Read More >>"> In Love With the Librarian (09. Ditemukan : Mayat!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Cuaca di pertengahan bulan Oktober sedikit lebih hangat, walaupun angin dingin kadang berhembus dan langit sedikit berawan, namun hujan belum turun dengan intens.

Bas menunggu jamnya menjemput Anne. Kalau perpustakaan buka jam 08.00 maka Anne pasti turun sekitar 07.30. Bas pergi lebih pagi, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Terpikir olehnya kemungkinan ia akan terlambat menjemput Anne, dan ia tidak mau melakukan itu. Jadi disinilah dia, duduk di bangku dekat lapangan basket yang terlindung dari pemandangan umum oleh bayang-bayang kolom bangunan universitas. Walaupun ia mencoba menghindar dengan menggunakan topi basebal, Bas yang tinggi dan sosoknya yang maskulin tidak bisa luput dari perhatian orang, terutama lawan jenis. Beberapa wanita tampak melirik ke arahnya.

"Wow Bas, gila... baru jam 06.45 man! Gak pakai pulang kau? Baru kali ini Bas terlihat datang pagi sekali ke kampus saudara-saudara, ada apa gerangan?" Andrew membuat gaya layaknya komentator pertandingan yang memegang pengeras suara. Kemudian dia mulai mengendus-endus Bas. Wajahnya didorong Bas segera ketika batang hidung Dru mulai mendekat ke Armani abu-abu favoritenya.

Andrew meletakkan tangannya ke bahu Bas dan ikut duduk disamping Bas. Dru lebih pendek dari Bas sepuluh senti, dia adalah pengumpan terbaik Bas di lapangan. Tanpa Dru permainan Bas tak ada artinya. "Sudah ganteng, harum pula kau hari ini? Sudah lama gak liat kamu yang seperti ini. Lagi jatuh cinta kau yaa..."

Bas menyeringai lebar, "menurutmu begitu? Kentara banget ya..." mereka berdua tertawa lebar.

"Bas, aku menelponmu kemarin, berkali-kali tapi gak diangkat. Kemana sih HP-mu?"

"Hmm... HP itu kuberikan ke Anne." Jawab Bas canggung.

"Jadi kemarin Anne mengambil juga HP-mu?"

"Sebenarnya si dia kekeuh tidak mau mengambilnya, tetapi Dru... hari gini ini dia tidak punya HP." Bas membisikkan kata-kata yang terakhir agar tidak ada yang mendengar dan mencemooh Anne. "Kupaksa dia dengan alasan dia bisa membayarku di liburan nanti."

"Pekerjaan apa yang kau tawarkan untuk HP semahal itu Bas? Pijit sensual?" Dru menjilati bibirnya untuk menggoda Bas.

"Dru, buset!" Bas meninju lengan Dru yang sudah siap menahannya. "Pekerjaan halal koq. Hanya selama liburan. Aku perlu tau dia dimana, sedang apa, sama siapa." Bas menerawang, kemudian menatap mata Dru. "Menurutmu aku gila ya? Dulu apa pernah aku seperti ini Dru?"

"Seingatku si tidak pernah Bas. Kau benar-benar jatuh cinta ya? Kupikir kau hanya memainkan gadis mungil itu, seperti kau mempermainkan Alice dulu, kau ingat?" Tanya Dru yang dijawab Bas dengan gelengan.

"Penyakitmu disitu Bas, kau  mendekati wanita tetapi setelah dia jadi milikmu kau bahkan lupa kau punya pacar. Dan yang aku benci darimu itu walaupun pacar-pacarmu itu sudah kau sakiti bagaimana pun mereka tetap mencintaimu. Kau pakai susuk apa sih?" Bas tertawa mendengar cerita Dru. Dalam hari Sebastian berharap dia tidak melakukan itu pada Anne.

"Ceritakan tentang Alice, Dru. Sejujur-jujurnya, aku benar-benar lupa tentang dia."

Dru menarik nafas panjang sebelum bercerita. "Kita dulu angkatan dua dan Alice--junior fakultasku--baru masuk. Seperti Anne, tapi tidak seculun Anne. Alice lebih berbentuk gadis remaja yang sedang berbunga bukan gadis Thumbelina seperti Anne. Kau tertarik padanya, mengejar-ngejarnya kesana kemari, memberi hadiah sampai gadis itu mencair di tanganmu seperti es batu. Kemudian sifat Alice berubah, dari yang lugu menjadi sexy, liar dan cuek terhadap pelajaran. Aku tidak tau apa yang telah kau lakukan padanya hingga dia begitu, aku juga tidak mengikuti ceritanya lagi setelah itu, aku bahkan tidak tau apakah dia masih terhitung pacarmu atau tidak."

