EPISODE 1
Nama gue Sheril AL-farisqih bisa dipanggil Aril . SemuaOrang mengira pasti gue cewek kalau hanya Mendengar Namanya saja .padahal gue 100 % cowok tulen. Emang mamih sadis banget ngasih namanya , setidaknya Nyokap pasti akan tanggung jawab setiap ada yang ngira Gue ini cewek, mamih pasti akan melorotin Celana gue sambil bersabda “anak saya tuh Cowok lahir batin. GANTENG BEGINI !!!”
itu semasa gue TK.Thanks mom....kalau sekarang nyokap udah masa bodo'.
Mamih lebih suka tinggal di German. Wajar sih, ayah juga jarang pulang ke Indonesia . wanita mana sih yang nggak mau berbakti pada suaminya ? mungkin tahun depan gue juga tinggal disana bersama mereka. “Arilll....?!!!” suara sekencang TOPAN di pagi buta begini, siapa lagi kalau bukan si IJAH. “oi...ijah !!! bisa diem nggak?! gue gak bisa tidur !.” bayangin aja tuh suara datangnya dari arah dapur yang jaraknya jauh nun di ujung rumah itupun di lantai 1, sementara kamar gue tuh di lantai 2. punya bibi kaya Ijah perlu bangun kamar yang kedap suara kali yah, tapi mungkin nyokap nggak merestui itu. Next... Sumpah yah tuh orang paling nggak nurut kalau gue yang kasih amanah dengan alasan yang sangat elit “kan nyonya yang gaji saya, bukan tuan muda Aril.” Selain mengurus rumah, Ijah juga mengurus semua yang berkaitan dengan gue. “ Bang Arrrrrillll....? si ganteng...ca..iye..iye..ca..cacaca. jam berapa sekarang? ayo bangun mau sekolah nda nih? ba-ngunn.” Dari gue masih bocah sampai udah puber itu lagu masih aja dinyanyiin bi Ijah buat bangunin. “IYA !! ini udah mau mandi...bi Ijah sa-yang. KELUAR!”
“mas Aril? jangan lupa yah jimatnya, biar hari ini nda pingsan lagi. “ Ijah memberikan kalung yang udah dari orok* gue pake. “Bi, ini tuh Cuma kalung pemberian kakek, dan nggak guna sama sekali. udah deh yah, Aril udah belasan kali pingsan meskipun tuh kalung gue pake.“ hari ini Aril agak terburu-buru datang ke sekolah pasalnya mulai semester ini ada tambahan jam dan itu gue benci banget. “Aril pergi dulu bibi...bye.” sambil mencium telapak tangan bibi. “bukanya assalamu’alaikum kok malah bye, dasar produk jaman sekarang. setidaknya masih mau cium tangan. bye-bye mas ganteng kyu..” Ijah tertawa sendiri sambil menutup gerbang.
Dalam hidup ini tidak ada manusia yang belum pernah mengenal istilah mitos, takhayul, setan, bahkan tuyul. apalagi yang aneh-aneh selain yang udah gue sebutkan? gue juga sama. Dari kecil Aril udah dibilang bocah aneh dan selalu dapat embel-embel indigo. Aril si indigo ? konyol. Ada benarnya juga sih, soalnya sejak gue TK dan berteman dengan orang lain entah dari mana asalnya gue pasti bisa melihat hal-hal di luar kewajaran, seperti tulang rusuknya, syaraf-syarafnya, sampai pada apa yang mereka pikirkan. Apa gue ini gila ? awalnya gue juga mati-matian menolak kenyataan itu. Namun sayang sekali emang itulah yang terjadi. Semakin ditolak maka semua itu semakin menjadi-jadi, semakin bertambahnya usia kemampuan itu juga meningkat, mungkin ini yang bikin gue sering pingsan mendadak. Setibanya di kelas, semua orang masih sangat sibuk belajar takut kalau-kalau ada kuis kilat, kelas unggulan memang mengerikan.
