LOMBA RANKING SATU
Tanggal 16 Agustus kemarin,aku mengikuti satu perlombaan yang diadakan di GOR (Gedung Olahraga) sekolahku.Nama lombanya adalah “Lomba Ranking Satu”.Menurutku,nama lomba ini agak aneh.Makanya itu aku bertanya pada wali kelas ku.
“Mam,namanya kok lomba ranking satu?”
“Iya…,emang kenpa?
“Anehlah…emang cara lombanya gimana Mam”
“Gini…Pertama,guru akan membacakan soal kepada setiap peserta.Lalu,peserta akan menuliskan jawaban masing masing di atas lembar kertas kosong dengan menggunakan marker.Kenapa menggunakakn marker? supaya tulisannya lebih nampak jelas.Tapi,peserta yang jawaban salah,langsung gugur atau dikeluarkan dari lomba dan peserta yang punya jawaban benar akan tetap pada posisi lomba,dan pada akhirnya akan tinggal satu orang yang bertahan.Itulah ranking satu.”Mam RH menjelaskan secara detail.
“Tapi kekmana klo misalnya peserta tetap bertahan? Siapa yang jadi ranking satu?”,Johanes bertanya pada Mam RH.
“Mana mungkinlah…” Terdengar suara murid murid lain di kelasku.
“Ya…tak mungkin selamanya akan bertahan” ,Mam RH menanggapi pertanyaan Johanes.
Setiap hari,aku membaca soal-soal tentang kemerdekaan Indonesia.kalau dihitung,soal yang kubaca sudah lebih dari 200.So,tekatku makin bulat.Aku tak mau kehilangan momen yang satu ini.Terlebih lagi,Mam RH selaku wali kelasku,selalu meyakinkanku untuk memenangkan lomba ini.Juga,hanya ini lomba yang aku ikuti secara pribadi karena aku tak cakup berbakat dalam bidang apapun apalagi bidang olahraha.
Sebelum hari H,aku sempat bertanya kepada salah satu panitia lomba 17-an ini.
“Mam…lomba ranking satu kapan ya?”
“Besokkk.itu diadakan setelah lomba tarik tambang.” Kata Mam itu
“Syukurlah”.Aku berkata dalam hatiku yang paling dalam.Aku tersenyum.
Keesokan harinya,tepat tanggal 16 Agustus.Aku bergegas ke sekolah dengan ransel merah maron di punggungku.Sepertinya,aku sangat bersemangat.Tak ada hal lain yang tersimak di benakku yang ada hanya ada lomba ranking satu.Udara pagi ini sangat sejuk menusuk tulang-tulangku.wahhhh..
Setelah sampai di sekolah,aku menyaksikan lomba tarik tambang dengan penuh harapan”semoga cowo-cowok dari kelasku menang”.Tapi,lomba itu membuatku kecewa.Anak laki-laki dari kelasku dikalahkan oleh adek kelas.Bukankah itu cukup memalukan.Emangnya tubuh adek kelas lebih kekar dan besar daripada tubuh laki-laki di kelasku.isss..
Ketika kami ada di lantai dua sekolah,terdengar suara mikrofon dari lobi.”Kepada seluruh peserta lomba ranking satu,kami minta untuk bekumpul di depan lobi.”Tanpa kusadari,detak jantungku sangat kencang.Aku sepertinya kena serangan jantung. Sekarang,waktunya lomba ranking satu.
“Ayo Ren…”,Aku mengajak Renta yang tengah menyapu kelas
“Ahk..bentar lagilah…”Renta menjawabku,sepertinya dia juga kena serangan jantung juga.
“Makyol…Renta..peserta lomba ranking satu dah dipanggil” Kata Pandu dari kelas sebelah”
“Makanya itu…” Aku menjawab dia dengan setengah nada suara.
“Nulisnya nanti pake marker lo…” Kata Pandu
“Ya..aku tahu..,tapi marker siapa yang akan kupinjam?” Aku sangat bingung.Tiba-tiba aku teringat ama Yohanes.Dia punya marker.Kemarin,dia melukis-lukis di papan tulis menggunakan marker.Aku pun langsung menemui Yohanes.
“Ness…pinjam markermulha”
“Untuk apa?”
“Untuk lomba ranking satu”
“Ohh..ambillah di saku tas ku paling dalam”
“Ok..makasih ya,”
“Ya”,kata Yohanes.Akhirnya,aku punya marker.
Setelah beberapa menit bergurau di kelas,aku dan Renta pun pergi menuju lobi.Di tengah perjalanan,seoarang adek kelas memanggil kami.”Kak..kamu dipanggil.” “Dipanggil sama siapa?” Aku bertanya sama adek itu.”Mam RH..kamu,Renta dan satu lagi..(berpikir) eh..Johanes kak”.Adek itu menjawabku.”Ya ..makasih dek”.Kami pun pergi ke kantor guru.”Mana si Johanes?”.Mam RH menayakkan si Johanes.kebetulan Johanes adalah bagian dari peserta dari kelasku.Gak tau Mam”.Aku menjawab Mam Rh.”Ya ampun..padahal lombanya akan dimulai..panggillah dulu dia”.Kami pun memanggil dia dari kelas lain.Lalu,kami balik lagi ke kantor guru.”Ambil marker ini”.Mam RH memberi kami marker satu-satu.Jadi,aku memiliki dua marker deh…”semangat ya Mayolanda,Renta,Johanes..”.Mam RH meyakinkan kami.”Ya Mam”.Kami menjawab Mam Rh. Kami segera pergi ke lobi.Ketika di lobi,kami diarahkan ke GOR.Di GOR,Mam RH berbisik lagi.