Nah, itu masalahnya. Sebastian hanya mengingat-ingat bahwa pacarnya lima, namun siapa saja dia agak lupa. Ia hanya ingat pacar-pacarnya yang sering menghampiri dia, menemaninya, menghiburnya. Alice, namanya familiar, tetapi ia tidak ingat wajahnya seperti apa. Sebastian masih mengingat-ingat ketika Andrew memperlihatkan foto bersama orientasi mahasiswa jurusan Teknik Informatika yang digelar dua tahun lalu.

"Ah! Gadis itu? Yang itu Dru?" Dru mendongak mengikuti arah pandang Bas, Alice dalam bentuk asli sedang berjalan menuju Bas.

Dru mengangguk, kemudian mulai berdiri dan berjalan mundur perlahan, "she's yours man!" dan segera pergi menghilang.

"Sialan kau Dru! Pantesan gak punya pacar kau!" Sebastian memekik keras kepada punggung Dru. Ketika ia berbalik, ia mendapati Alice sudah didepannya, menatapnya lekat-lekat.

Walaupun tampilan Alice mengerikan, Bas tidak merasa terintimidasi. Dandanan Alice bergaya gothic dengan eyeliner dan eyeshadow mata yang terlalu tebal, bedak wajah yang terlalu putih dan lipstik berwarna hitam. Ada tindik di hidung dan sudut bibir bawahnya. Bajunya juga bertema sama dengan dandanannya. Ia menggunakan tanktop merah dilapisi jaket dan celana kulit warna hitam yang menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah. Bas membayangkan jika Anne ada masalah dengan perempuan ini, maka ending-nya akan lebih buruk daripada dengan Maria.

Alice mengangkat satu kakinya ke bangku yang diduduki Bas dan langsung mencium bibir Bas di depan umum. "Alice, kau sudah gila ya?! Ini di depan umum." Bas mendorongnya lepas dan segera berdiri menantangnya.

Bas mulai memperhatikan wajah Alice yang aneh, matanya terlalu melotot, ada lingkaran biru dibawah matanya yang dia sembunyikan dengan menggunakan make up, itu sebabnya wajahnya seputih kertas. Darah dari wajah Bas seakan terserap gravitasi bumi. Bas memucat melihat tanda-tanda itu, perutnya mual dan ia hanya ingin menjauh dari perempuan ini.

"Bas, tolong aku." Suaranya terdengar parau. Dia mencengkram tangan Bas dan Bas menepisnya dengan jijik.

"Mintalah bantuan ke boss-mu Al. Atau ke dosen pembimbingmu. Kemana saja! Jangan pernah menyentuhku lagi. Kau tau bagaimana perasaanku terhadap barang haram itu!" Bas meludah. Ia berbalik badan dan segera pergi.

Dari kejauhan, Anne melihat kejadian itu. Pasti salah satu pacar Sebastian, pikirnya masam. Ada yang aneh dengan perempuan itu, Anne memperhatikan bahwa perempuan itu berjalan sedikit sempoyongan, apakah karena sedih ciumannya ditolak Bas? Anne melanjutkan perjalanannya dengan hambar menuju perpustakaan di lantai delapan gedung Fakultas Teknik.

"Anne, maaf ya aku terlambat." Bas datang jam 08.35. Dengan langkah panjang ia langsung menhampiri Anne dan mengambil buku-buku dari tangan Anne dan berjalan disampingnya. Anne tidak menjawab, ia mengambil setiap buku dari tangan Bas dan meletakkan ketempatnya.

"Anne, kau marah padaku?" Bas membantu Anne meletakkan buku terakhir di rak teratas. Diarahkan dagu Anne untuk menatapnya, Bas menatapnya lama. "Kau melihat kejadian tadi ya? Itu sebabnya kau marah?"

Anne memalingkan wajahnya, melepaskan dagunya dari tangan Bas. "Itu bukan urusanku Bas. Aku berharap aku tidak sebodoh mereka untuk jadi pacarmu." Anne berjalan melewati Bas.

Jantung Bas mencelos, degup jantungnya lebih cepat dua kali mendengar kata-kata Anne. "Anne. Ada alasan kenapa aku memperlakukan Alice seperti itu." Bas mendengus, ia tidak mengerti mengapa ia harus repot-repot menjelaskan alasan itu ke Anne.

Anne sedang di counternya ketika tiga orang lelaki masuk ke perpus bersama Alice. Teman-teman Alice itu juga tampak bukan orang baik-baik, jadi Anne merasa harus mengawasi mereka.

