku kamu ngancem-ngancem orang!
Dalicia Rasty
Aku gak pernah ngancem orang ya. Dia yang ngirim aku pesan duluan. Terserah kamu mau percaya atau gak. Aku gak masalah kamu mau sama siapa aja. Kalau kamu emang suka sama dia, kamu bilang ke dia. Biar hubungan kalian jelas!
Darian Tristan
Aku gak suka sama dia. Suka-suka aku dong mau suka sama siapa. Aku udah pernah bilang ke dia supaya jangan berharap lebih sama aku.
Dalicia Rasty
Kalau kamu gak suka, kenapa kamu deketin?
Darian Tristan
Siapa yang deketin? Dia yang deketin. Jawab pertanyaan aku, kamu cemburu? Cara kamu cemburu begitu? Kalau kamu suka sama aku bilang!
Dalicia Rasty
Ya aku suka sama kamu. Tapi caraku cemburu gak sampai ngancem orang. Aku gak berharap kamu juga suka sama aku. Aku cuman mau kamu bahagia.
Darian Tristan
Iya.OK.
Permasalahan itu membuat Dalicia tidak berani menanyakan perasaan Darian kepadanya. Dalicia tidak pantang menyerah. Dalicia tetap memberikan perhatian kepada Darian. Sejak itu, perhatian Dalicia dibalas oleh Darian. Darian telah mengetahui perasaan Dalicia. Akan tetapi, Dalicia tidak mengetahui perasaan Darian hingga mereka lulus SMA. Darian memang tidak pernah memberikan harapan kepada Dalicia tetapi Darian juga tidak pernah memberikan sebuah ketegasan kepada Dalicia. Hati Dalicia menunggu Darian.
Pada awal semester di perkuliahan, Dalicia berusaha untuk berpindah hati. Akan tetapi, setiap Dalicia sudah hampir berhasil berpindah hati, Darian datang menghubunginya. Darian datang lalu pergi sesuka hatinya. Dalicia yang tidak tahan akhirnya mengatakan kepada Darian dan juga menanyakan perasaannya.
Dalicia Rasty
Stop, kamu pergi dan datang kayak gini terus! Aku punya hati dan tolong kamu hargai. Sekarang aku pengen tau perasaan kamu ke aku gimana?
Beberapa menit kemudian, pesan itu dibaca oleh Darian tetapi tidak dibalas. Hati Dalicia sangat kecewa. Sebelum tidur, ia mendengar suara pesan masuk dari handphonenya.
Darian Tristan
Aku gak suka sama kamu…
Air mata Dalicia pun turun. Hatinya sangat hancur. Darian tega. Darian mempermainkan perasaannya. Datang tanpa diundang dan pergi tanpa pamit. Mengapa tidak dari dulu saja Darian berkata bahwa ia tidak menyukainya? Mengapa Darian baru mengatakan itu setelah hatinya menunggu?? Tiga bulan sejak kejadian itu, Darian meminta maaf kepadanya. Darian tahu permasalahan sebenarnya. Dalicia membalas dengan memaafkan Darian tetapi sesungguhnya hatinya belum sepenuhnya memaafkannya. Butuh waktu. Permasalahan ini selesai.
***
“ Kamu tau kenapa waktu kamu mengungkapkan perasaan kamu, aku hanya menjawab “ok” dan tidak mengatakan perasaanku kepadamu? “ tanya Darian menyadarkan pikiran Dalicia.
Dalicia menggeleng.
“ Aku gak mau kamu berpindah hati Al. Aku gak mau kamu menyukai orang lain selain aku. Waktu itu aku sebenarnya pengen banget bilang kalau aku juga suka sama kamu tapi aku ngerasa aku gak pantes buat kamu Al. Kamu terlalu pintar, terlalu terkenal di sekolah. Sedangkan aku? Gak semua angkatan kita aja kenal aku. Dapet rangking aja aku gak. Kenapa awalnya aku gak bales perhatian kamu, karena aku pikir dengan aku gak bales perhatianmu kamu bakalan berhenti buat ngasih perhatian ke aku. Aku gak pantes dapet perhatian dari kamu, Al. Tapi makin lama aku makin gak tega dan gak tahan. Akhirnya aku bales perhatian kamu. Kamu tau kenapa setelah kita lulus aku datang dan pergi seenaknya? Aku gak mau kamu pindah hati tapi disisi lain aku juga ngerasa gak layak buat kamu. Aku pikir itu adalah cara yang terbaik. Sampai akhirnya aku melepaskanmu dan membiarkan kamu pergi karena aku pikir kamu berhak mendapatkan orang lain yang lebih layak dari aku. Alasanku untuk tidak menghubungimu karena aku takut dengan hadirnya aku kembali akan membuatmu terluka untuk kedua kalinya. Aku dan gadis itu tidak ada hubungan “, ungkap Darian panjang lebar.
Air mata Dalicia terjatuh.
“ Kenapa kamu kembali? “ isak Dalicia.
“ Aku tidak tahan untuk mengungkapkan perasaanku Al. Perasaan yang telah aku pendam selama bertahun-tahun. Aku tidak ingin menikah selain denganmu. Aku menutup hatiku untuk semua perempuan. Aku membutuhkan keberanian yang sangat tinggi untuk aku datang ke sini. Aku sudah siap jika kamu menolakku. Maaf kalau kadatanganku membuatmu terluka untuk kedua kalinya “, lirih Darian.
“ Kamu seharusnya gak perlu ngerasa rendah diri kayak gitu. Aku suka kamu apa adanya dan aku bisa terima kamu gimanapun kamu. Pikiran kamu terlalu dangkal! Dasar pengecut! “ ujar Dalicia.
Hening. Hanya terdengar isakan Dalicia. Perasaan Dalicia sedih, senang, marah, bahagia, semunya menjadi satu. Darian menunduk dan menunggu Dalicia berbicara. Ia membenarkan perkataan Dalicia.
“ Apa mau kamu? “ tanya Dalicia setelah meredakan tangisnya.
“ Aku mau kamu kasih aku kesempatan untuk kembali hadir dalam hidup kamu “, jawab Darian.
Dalicia berpikir sejenak.
“ Gimana? “ tanya Darian
Dalicia mengangguk. Darian tidak percaya dengan jawaban Dalicia. Ia mendekat kepada Dalicia lalu memeluknya.
“ Makasih buat kesempatannya. Aku bakalan pakai kesempatan ini sebaik-baiknya “, ucap Darian dalam pelukan.
“ Buat aku makin sayang sama kamu dan jangan jadi seorang pengecut lagi!“ pinta Dalicia.
“ Iya pasti… “ janji Darian lalu mengecup puncak kepala Dalicia.
***
Selesai