Read More >>"> In Love With the Librarian (06. Bullying) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

"Kak Liam, mau kemana?" Anne mengejar Liam yang berada beberapa meter didepannya. Baju flanel kotak-kotak hijau daunnya ikut melambai ketika ia berlari. Anne sedang dalam perjalanan menuju perpustakaan, shift-nya baru mulai di jam 16.00.

"Ke perpus. Kau jaga hari ini?" Matahari sore menyinar terik, namun Anne senang ia berada dalam bayang-bayang Liam yang tinggi sehingga tidak merasakan silaunya matahari.

"Ya, 25 menit lagi. Kalau aku telat, Leyla bakal marah besar." Anne melemparkan tangannya kekiri-kanan tubuhnya. Liam tertawa melihatnya. "Oh ya kak, kemarin ada satu perempuan berambut merah di dekat Bas. Dia siapa ya?"

"Kenapa? Kau cemburu?"

"Ah, aku hampir tidak kenal Bas, kecuali bahwa dia temanmu. Perempuan itu ada di perpus kemarin Kak, sepertinya sifatnya tidak baik, aku curiga." Anne mengurut-urut dagunya.

"Bas benar, kau itu lucu kalau serius." Liam tertawa, kemudian menjelaskan, "dia itu Maria, anak arsitektur tingkat tiga. Pacar Bas yang lain."

"Waaahhh... banyak banget pacarnya!" Anne menekan pipinya dengan kedua telapak tangannya dengan frustasi.

"Menurutmu Bas gantengkah?"

"Dia lelaki sombong yang kebiasaan dituruti semua orang, ia mendapatkan semuanya dengan mudah sehingga memandang semua orang tidak berharga." Anne menyemburkannya cepat-cepat. Ia telah memikirkannya kemarin malam apa yang salah dengan lelaki itu. Langkah Liam terhenti, ia menoleh. Terkesima dengan kesimpulan Anne yang tepat sasaran. Anne tertawa malu-malu, ia baru sadar Liam adalah sahabat Sebastian. "Aku benarkan?"

Lift membawa mereka lantai demi lantai bersama dengan mahasiswa lainnya sampai ke lantai delapan. Begitu masuk ke ruang perpustakaan, perempuan itu disana--Megalo-woman dan genk-nya.

Lily terkejut dan bangun dari bangkunya ketika Anne dan Liam masuk ke ruangan. Anne buru-buru berjalan menuju counter, ia tidak ingin terlibat masalah dengan mereka. Melihat Lily bangun, Maria ikut menoleh kearah tatapan Lily.

"Ah, Liam. Tumben disini." Suaranya lemah lembut mendesah. Anne melirik dari sudut matanya, Maria menghampiri dan menumpangkan satu tangan di pundak Liam yang tinggi sehingga kaosnya yang pendek terangkat memperlihatkan perut yang rata tanpa lemak. Liam tidak menjawab, ia menepis tangan Maria dan berjalan ke rak-rak buku melewati beberapa mahasiswa yang sedang membaca.

Maria memberi isyarat pada lelaki serigala itu untuk menangani anak kutu buku di depannya agar menyelesaikan tugasnya, sementara Lily dan Maria menyusul Liam ke antara rak buku. Kali ini anak kutu buku itu adalah seorang perempuan seumur dengannya.

Melihat kesempatan yang ada, Anne mendekati anak perempuan itu dan langsung duduk disebelahnya, "sedang apa?" Lelaki serigala didepannya terkejut.

"A... aku."

Brak! Lelaki serigala itu menggebrak meja. Anne terlonjak bersama gadis itu. Liam menjulurkan kepala dari balik rak buku, instingnya sebagai asisten dosen membuatnya menghampiri meja Anne. "Ada apa, Anne?"

"Aku baru bertanya apa yang gadis ini sedang lakukan dan dia menggebrak meja." Anne menunjuk hidung si lelaki serigala.

Liam menyipitkan matanya. Kemudian mengambil buku didepan gadis itu dan membolak-baliknya. "Ini buku literatur arsitektur tingkat tiga. Tingkat berapa kamu dik?"

Gadis itu perlahan menatap Liam, "tingkat satu kak."

Liam membanting buku itu diatas meja, Anne dan gadis itu terlonjak lagi di bangkunya. Semua mahasiswa menaruh perhatian pada apa yang terjadi. "Apa maksud kalian menyuruh anak tingkat satu untuk mengerjakan tugas-tugas kalian?" Liam menengok ke Maria, Lily dan lelaki serigala itu. Anne memperhatikan wajah Liam yang marah dan terpesona. Tidak ada yang memperhatikan Bas yang baru masuk ke perpus.

Gadis disebelah Anne tiba-tiba menangis ketakutan. Anne secara refleks memeluknya. "Kalian itu sudah tingkat tiga tapi untuk banyak pelajaran kalian masih tidak lulus, dan ini cara kalian untuk lulus? Dengan memanfaatkan junior? Darimana kalian dapat ide itu?" Liam mendengus. Dari beberapa meja disebelah mereka mahasiswa lain mulai mendapat gambaran akan apa yang sedang terjadi, bahwa si senior tengah membully juniornya.

