Loading...
Logo TinLit
Read Story - Akhirnya Pacaran
MENU
About Us  

Vellani Putri. Itulah nama yang diberikan kedua orangtuaku. Di umurku yang menginjak 17 tahun ini, aku belum pernah mencicipi rasanya pacaran. Bagiku, untuk apa pacaran jika ada sahabat serasa pacar?

"Vel, besok Minggu aku main ke rumahmu ya?" tanya Aldi.

"Oke. Jam sepuluh pagi aja ya. Aku mau bangun siang," jawabku.

"Siap, Nyonya," jawabnya dengan hormat seperti di upacara bendera.

Namanya Aldi. Dialah alasanku mengapa sampai saat ini aku tidak pacaran. Bagiku, dengan selalu bersamanya itu sudah cukup karena aku tidak merasa kesepian. Dia selalu menemaniku kapanpun dan dimanapun. Aku tidak butuh pacar selama ada dia di sampingku. Aku sadar bahwa aku mencintainya karena waktu yang telah menuntun hatiku untuk menetap padanya. Tapi, kisah cintaku tidak sesederhana itu. Memang aku bersahabat dengan Aldi, pergi pun sering bersama Aldi, tapi ada hal yang membuatku sering merasa sedih. Aldi sudah berpacaran lebih dari lima kali. Yang aku takutkan adalah Aldi terlalu mencintai pacarnya dan lupa terhadapku yang setia menunggunya.

"Halooo," teriak Aldi di ambang pintu kamarku. Senyum manis terukir di bibirnya. Aku yang sedang berbaring di kasur berubah posisi menjadi duduk.

Aldi sudah biasa masuk ke kamarku. Walaupun aku perempuan dan dia laki-laki, tapi itu tidak masalah untuk kami maupun keluarga kami. Itu dikarenakan aku dan Aldi sudah bersahabat sejak masih kecil sekali.

"Telat delapan menit." Aku menunjuk jam berwarna merah di dinding kamarku.

"Delapan menit doang ngga papa lah," bela Aldi. Aldi melangkahkan kakinya memasuki kamarku dan duduk di sofa sebelah kasur.

"Ya deh ... Terus ini mau ngapain?"

"Nonton yuk. Katanya ada film baru yang bagus," jawabnya.

"Film apa tuh?" tanyaku penasaran.

Aldi mendecakkan lidahnya. "Udah deh, Vel. Lihat aja nanti. Aku juga lupa judulnya," ucap Aldi sambil tertawa. "Jangan pasang wajah penasaran gitu deh. Jelek tau ngga? Jadi bikin gemes," lanjutnya.

"Apa sih? Ya udah yuk berangkat aja sekarang!" Aku beranjak dari kasur.

Aldi mengamatiku dari kaki sampai kepala.

“Kenapa lihat-lihat?” Aku merasa risih karena dilihat seperti itu.

“Serius mau pergi pakai baju itu?” Aldi menunjuk ke arahku.

Aku melihat pada pakaian yang terpasang di badanku. Ya ampun! Aku baru menyadari jika aku masih memakai baju tidur lucu bergambar jerapah.

“Hehe. Bentar ya, aku ganti baju dulu,” ucapku. Aku segera mengambil kaos dan celana jeans dari lemari. Kakiku melangkah keluar kamar untuk berganti baju di kamar mandi yang terletak di sebelah kamar tidurku.

Aku sudah selesai berganti baju. Saat aku hendak mengangkat tangan ingin membuka pintu kamarku, pintu itu dibuka Aldi dari dalam kamar. Sedikit kaget, tapi rasa itu langsung hilang.

Aldi melihatku sebentar. “Ayo!”

“Belum sisiran, Di. Bentar.” Aku hendak melangkahkan kaki ke dalam kamar, tetapi Aldi menahan lenganku.

Aldi menyisir rambutku dengan tangannya, kemudian sedikit menatanya. Aku hanya terpaku di jarak yang dekat ini karena bisa melihat dengan jelas garis-garis wajahnya.

Aldi menurunkan tangannya dari kepalaku sambil tersenyum manis. “Dah cantik. Ayo berangkat!”

Deg-degan? Tentu saja! Rasanya jantungku sedang lompat-lompat kesenangan.

