Read More >>"> Penjagal sam (Seorang penjagal bernama Sam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Penjagal sam
MENU
About Us  

Awal tahun 1920 an masih terjadi konflik di Irlandia utara.

Berjalan diantara Toko di salah satu sudut kota ,diiringi pekatnya malam membuat sinar lampu taman begitu terang, terlihat seorang lelaki paruh baya dengan postur tubuh agak gempal rambut tipis dan pipi tembem mengenakan celemek dengan noda penuh darah berdiri di depan salah satu toko yang bertulis ” Butcher sam ” .

” Apa yang kau lihat pemuda?”

Lelaki paruh baya itu berteriak , berlari di kegelapan sekencang badai sampai melewati dua blok toko,  Erl terhenti dengan nafas yang masih turun naik wajah merah dan rambut tidak teratur, disertai kucuran keringat di pelipis dahi berbentuk bulat-bulat sebesar kacang .

“Malam ini sial, kenapa harus berhenti dan memperhatikan lelaki paruh baya itu”, Erl seorang bocah kurus tinggi usia sekitar 20 an mempunyai hidung lancip rambut bergelombang menutupi telinga.

Melanjutkan perjalanan pulang sambil mengusap keringat dengan kaki yang sudah terasa pegal dari salah satu tempat yang dia datangi yaitu Toko obat , karena jarak dari rumah menuju toko obat itu sekitar satu kilometer. Pintu nomer A2 di salah satu flat kecil itu terbuka,

” Ibu aku sudah membelikan obatnya, kesini Erl tolong bantu ibu untuk meminum obatnya, (Ibu Erl sudah satu tahun belakangan ini menderita sakit kepala yang bisa membuat bumi terasa berputar).

Ibu makan apakah malam ini? terdengar suara bunyi datang dari perutku yang lapar setelah tadi berlari kencang.

“Erl coba lihat di dalam lemari ,apakah masih ada sisa bahan makanan kemarin malam, kalau ada kmu bisa berekspresi membuat makanan dengan seleramu Erl”.

Erl dan ibunya hidup berdua setelah ayah Erl mati di pertempuran akibat konflik irlandia utara, kehidupannya hanya bisa makan sehari sekali karena ibunya erl hanya bekerja sebagai tukang cuci di salah satu pabrik garmen paling besar satu-satunya di perbatasan kota.

Malam ini terasa panjang sama seperti malam-malam sebelumnya, udara yang dingin masuk melalui sela lubang tembok yang jebol karena kayu penahan sudah terlalu usang.

Ah Ibu andai saja Aku ditakdirkan menjadi Tuan tanah ,tidak akan kubiarkan ibu mengalami kedinginan seperti itu hanya dilapisi selimut tebal dan lampu lilin yang hampir habis, esok hari akan menjadi tantangan aku untuk bertahan hidup, baiklah sekarang mencoba melupakan kejadian tadi dengan si pak tua Butcher sam.

Mentari pagi sudah di atas jarum jam 8 ,melihat ke arah tempat tidur yang sudah kosong dan rapih, kami hanya memiliki satu tempat tidur aku tidur di sofa yang busa nya sudah tidak nyaman untuk punggung, Ibu sudah berangkat kerja pagi sekali saat kabut dingin masih mengudara.

Ada segelas susu untuk aku mendapatkan energi pagi ini., aku akan ke pelabuhan untuk mendapatkan beberapa keping koin yang bisa aku gunakan untuk membeli makanan siang ini, ” Tuan apakah barang-barang ada yang perlu saya bawa ? “, berapa penny ? (mata uang koin) 3 penny saja tuan, baiklah bawa barang-barang di ujung tangga kapal yang baru saja berlabuh pagi ini setelah rute perjalanan dari pesisir china.

Barang-barang ini begitu berat  dengan sekuat tenaga kutarik menggunakan gerobak, bau yang tidak sedap dan cairan apakah itu, ah aku tidak peduli yang penting aku bisa mendapatkan koin . Berjalan terus tanpa melihat toko-toko di sekitar , “berhenti disini , oh baik Tuan ,darah mengalir deras dari ujung kaki sampai wajah begitu melihat tempat aku berhenti membawa barang berat ini, apakah ini si Butcher Sam yang malam itu dia teriak kepadaku, bulu kuduk terasa sampai ke ujung kuku kaki dan tangan yang sudah pucat pasi.

Tetapi apakah benar pria ini si Butcher Sam ? malam itu kan tidak terlihat jelas , aku hanya melihat dari kejauhan tetapi postur tubuh kalau terlihat dari jauh sama persis badan gempal, bagaimana dengan karyawannya? apakah ada diantara karyawan yang mempunyai poster tubuh yang sama seperti Tuan ini ? 

Apa sebaiknya aku bertanya dengan tuan ini ? 

Ah tetapi ,,tidaklah , aku tidak mau mencari masalah dengan tuan ini ,

kalau dilihat dari dekat wajahnya tanpa ekspresi tidak ada garis ramah sama sekali , wajah yang tegas dan seperti wajah yang kalau seorang psikologis berbicara dengan tuan ini , dia tidak bisa membaca raut wajahnya ,tidak ada mimik sama sekali.

Erl : Tuan apakah barang ini saya mau taruh kedalam ? karena tuan pelanggan saya yang pertama jadi untuk angkut barang kedalam saya anggap gratis, 

Tuan penjagal : baiklah bawa masuk ke gudang dalam paling belakang

Erl : Sial berat sekali ! (gumam erl) apa isi dus ini ? ah aku tidak peduli , ingin menyelesikan ini secepatnya kemudian aku langsung pergi lagi ke pelabuhan untuk mencari pelanggan yang lain, 

Dapur nya lumayan bersih untuk ukuran Toko yang biasa menjagal , 

Tuan barangnya saya taruh di meja atau dimana ! (teriak erl)

Tuan penjagal : taruh saja di lemari pendingin yang di sebelah kanan itu ada pintu buka saja itu lemari pendingin besar,

Baik Tuan, waahhh besar sekali lemari pendingin ini, bukan lemari kalau ini tetapi ruangan dingin , ternyata di toko yang kecil ada ruangan dingin untuk menyimpan stok barang-barang , Apa itu yang di gantung di bungkus dalam plastik, seperti mata?? mungkin mata hewan, merinding berdiri lama-lama disini.

Suara Tuan ini seperti tidak asing , kalau dari kejauhan aku pernah mendengar suara tuan ini dimana ya?? brrrrrr dingin 

(Erl berlari menuju pintu keluar yang salah) , loh kenapa pintu ini dikunci ? oh Tuhan ini pintu samping aku salah jalan , Tuan barangnya sudah saya letakan di dalam ruangan pendingin.

Tuan Penjagal : Ya

Sampai mengeluarkan kata-kata juga dia pelit sekali dan tidak mengucapkan Terima kasih sedikitpun kepadaku, padahal kalau pelanggan lain pasti mengucapkan rasa Terima kasih karena sudah dibantu memasukan barang kedalam secara cum-cuma.

(Erl melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan)  jarak dari Toko ke pelabuhan sekitar  1 kilometer, 

hmmm suara tuan itu masih terngiang di telinga, ada rasa gemeter mendengar suara itu , sama persis ketika malam itu aku diteriakin oleh si Butcher Sam , apakah ? ah bukan tetapi ? sepertinya sudah bisa di pastikan suara itu tidak asing persis suara lelaki Tua yang berteriak kepadaku malam hari itu, sial, sial,... 

(Erl mempercepat jalannya) jangan sampai seharian aku ikut sial ..  

Ya Tuhan dia si Butcher Sam…

Tags: Penjagal-sam

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags