Shella
Mungkin kata medsos atau media sosial tidak asing lagi bagi kita semua.Medsos tidak mengenal usia,mulai dari anak-anak,ibu-ibu,bapak-bapak,bahkan ada juga yang udah nenek-nenek menggunakannya.Yah,aku yakin…tidak ada seorang pun yang bilang kalau menggunakan medsos itu tidak menyenangkan sekaligus menyeramkan.Sering sekali pertengakaran berawal dari percakapan disana.Seperti yang terjadi di kelasku.
Ketika tepatnya malam hari aku membuka medsosku.Ehh...aku terkejut melihat balasan Shella di grup kelasku.Dia kog maki-maki ya...kenapa?,gumamku dalam hati.Semakin banyak percakapan di sana,Shella semakin menjadi-jadi.Aku tak nyangka dia akan seperti ini.Bukan hanya aku yang melihat balasannya tapi teman yang lain juga hampir semua pada baca.
Keesokan hari di sekolah.Julham dan temanku yang lain termasuk aku sedang bicara tentang apa yang sedang terjadi dengan Shella.
“Shella tuh kenapa sih...”,kata Sri memulai perbincangan.
“Iya..aku pun muak jadinya nengok dia.Kenapa pulak dia maki-maki kita.Dia tak seperti biasanya.”,kata Santi.
“Emang iya...aku juga heran.”,ujarku
“Heh..mana tau ada yang bajak medsosnya kali..”,tambahku sedikit membela Shella.
“Gak mungkinlah...dia sendirinya.Mungkin saja dia kelihatan kalem padahal enggak”,kata Julham
“Tengok ajalah nanti...kalo dia udah sampe di sini.Habis dia kucincang...”,kata Julham tak berperasaan.Dia sosok cowok paling jahat di kelasku,dia juga sok hebat dan satu lagi dia tuh sok ganteng.
“Woi..klen baca enggak kata-kata Shella semalam di grup?”,kata Nelsy memotong perbincangan kami.Kami tersenyum sambil bertatapan.Dia tak tahu kalo mulai dari tadi Shella yang kami bicarain.
“Pagi teman-teman”,sapa Shella dengan riangnya sambil melambaikan tangannya ke arah kami karena kebetulan kai keliatannya sedang kumpul-kumpul.Dia sepertinya tidak tahu apa yang terjadi.
Shella belum saja sampai di bangkunya.Julham secara cepat menyergap dia.Otomatis dia terkejut sangat.
“Ada apa dengan balasan medsosmu semalam..ha?”,kata Julham.Teman-teman yang lain mulai berdatangan ke arahnya termasuk Friska.Friska adalah seorang tukang campur urusan orang lain.Jelas aku tahu kalo semalam dia tak terlibat dalam perbincangan grup,tapi dia nomor satu cewek yang berhasil membuat Shella kaget.
“Emang gua knapa”,kata Shella jengah dengan aliran air mata di pipinya.
“Ngapain sok-sok nangis kau.Jelas-jelas lu maki-maki di grup”,ujar Julham dengan pd-nya.
“Tau enggak klen...?.Semalam itu,gua tak pernah OL”,kata dia
“Jadi...?siapa yang maki-maki kita tuh?”,tambah Julham lagi.
”Gak tahu aku...puas?”,kata Shella.Karena Julham tak mau mengalah terlebih cewek lainnya juga ikut-ikutan marah,Shella saking sedihnya berlari dari kumpulan itu dan keluar.Dia melangkahkan kakinya ke lantai dua sekolah.
“Woi..ngapain dia woi..”,kata anak lain di kelasku.
Santi dan Nelsy segera menyusul Shella ke lantai dua dan berusaha menjauhkan Shella dari niatnya karena Shella waktu itu ingin melompat dari atas.Wah...kejadian ini aneh,menakutkan,sedih,sekaligus lucu.Haha..bahkan ku bisa ketawa sedikit.
Jam istirahat,berita ini terdengar sampai ke telinga Mam RH.Dia meminta seluruh yang terlibat menjumpai dia di kantor guru.Dia meminta kami untuk menceritakan detail kejadiannya.Setelah dia memarahi kami karena terlalu cepat memutuskan sesuatu.tapi ia lebih marah kepada Shella karena berniat untuk melakukan sesuatu yang dianggap orang lain konyol.Mengapa Shella inginmelompat? Bukankah lantai dua tidak begitu seram?,itulah kata-kata Mam RH.
Wah sepertinya jantungku rasanya mau copot sewaktu melihat dia naik ke atas.Seberapa bencinya pun dia atas perlakuan tadi,tidak seharusnya dia berniat melakukan hal itu.Julham,yang bersikap kayak banci itu,takut setengah mati,sepertinya dia mati konyol setelah Mam RH memanggil kami.Dasar oon,pikirku.
*****