Aldi mengendarai motor gede kesayangannya dan aku membonceng padanya. Perjalanan menuju bioskop tidak membosankan karena Aldi mengajakku berbicara sepanjang perjalanan. Dia menceritakan tentang ekstrakurikulernya, keluarganya, adiknya yang menjengkelkan tapi dia sayang, dan yang lainnya. Intinya, aku suka ketika dia memilihku sebagai tempat curhatnya.

Kami sudah sampai di mall gedung bioskop yang biasa kami kunjungi. Aldi menyuruhku menunggu, sedangkan dia membeli tiket. "Astaga, Aldi!" ucapku heran saat menerima tikertnya. Ternyata Aldi membeli tiket untuk menonton film bergenre romantis.

"Hehe. Sekali-kali ngga papa dong, Vel," ucap Aldi dengan meringis malu-malu sambil menggaruk kepalanya yang aku yakini itu tidak gatal sama sekali.

Aku heran, biasanya dia hanya mau jika diajak menonton film action. Pernah satu kali Aldi mau menonton film romantis bersamaku, itupun aku harus merengek selama dua hari sebelumnya. Film berjudul "Loving Can Hurt" sudah diputar setengahnya. Aku melirik ke arah Aldi. Dia terlihat serius menikmati tontonannya.

Film sudah selesai. Para penonton keluar dari ruangan dengan berbagai macam emosi. Ada yang sedang mengelap air matanya karena terharu akan kisah cinta tokohnya, ada yang kesal, ada yang sedih, dll. Aku keluar dengan rasa senang karena cerita film itu berakhir dengan bahagia. Memang, aku tidak begitu suka ending yang menggantung. Itu menyebalkan. Aldi sepertinya juga sama denganku karena dia sejak tadi hanya tersenyum saja seperti tidak ada kerjaan lain selain tersenyum.

Saat ini aku dan Aldi berada di parkiran. Aku menunggu Aldi yang sedang berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya yang lepas. Aldi pun berdiri. Dia menepuk pundakku.

“Eh-eh, Vel! Itu apa yang terbang?” tanya Aldi dengan menunjuk ke langit. Aku pun langsung mengikuti arah telunjuknya.

“Mana yang ter- Aaaa! Kok gelap sih, Di?” tanyaku pada cowok berambut hitam legam itu. Aku meraba mataku. Aldi sedang mengikatkan kain di mataku.

"Kenapa pake ginian?"

"Biar surprise haha," jawab Aldi.

“Kaget tau ngga?”

“Di?”

“Di?”

Tik tok tik tok. Sudah 2 menit aku menutup mata, tapi tidak ada yang terjadi. Aku mulai bosan. Aku hanya mendengar orang-orang di sekitarku berbisik dan tertawa pelan. Apa mereka menertawaiku? Apa aku ditinggal Aldi? Aku kira ada kejutan yang diberikan padaku, tapi apa ini? Aldi malah seperti mengerjaiku.

"Kok ngga terjadi apa-apa?" tanyaku dengan bertolak pinggang, masih dengan mata tertutup.

"Hahaha. Memang kamu berharap ada apa, Vel?" Aldi malah menertawaiku. Aku kesal. Aku membuka penutup mataku.

"Astaga!" Aku melihat Aldi sedang tersenyum dan berdiri di depanku.

Dia membawa sebuket bunga mawar merah muda. Aldi segera memberikannya kepadaku. Tidak, tidak dengan berlutut seperti di sinetron-sinetron. Ia memberikannya dengan berdiri seperti biasa. Aku pun segera menerimanya dengan rasa bahagia yang hinggap di dadaku.

"Kau masih ingat bunga kesukaanku?" Ya, aku memang suka bunga mawar warna merah muda. Setiap kali aku melihat bunga itu, pikiranku menjadi lebih tenang.

"Pasti lah aku ingat. Aku kan sahabatmu ... dan akan jadi pacarmu," ucap Aldi dengan malu-malu.

"A-apa? Apa maksudmu? Jadi kamu nembak aku?"

"Aku ngga nembak kamu. Aku ngga mau kamu mati. Lagian, aku juga ngga bawa pistol. Hahaha," canda Aldi.

"Aldi, aku ngga bercanda," ucapku dengan menajamkan pandanganku ke matanya.

"Oke, jadi begini. Aku udah ngerasain pacaran beberapa kali.” Aldi menjeda ucapannya sambil melihatku. Kemudian dia mengembuskan napas. “Tapi, aku selalu lebih nyaman kalau sama kamu dari pada sama pacar-pacarku. Setelah aku pikir-pikir, aku menyayangimu. Setelah aku pikir-pikir lagi, aku ternyata mencintaimu, Vel. Aku ngga mau kehilangan kamu,” lanjutnya. Tercetak jelas di matanya bahwa dia bersungguh-sungguh pada apa yang dia ucapkan.