Sekolah ini memiliki gedung yang menjulang tinggi bergaya ghotic*, berlorong, dan memiliki sisi-sisi yang tidak dimengerti oleh kasat mata. terkadang gue berfikir mungkin ini bukan gedung sekolah melainkan rumah hantu. meskipun demikian, sekolah ini sangat populer di kalangan masyarakat elit, menengah, dan bawah. yang pasti hampir tiap acara-acara besarnya mengundang petinggi negara dan diliput berbagai media massa. itulah politik yang gue nggak mengerti seutuhnya. perlu juga di ketahui disini sarangnya anak-anak pejabat, anak bule, dan anak-anak spesial lain yang gue nggak mau tahu terlalu detail. contoh dari mereka adalah Daniela danuel temen sebangku Aril yang notabene-nya cowok paling di gemari lawan jenis. gimana nggak ? selain ganteng, berdarah bule-Asia, kaya raya pasti, dan yang nggak kalah pentingnya dia adalah ketua osis SMA Xi Huang Po (XHP) tempat dimana gue bersekolah.
“ Aril ? loe udah tahu belum nih ? ada murid pindahan yang gue denger-denger nih dia juga sama anehnya kaya loe“ pagi ini gue lagi nongkrong di kantin XHP bareng Daniel. Dia membuka pembicaraan mengenai si anak baru yang gue belum mau tahu, sumpah. “sama apanya ? jenis kelaminnya ?“ gue berniat bikin perbincangan ini nggak menarik, namun gue salah besar. “INDI-“ kata-kata itu terhenti seketika. mendengarnya, meskipun belum selesai diucapkan seluruh tubuh Sheril gemetaran nggak karuan, sebelum terlambat Daniel meminta maaf. “ups..sorry bro. Loe masih aja kaya gitu yah? ini udah 5 tahun loh ril. nggak coba ke psikiater gitu ?“ aku hampir tersedak mendengar kata psikiater, gue nggak merasa segila itu buat terang-terangan ke orang lain mengenai kepribadian gue. “ganti topik, please !“ Daniel menatap dengan kedua mata yang menurut gue itu nggak perlu.” bro, tuh cewek yang barusan gue omongin.“ awalnya Aril nggak tahu orang yang di omongin Daniel tuh cewek dan cantik banget. baru kali ini seorang Aril mengakui kecantikan cewek.
Dan kalian pasti tahu cewek itu bakalan jadi rebutan banyak cowok-cowok jomblo di XHP, nggak menutup kemungkinan juga buat cowok-cowok yang udah punya pacar. disaat gue melihat ke arah cewek itu dan dia menatap balik, disitu gue bener-bener terpaku oleh tatapan matanya yang setajam kunai milik sasuke. amazing...dalam benak Aril mata seperti itu adalah mata yang memancarkan aura ingin dimiliki. sayang sekali, Aril bukan orang yang bisa tertipu dengan kecantikan, tapi cewek itu selain cantik juga berdarah Indigo, kategori yang lebih dari mampu membuat Aril atau siapapun mabuk kepayang.
EPISODE2
Aulia Sandres adalah nama gadis pindahan yang sedang berdiri di koridor kelas XII IPS 4. ia memang menjadi pusat perhatian seluruh siswa SMA XHP, Pasalnya tersebar rumor kalau Aulia atau sering disapa Lia itu seorang indigo. Mungkin bagi sebagian orang tidak penting.Tapi berbeda jika di lingkungan SMA XHP, orang-orang yang memiliki kemampuan seperti itu dianggap sangat spesial dan keren. Tentu saja, tidak lama kemudian banyak sekali yang ingin berteman dengan Lia. Pada awalnya ia sangat misterius sekali, tidak pernah berbicara, selalu menghilang tiba-tiba, dan yang paling menonjol adalah tidak bergaul dengan siapapun. mendengar rumor yang sedemikian menarik membuat Aril ingin menemui gadis bernama Aulia. menurut info yang di dapat Lia sering sekali di mushola sekolah saat jam istirahat ataupun jam kosong. pukul 10.00 siang ini, Aril bertekad menemui gadis itu.