“Mayolanda”
“Ya..Mam?”
“ingat satu hal.Tak ada lomba yang kita menangkan.Minimal,kamu bisa meraih lomba ini.ya?..semangat”.Mam Rh mengepalkan tangannya di hadapanku.Seraya dia sangat mengandalkanku kali ini.
“Ya..Mam”. Aku menjawab Mam RH dengan polos.
Pada detik ini,guru-guru atau para panitia lomba mengatur posisi duduk peserta.Mereka memberitahukan bagaiman alur lombanya.Wah.Tanganku makin getar.Sepertinya raga ini bukan milkku lagi.
Kertas kosong telah dibagikan.Soal pertama akan dibacakan.Bibir Pak DS mulai bergetar.dug..dug..dug.Jantungku berdegup kencang.Di sekelilingku adalah anak anak pintar,mereka adalah pilihan dari kelasnya.”Soal pertama….”.Pak DS membacakan soal.Seluruh peserta menuliskan jawaban pada kertas yang telah disediakan.Pada soal pertama ini,salah satu peserta gugur.Dia langsung keluar dari pertandingan.Pada soal kedua dan ketiga,masih sedikit peserta yang out.tap..soal ke empat,Renta dari kelasku out,tinggal hanya aku dan Johanes dari kelasku yang masih bertahan sampai ke soal no 6.Pada soal ke tujuh,yang tinggal hanya empat orang lagi diantaranya adalah 2 dari kelas XI dan 2 kelas X.Sayangnya,dari kelas XII tak ada yang bertahan.pertarunga makin sengit.pada soal no 8,ke empatnya bertahan dan harus gugur salah satu diantara kami pada soal 9.”Wow..berkurang satu lawan…”.Kata-kata itu terdengar dari belakangku.Mereka adalah para siswa dan guru yang menyaksikan perlombaan ini. Pada soal ke sepuluh,yang tinggal di tengah GOR hanya tiga orang dari 54 peserta.Miss RT (wali kelas dari salah satu yang bertahan) dan Mam RH bersorak-sorai di sekeliling kami.Mereka terlihat sangat bahagia.Pertarungan makin menjadi-jadi.Namun ketika soal 11,anak Miss RT harus menerima kenyataan.Dia out.Sekarang hanya aku dan Gabriel yang tersisa.Di samping itu,ada seorang guru yang tidak kusukai.Dia adalah guru dari jurusanku (guru Komjar).Ternyata,tanpa kuketahui dia melirikku dari samping seakan dia bangga karena selama ini aku diejek atas kekuranganku akan jurusan yang dibawakannya.Pada soal 12,13,14,Gabriel tetap menjadi awanku.”Oalah..mengalah ajahlah kau”.Terdengar bisikan dari bibir Gabriel di telingaku.Aku tersenyum padanya.
“Habis soal”,terdengar sorakan dari siswa lain
“Ahk..soalnya masih banyak kok”. Kata Pak DS selaku pembaca soal
Mereka para guru telah memilih soal yang akan ditanyakan supaya lomba cepat selesai.
Hingga akhirnya,Gabriel out pada soal ke 15.Aku masih ingat soalnya.”Tahun berapakah amandemen kedua UU RI”.Pada soal itu,aku terlihat bingung.Bahkan,Mam RH menyadari hal itu.Detik ke tiga,di kertasku hanya tertulis 20,sampai akhirnya aku ingat kalau jawabannya adalah tahun 2000.Ketika waktu menunjukkan jawaban pada juri,aku sempat melirik jawaban Gabriel,aku langsung sadar bahwa dia salah.DROP.Dia kalah.Aku puas.”Ya..jawabannya adalah tahun 2000”.Kata Pak DS.Aku langsung berdiri.”Yesss”.Aku mengucapkan kata itu.
Tak menunggu lama-lama,Mam RH langsung memelukku sanking senang nya dia.Aku melihat ke arah samping,di sana ada Renta dan Johanes.Terlukis diwajah mereka rasa suka dan duka.Seluruh siswa pada ruangan itu bertepuk tangan setelah Pak DS dan guru lainya mengumumkan siapa ranking satu.Sepertinya mata tertuju padaku.
Aku pergi menghampiri Johanes dan Renta.Mereka tertawa puas padaku.”Wah..aku sangat senang…,”Sebenanrnya sih aku sedih karna kalah.Tapi,aku sangat senang karna kamu juara dari kelas kita.Jadi,ada rasa senang dan sedih.”Kata Johanes sambil mengelus-elus rambutku.Aku hanya tersenyum,tak sanggup berkata-kata.Dalam hatiku aku berkata”Aku akhirnya meraih yang aku ingingkan beberapa hari ini.”
Di pojok kelas X,ada seorang kakak kelas,mengatakan”Wah..kamu hebat deh..”.Aku tersenyum.Setelah itu,aku,Renta dan Johanes pergi ke kelasdan masih banyak yang mereka ceritakan terutama tentang soal yang membuat mereka harus kalah.Kami sempat poto bareng dan membuat status di FB akan juara ini.
Dalam satu hari itu,aku cukup senang.
“Cie..ranking 1,sebenarnya kalo aku tak out di No 1 pasti bisanya ku out kan si Makyol ini”.kata dari seorang seniorku.
“Ada yang juara nihh” Kata yang lainnya.
“Jangan sepele dengannya .Dia bisa kalahkan aku lo ” Kata abang kelas juga.
Intinya aku bahagia hari ini.
*****