Ketika melewati counter, Alice tiba-tiba berhenti di depan Anne, "Hey! Kau pacar Bas yang baru bukan? Aku melihat videomu di youtube. Apakah kau sudah diciumnya? Dia pencium ulung, kau harus mencobanya. Belum lagi bagian tubuhnya yang lain... Lezat!" Alice tertawa selebar-lebar mulutnya bisa membuka, dan itu mengerikan sekali. Anne berpikir, pantas Bas meninggalkan Alice tadi... wanita ini menakutkan.

Bas yang tadi ingin menyusul Anne, memutuskan untuk bersembunyi dibalik rak buku. Ia ingin tau apa yang Alice bicarakan.

Alice and genk-nya masuk diantara lorong rak buku, dua baris sesudah lorong dimana Bas berada. Anne memperhatikan itu, ia mengkhawatirkan Bas karena mereka kurang armada jika pertengkaran fisik harus terjadi.

Anak-anak itu mulai mengambil buku secara acak dan membuka-bukanya kasar. Anne menegur dari jauh, "hey! Tolong perlakukan buku-buku disini dengan baik ya."

Alice tampak ingin menghajar Anne, namun lelaki di sampingnya dengan rambut cepak menahannya. Kemudian perhatian Alice kembali lagi ke teman-temannya. Entah kasak-kusuk apa, Bas tidak dapat mendengarnya. Bas hanya mendengar bahwa Alice harus kembali kemari.

Kembali lagi kemari berarti kemungkinan besar Alice akan berhadapan dengan Anne sendirian, dan Bas tidak menginginkan itu terjadi. Anne hanya akan diam, sama seperti kejadian dengan Maria. Dengan Alice, akan ada kebrutalan. Buku-buku jari Bas memutih membayangkan Alice menyerang Anne.

Melihat Alice lagi, secuil ingatan muncul. Ia ingat Alice yang manis dan baik hati, selalu menyapanya dan tidak pernah menyulitkan seperti kelakuan nakal dari pacar-pacarnya yang lain yang membuatnya ikut terbelit masalah dengan pihak ketiga. Bas hanya senang bercanda dekat Alice, namun--Dru salah--Bas tidak pernah mengejarnya. Alice lah yang menyerahkan diri padanya. Alice tau, Bas memiliki banyak pacar dan dia tidak keberatan--awalnya, kemudian setelah beberapa waktu Alice menghilang. Bas berpikir mungkin Alice kecewa dengan keberadaan Bas yang memiliki banyak pacar sehingga tidak ada waktu lagi untuknya dan dia mencari pelarian entah kemana. Bas tidak pernah terlalu memikirkan jika pacarnya ada atau tidak, Bas hanya ingat statusnya dan berapa pacarnya. Selama Bas belum memutuskan hubungannya, seorang perempuan itu tetap terhitung miliknya.

Bas tersadar ke saat ini ketika Alice dan genk-nya menutup buku di depannya dengan kasar dan pergi. Dia melambai sinis ke arah Anne, "aku akan kembali." Anne hanya memperhatikannya keluar dari pintu otomatis kemudian bernafas lega.

"Kau tidak apa-apa?" Bas menghampiri Anne. Beberapa mahasiswa mulai masuk ke ruang perpus.

"Bas, aku sedikit bingung dengan tipe pacarmu. Kau suka yang seperti itu ya?" Anne memberikan gerakan mencakar seperti kucing.

Bas tertawa, tawa yang merdu dan membuat Anne merona sewarna baju flanel kotak-kotak merahnya. "Anggap saja aku buta Anne. Kelasku akan dimulai, kujemput kau jam 15.30 ya."

"Bas!"

"Ya?" Bas berbalik cepat merespon panggilan Anne.

"Passwordnya?" Anne memberikan senyum manisnya pada Bas. Demi password, batinnya.

"Ah~," Bas kembali dan mengambil HP dari tangan Anne. Kemudian mengutak-utiknya lalu mengembalikan lagi ke Anne, "sekarang ini milikmu--terlepas dari apakah kau akan bekerja atau tidak nanti." Anne ingin membantah, tetapi Bas memajukan telapaknya ke depan wajah Anne untuk menghentikan bantahannya.

"Disini ada nomorku yang lain, kau bisa menelponku kapan saja. Galeriku berisi hmm... sedikit simpanan file tidak senonoh," Bas menyeringai lebar dan lesung pipit itu memamerkan dirinya. "Kalau itu mengganggu kau delete saja. Tidak ada yang penting buatku. Dah, aku pergi ya..." Bas melambaikan tangannya ke Anne ketika ia berada di luar pintu otomatis dan membuat Anne tertawa.

Mendapat otorisasi penuh atas HP itu, Anne mulai mengutak-atiknya, dimulai dari galleri.