"Tapi, Bas..." Liam menoleh ke Maria yang membuka suara, "juga begitu." Lanjutnya dengan suara lemah. Kemudian terdiam.

Bas yang tadinya hanya mendengarkan, sekarang berjalan menghampiri. Wajahnya bahkan lebih horor dari Liam yang menangkap basah kegiatan bullying itu. "Kalian, ikut aku." Bas memutar badannya dan keluar dari ruang perpus, diikuti Maria dan genk-nya serta Liam.

Liam menghentikan Anne yang ikut berdiri mendengar perintah Bas. "Kau disini saja Anne, ini akan buruk kalau Bas sudah marah." Anne hanya mengangguk dengan si gadis yang masih dalam pelukannya.

Mereka tidak kembali lagi ke perpus, dan Anne bertanya-tanya apa yang sudah terjadi.

Bas duduk di kantin biru bersama Liam sejam kemudian. Matahari sore mengubah pemandangan di depan mereka menjadi berwarna jingga sebelum akhirnya malam bergantian menyelimuti. Tidak banyak lagi mahasiswa yang berseliweran karena tidak ada pertandingan atau acara lainnya.

Maria dan genk-nya sudah dibubarkan. Bas marah sekali mengenai penggunaan namanya oleh pacarnya untuk memanfaatkan anak-anak junior. Ia tidak percaya Maria bisa melakukan itu. Dia mulai berpikir apakah pacarnya yang lain juga menyalah-gunakan namanya seperti itu.

"Kau memberi contoh yang buruk untuk pacar-pacarmu Bas, dan ini akibatnya." Liam membuka suara.

Bas menyeka wajahnya dan bersandar pada kursi, "Yeah, aku tau aku salah. Itu hanya terjadi di tahun pertama kuliahku. Selanjutnya aku tidak pernah melakukannya lagi Liam."

"Tapi dengan reputasi setahun itu namamu menjadi momok untuk anak-anak junior. Apalagi jika mereka tau yang membully mereka adalah pacarmu." Liam memijit-mijit keningnya yang pegal.

Bas kalau sudah marah, bahkan Liam yang teman baiknya sejak SMA tidak berani menyelanya. Liam pernah menyaksikan Bas hampir meninju wajah Andrew ketika mencoba melerai pertengkaran pada pertandingan basket di SMA karena tim yang berseberangan dengan mereka menjegal Bas sampai jatuh dengan hidung berdarah.

"Aku akan memutuskan hubunganku dengan Maria besok. Hari ini biar dia memikirkan dulu apa yang sudah terjadi."

"Bukan karena Anne kan?" Liam bertanya, Bas terkejut dan baru teringat kalau tadi dia mampir ke perpus karena ingin mencari Anne dan mempertanyakan kemana dia pergi kemarin setelah pertandingan.

"Bukan." Jawab Bas singkat, memang sudah waktunya ia mencampakkan Maria. "Liam, aku pergi dulu ya, ada urusan yang harus kuselesaikan." Liam mengangguk merespon kata-kata Bas. "Thanks Liam."

Bas ingin menemui Anne, dia sudah di depan lift yang akan membawanya naik, namun setelah memikirkan lagi Bas mengurungkan niatnya. Besok, aku akan menemuimu.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Kisah yang Tak Patah
14047      2203     5     
Romance
Kisah cinta pertama yang telah usai. Sebuah cerita untuk mengenang pada suatu waktu yang menghadirkan aku dan kamu. Meski cinta tidak selalu berakhir luka, nyatanya aku terluka. Meski bahagia tak selalu ada usai sedih melanda, memang nyatanya untuk bahagia itu sulit meski sekedar berpura-pura. Bagaimanapun kisah yang ada memang akan selalu ada dan takkan pernah patah meski kadang hati sedikit ...
The Last Name
2066      710     5     
Fan Fiction
Ketika wanita dan pria saling mencintai satu sama lain apakah sebuah hal yangsalah? Tidak, tidak ada yang salah. CInta menjadi salah jika kau mencintai seseorang yang secara takdir memang tidak bisa kau cintai.
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Love You, Om Ganteng
15842      3790     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
Strange Boyfriend
202      161     0     
Romance
Pertemuanku dengan Yuki selalu jadi pertemuan pertama baginya. Bukan karena ia begitu mencintaiku. Ataupun karena ia punya perasaan yang membara setiap harinya. Tapi karena pacarku itu tidak bisa mengingat wajahku.
Rihlah, Para Penakluk Khatulistiwa
14288      2480     8     
Inspirational
Petualangan delapan orang pemuda mengarungi Nusantara dalam 80 hari (sinopsis lengkap bisa dibaca di Prolog).
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
7872      1459     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
The Journey is Love
660      453     1     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
Bandung
22045      2727     6     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
15448      2523     6     
Romance
Bella, seorang wanita yang sangat menyukai kegiatan yang menantang adrenalin terjebak di dalam sebuah sekolahan yang bernama Rainwood University dengan profesinya sebagai Guru BK. Bukan pekerjaan yang diharapkan Bella. Namun, berkat pekerjaan itu takdir dapat mempertemukannya dengan Rion. Salah seorang muridnya yang keras kepala dan misterius. Memiliki nama samaran RK, Rion awalnya bekerja sebag...