Aldi menatapku penuh harap. "Vel, kamu mau jadi pacarku?" tanya Aldi.

"Aku emm ... " Aku bingung harus menjawab apa. Di pikiranku saat ini, bagaimana jika aku dan Aldi putus lalu kami saling menjauh? Aku tidak bisa pisah terlalu lama dengan Aldi.

"Aku yakin jawabanmu ya," ucapnya dengan rasa percaya diri yang kuat.

“Aku ngga salah kan?” tanyanya memastikan.

“Yaaa, kamu memang benar,” ucapku sambil tersenyum.

“Yes!” Ku lihat, ada senyum yang merekah di wajahnya. Ia berlompat-lompat kecil di parkiran itu. Orang yang lewat menatapnya geli, begitu juga aku.

“Aku tahu kamu pasti nerima. Mana ada cewek yang ngga mau pacaran sama cowok ganteng kaya aku. Ya ngga?” Aldi menaikkan satu alisnya, sok keren.

“NGGA!”

“Hahaha.” Aldi tertawa lagi.

Sungguh, aku tak kuasa untuk menahan senyumku sebagai wujud rasa bahagiaku. Aldi merentangkan tangannya kepadaku. Ku rasa, dia ingin memelukku. Aku hanya diam saja sambil menaikkan satu alisku. Dia akhirnya memeluk tiang yang tepat berada di sebelahku.

“Kok meluk tiang, bang? Jones ya?” tanyaku mengejeknya.

“Situ kali yang jones. Ngga ada yang meluk,” jawab Aldi. Aku menatapnya dengan wajah datar.

“Iya-iya, ya udah sini peluuuk!” Aldi merentangkan tangannya. Kali ini, dia benar-benar memelukku. Bukan tiang lagi.

Kami pulang dengan dengan rasa bahagia. Dialah Aldi. Sahabatku, cinta pertamaku, pacar pertamaku. Sampai di rumah, aku langsung menuju kamar dan menjatuhkan diriku di atas ranjang. Aku memikirkan kembali apa yang terjadi saat di parkiran tadi. Ah, kejadian itu tidak mau lari dari pikiranku. Aku jadi sadar, selama ini penantianku tidak sia-sia. YEEE AKHIRNYA PACARAN!

How do you feel about this chapter?

0 0 4 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kota Alkroma: Tempat Ternyaman
3926      1065     2     
Fantasy
Kina tidak pernah menyukai kota kecil tempat tinggalnya. Impiannya dari kecil adalah untuk meninggalkan kota itu dan bahagia di kota besar dengan pekerjaan yang bagus. Dia pun setuju untuk menjual rumah tempat tinggalnya. Rumah kecil dan jelek itu memang seharusnya sudah lama ditinggalkan tetapi seluruh keluarganya tidak setuju. Mereka menyembunyikan sesuatu. Kemudian semuanya berubah ketika Kina...
Nina and The Rivanos
11120      2885     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
My Selenophile
707      492     2     
Short Story
*Selenophile (n) : A person who love the moon Bagi Lasmi, menikmati keheningan bersama Mahesa adalah sebuah harapan agar bisa terus seperti itu selamanya. Namun bagi Mahesa, kehadiran Lasmi hanyalah beban untuk ia tak ingin pergi. \"Aku lebih dari kata merindukanmu.\"
My Noona
6369      1643     2     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...
Loveless
18848      8045     615     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
MAMPU
9338      2948     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...
Beloved Symphony | Excetra
1539      681     0     
Romance
Lautan melintang tiada tuturkan kerasnya karang menghadang.
Khalisya (Matahari Sejati)
3172      1122     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
G E V A N C I A
1298      745     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Your Secret Admirer
2297      796     2     
Romance
Pertemuan tak sengaja itu membuat hari-hari Sheilin berubah. Berubah menjadi sesosok pengagum rahasia yang hanya bisa mengagumi seseorang tanpa mampu mengungkapkannya. Adyestha, the most wanted Angkasa Raya itulah yang Sheilin kagumi. Sosok dingin yang tidak pernah membuka hatinya untuk gadis manapun, kecuali satu gadis yang dikaguminya sejak empat tahun lalu. Dan, ada juga Fredrick, laki-l...