Pukul 15.45 Bas datang ke perpus sesuai janjinya--sedikit terlambat. Anne sedang berberes tugasnya untuk dikumpulkan besok. Mereka berdiri berhadapan di counter sambil menunggu Leyla. Karena menjelang UTS, ruang perpus cukup ramai sore itu.

"Bagaimana HP-ku? Tidak ada yang kusembunyikan darimu Anne, aku mugkin satu-satunya manusia tanpa rahasia." Bas terkekeh. Anne harus mengakui bahwa se-playboy-nya Bas, ia sebenarnya orang yang baik, mungkin perempuan-perempuan itu yang mengejar-ngejar Bas. Seperti kata Ibunya, tidak ada kucing yang menolak ikan.

Leyla masuk bersama pacarnya yang lain, Anne heran perempuan ini mudah sekali mendapatkan pacar, padahal Leyla itu galak banget dan ketus. Anne keluar dari counter dan akan berjalan pergi bersama Bas ketika pintu otomatis itu terbuka lagi dan Alice dengan aura hitamnya melenggok masuk seperti cat woman.

Alice menatap Anne seakan ingin mencakarnya. Secara otomatis Anne merapat kan tubuhnya ke Bas dan menggandeng lengannya erat, mencari perlindungan. Bas menoleh dan merangkul pinggang Anne, ia terkejut betapa rampingnya Anne dibalik baju flanel yang oversize itu. Alice menyeringai kepada Bas yang menatapnya datar.

Aura ketegangan kentara ketika mereka saling melewati. Bas dan Anne keluar melalui pintu otomatis, sementara Alice menuju kebalik rak buku. Disana Alice menangis dalam diam.

Esoknya, Alice ditemukan tak bernyawa dipojok ruang perpustakaan Fakultas Teknik lantai delapan. Diagnosa : over dosis.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Cinta Tak Terduga
4643      1378     8     
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
Melankolis
2866      1046     3     
Romance
"Aku lelah, aku menyerah. Biarkan semua berjalan seperti seharusnya, tanpa hembusan angin pengharapan." Faradillah. "Jalan ini masih terasa berat, terasa panjang. Tenangkan nafsu. Masalah akan berlalu, jalan perjuangan ini tak henti hentinya melelahkan, Percayalah, kan selalu ada kesejukan di saat gemuruh air hujan Jangan menyerah. Tekadmu kan mengubah kekhawatiranmu." ...
Tuhan, Inikah Cita-Citaku ?
3905      1592     9     
Inspirational
Kadang kita bingung menghadapi hidup ini, bukan karena banyak masalah saja, namun lebih dari itu sebenarnya apa tujuan Tuhan membuat semua ini ?
Itenerary
37216      5200     57     
Romance
Persahabatan benar diuji ketika enam manusia memutuskan tuk melakukan petualangan ke kota Malang. Empat jiwa, pergi ke Semeru. Dua jiwa, memilih berkeliling melihat indahnya kota Malang, Keringat, air mata, hingga berjuta rahasia, dan satu tujuan bernama cinta dan cita-cita, terungkap sepanjang perjalanan. Dari beragam sifat dan watak, serta perasaan yang terpendam, mengharuskan mereka tuk t...
The Twins
4070      1402     2     
Romance
Syakilla adalah gadis cupu yang menjadi siswa baru di sekolah favorit ternama di Jakarta , bertemu dengan Syailla Gadis tomboy nan pemberani . Mereka menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat . Tapi tak ada yang menyadari bahwa mereka sangat mirip atau bisa dikata kembar , apakah ada rahasia dibalik kemiripan mereka ? Dan apakah persahabatan mereka akan terus terjaga ketika mereka sama ...
Manusia
1793      788     5     
Romance
Manu bagaikan martabak super spesial, tampan,tinggi, putih, menawan, pintar, dan point yang paling penting adalah kaya. Manu adalah seorang penakluk hati perempuan, ia adalah seorang player. tak ada perempuan yang tak luluh dengan sikap nya yang manis, rupa yang menawan, terutama pada dompetnya yang teramat tebal. Konon berbagai macam perempuan telah di taklukan olehnya. Namun hubungannya tak ...
Dinding Kardus
8971      2411     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
Secret’s
3696      1223     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Shut Up, I'm a Princess
709      472     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Sekotor itukah Aku
20225      3255     5     
Romance
Dia adalah Zahra Affianisha. Mereka biasa memanggilnya Zahra. Seorang gadis dengan wajah cantik dan fisik yang sempurna ini baru saja menginjakkan kakinya di dunia SMA. Dengan fisik sempurna dan terlahir dari keluarga berada tak jarang membuat orang orang disekeliling nya merasa kagum dan iri di saat yang bersamaan. Apalagi ia terlahir dalam keluarga penganut islam yang kaffah membuat orang semak...