Setibanya di mushola Aril menelusuri tiap bagian-bagiannya. Namun sayang yang dia cari tidak ada. “bodoh !“ Aril mengerang Frustasi. “kenapa gue harus peduli ke cewek itu. memangnya dia siapa ? kenal juga enggak !“ saat Aril dipenuhi rasa kesal, saat itulah dari arah kamar mandi ada pijaran sinar yang sangat terang dan tak wajar. Aril melangkah pelan mendekat ke lokasi tersebut, semakin mendekat seluruh tubuhnya merespon dengan ketakutan. meskipun kedua kakinya sudah gemetaran dan setengah tubuh Aril menolak untuk terus berjalan, rasa penasarannya jauh lebih kuat mendorong ketakutan itu ke arah sinar yang misterius.
KAMAR MANDI MUSHOLA 10:00 WIB
Semua siswa berhamburan keluar, jam istirahat memang waktu yang sangat gaduh. berbeda dengan hari-hari lain yang kebanyakan siswanya berlarian ke kantin untuk berebut jajan. siang ini, siswa-siswa berlarian mendatangi kamar mandi mushola. “eh kalian mau kesana juga ? tanya seorang siswa ke rombongan yang sedang terburu-buru.“ iya dong, kapan lagi liat pangeran ganteng pingsan yuuhuu...” salah satu dari rombongan itu menjawab. Berita besar yang menghebohkan satu sekolah adalah Aril pingsan di kamar mandi parahnya lagi ia di temukan penuh dengan darah di sekujur seragamnya. Saat ini Aril sedang di evekuasi oleh teman-teman, salah satunya adalah Daniel. ia begitu frustasi dan hendak menangis melihat sahabatnya ditemukan dengan kondisi yang mengerikan. Daniel tak henti-henti mengutuk dirinya karena merasa sangat gagal untuk melindungi Aril.
Setelah dibawa ke UKS Daniel membuka seragam milik Aril dan membasuh tubuh sahabatnya dengan air bersih. Tak lama kemudian dokter sekolah datang. “ Daniel ? bagaimana dia bisa pingsan ? apa ada bekas tubuh yang Sobek ? sampai-sampai darahnya sangat banyak ?.” tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Daniel. ia sibuk mengelap tubuh dan wajah Aril, Sedikit demi sedikit air matanya jatuh dan tak lagi bisa di bendung, bahkan tangan yang memegang lap gemetaran tak terkendali. “a...ar..rill...ba..ngun...gue takut...please. hiks...rill..jan..ngan...coba-coba mati..sial...sial....hiks....gue mohon bego...!...bangun !.” kini sang dokter melihat dia dari punggungnya yang terguncang akibat menangis sambil memeluk temen yang pingsan. sang dokter kemudian menepuk-nepuk punggung Daniel dan menenangkannya.“ mundurlah bocah. biar aku periksa temanmu sebelum dia mati sungguhan, sebaiknya kau tetap tenang.” Daniel menuruti apa kata dokter dan memilih duduk di bangku tunggu. “Arill...sadarlah sampai kapan kamu mau kalah! rill..bangun.” Daniel mengerang frustasi. Ia menangis sangat pelan sambil mengepalkan tangan.
Di tempat berlainan, seorang gadis sedang terdiam menyendiri.tubuhnya gemetaran dan juga meringkuk ketakutan. kondisinya sangat menyedihkan, tidak satupun dari teman-teman Lia yang tahu bahwa ia sedang terkunci disebuah kamar mandi yang sangat tidak normal. “bunda..t...olong...Lia..hiks...hiks...Lia ...takut...bun..da.” mungkin Lia tahu apa yang terjadi di luar sana, ketika orang-orang ramai menonton Aril yang di temukan pingsan di balkon SMA. Masih sangat jelas dimata Lia, bahwa dirinya melihat cahaya yang sangat terang. Cahaya itu begitu agung dan menyilaukan mata siapa saja yang mencoba melihatnya, dalam benak Lia ada hasrat ingin mendatangi gemerlap cahaya itu. Namun, sebelum ia melangkah seorang cowok datang dari arah yang berlawanan dan ia berlari meraih tubuh Lia. cowok itu begitu asing ia terlihat pucat dengan nafas yang berat namun teratur. Irama nafasnya selaras dengan tatapan tajam yang mampu menusuk siapa saja yang menantangnya."hai Lia, gue Aril. sebaiknya kau menyingkir dari iblis di hadapan kita ini." Lia bersembunyi dibelakang punggung Aril.
“ hai Aril namaku ARTHUR, lengkapnya Scheneder Arthur dan marga kerajaanku adalah KANT. Kau mengganggu makan siangku nak. tunduklah padaku.” lagi. Suaranya, membekukan sel-sel darah siapa saja yang mendengar, Aril pun tertunduk lemah. kenapa ? kenapa ? gue ikut bersujud ? siapakah makhluk ini ? mengapa mereka begitu mengerikan sekaligus membingungkan . mengapa ? aku seperti dipaksa tunduk ? dimana kekuatanku ? sial, jika terus-terusan begini gue bisa mati konyol. “ dia-lah LORD kami para bangsawan penguasa darah. Suatu kehormatan bagi manusia hina sepertimu dapat melihat langsung yang mulia.” kini makhluk di sebelah Arthur yang bersuara. “panggil saja diriku Aeron. AERON AGHATIS" apa maksud dari semua ini Tuhan? apa kau bercanda? memangnya gue hidup di abad keberapa? "sepertinya kau terjebak diantara para pembunuh nak. aku dan yang mulia menginginkan darahmu sebagai ganti dari gadis yang kau selamatkan. jika tidak, akan kuhabisi kalian berdua. majulah bocah tengik."
“Aril...memangnya aku mengganggumu? mengapa kau menggangguku?” yang mulia Arthur menghilangkan kedua sayapnya dan berjalan menghampiri gue. Ada yang tahu suhu maksimal dari lemari es? sampai bisa merubah air menjadi bongkahan es? mungkin seluruh tubuhku saat ini sudah beku, meringkuk dalam gelap yang mencekam, pening di kepalaku mulai mencapai pada puncaknya. “apa kau bisa berdiri? bangunlah.” gue bisa melihat kaki polos yang sangat putih dan berkuku mengkilat, bentuk jari-jari yang indah dan selaras dengan ketampanan yang tak terdefinisi. Kedua matanya memiliki sorot yang tajam berwarna biru safir, tidak ada gurat-gurat kekejaman di wajahnya. tetap saja ia mematikan. “ti..tidak...tu...tubuhku...terkunci...” sesaat aku tak melihat gerakannya namun dengan hitungan detik wajah sang LORD sudah sejajar dengan wajahku. Tidak bisa di percaya , ia memang bukan makhluk sembarangan. Menyepelekan dia adalah kesalahan yang harus dibayar dengan nyawa, menantangnya sama dengan menyerahkan diri tanpa syarat. Dengan demikian, hidupku akan berakhir satu, dua, atau tiga detik lagi. “ Aril, aku hanya menyelamatkan gadis itu dari setan yang ingin mengganggunya, saat itu ia hampir mati di kamar mandi.” apa aku salah menyebutnya sebagai setan.
“ Mengapa kau tak membunuhnya saja ?!” Aeron menderu-deru tak terima.“ apa kau begitu rendah ?” Arthur menimpali. "baiklah aku yang akan mencabik-cabiknya." Aeron merenggut Aril dan mencakarnya sampai darah mencuat kesembarang arah. Lia menangis ketakutan dan jatuh pingsan. " cukup AERON ! tinggalkan tubuhnya. karena aku membutuhkannya.biarkan aku memakainya untuk hidup sebagai manusia." Arthur.
seminggu kemudian, "Aril ? wow loe pake softline biru ? boleh juga." Daniel. Aril hanya menyeringai. tidakkah kamu tahu Aril sudah mati. akulah LORD yang membuatnya bernafas kembali. darah indigonya membuatku merasakan aroma surga. "wow, makin ganteng aja lu." sapa manusia lain sambil memeluk Arthur. " arjuna baru." saat berjalan melewati koridor mereka berpapasan. Lia dan Aril. kedua mata mereka bertemu." hai Lia" Aril tersenyum. Lia terbelalak melihat kedua bola mata ARIL, "k..kau.." air matanya mengalir. dia membunuhnya.
"ciee.sejak kapan loe deket sama Lia?" Daniel mencubit pipinya. "dia akan jadi milikku" Arthur.
gumawo ...