Loading...
Logo TinLit
Read Story - TERSESAT (DILEMA)
MENU
About Us  

“Kamu yakin, mau pindah kerja ke Bandung, Bim? Di sini kan, udah lumayan kerjaanmu ini. Apa, ada hubungannya sama Kartika?” tanya seorang pria berjaket hitam, dengan celana jins abu-abu yang terlihat beberapa kantong celana tertempel di paha, dan topi dikepalanya saat menemuiku di musala selepas jam pulang kerja.

 

“Enggak yakin juga, sih. Aku cuma pengen nyari kerjaan, yang lebih baik dari kerjaanku sekarang. Yah ... kamu tau sendirilah, di sini cuma cukup buat makan. Sementara niatku menikahi Kartika, udah ditanyain terus ama dia. Bingung aku, Sat.” Aku menatap datar, ke arah pria di sampingku yang kupanggil Satria.

 

“Intinya kamu belum siap kan, buat nikahin Kartika?” ujar pria bermata sipit, sahabatku itu yang sudah hampir setahun lebih tidak bertemu.

 

Terakhir kali bertemu dengan Satria, sewaktu wisuda di kampus teknik dua tahun yang lalu. Selepas itu entah ke mana ia menghilang, dan baru beberapa bulan ini kami bertemu kembali. Hingga sering berkomunikasi lewat ponsel, aku pun banyak bercerita perihal hubunganku dengan Kartika, sahabatnya juga sewaktu kami kuliah bersama dulu.

 

Sekarang Satria kembali menemuiku, dengan membawa kabar tentang Kartika. Ia menoleh ke arahku dengan tatapan tajam, seakan-akan mencari sesuatu di dalam pikiranku.

“Yah, begitulah.” Aku mendengus, seolah-olah melepaskan beban berat yang selama ini bercokol di pikiran.

 

“Emang, udah ada perusahaan yang nawarinmu kerja di Bandung, Bim? Jangan sampai, pas kamu ke sana buang waktu aja. Apalagi, harus ninggalin kerja di sini. Sayang, kan?”

 

“Belum, sih. Tapi kemarin, teman kita si Teguh di Bandung ngasih tau, kalau ada lowongan buat jadi teknisi komputer di perusahaan Telkom. Cuma syaratnya, enggak terikat ama kerjaan.”

 

“Ya udah, kamu coba izin aja dulu di sini beberapa hari. Biar di sana pasti dulu, baru kamu keluar kerja di sininya. Aku yakin, si Teguh bisa ngerti posisi kamu, Bim.”

 

Satria menyarankan, hal yang tidak pernah terlintas di benakku. Mungkin karena selama ini, seakan-akan terbebani dengan masalah Kartika. Ada sedikit harapan dari sarannya tadi, mengenai niat mencari pekerjaan yang lebih layak. Sehingga membuatku kembali yakin, dengan tekad untuk meminang Kartika.

“Bener juga saranmu itu, Sat. Nyaris tak terpikirkan sama aku.” Aku pun tertawa. “Eh iya ... kamu nyariin, ada apa?” tanyaku, teringat maksud Satria mencariku tadi.

 

“Mengenai Kartika, Bim.” Satria bergeser duduknya, menghadap ke arahku seraya menghela napas.

 

“Ada apa sama Kartika, Sat?” Aku mengerutkan dahi, sedikit penasaran dengan ucapan Satria tadi.

 

“Begini.” Satria menahan perkataannya, seakan-akan ada hal sangat penting yang hendak ia utarakan.

 

“Beberapa hari kemarin, aku bertemu sama Kartika di sebuah restoran. Waktu itu, aku lagi makan siang bersama rekan kerja. Enggak sengaja sih, ketemu dia. Lalu ... aku coba bicara. Kamu tau, Bim. Dia sangat berharap kalau kamu segera meminangnya, atau ....” Satria terdiam sesaat, seakan-akan berat untuk mengatakan apa yang terjadi dengan Kartika.

 

“Atau apa, Sat? Jangan buat aku penasaran gini, dong!”

 

“Begini, Bim. Kamu tau kalau selama ini, aku juga memendam perasaan sama Kartika? Jadi ... dia minta, kalau kamu enggak bisa melamarnya segera, dia siap untuk aku jadikan istri.”

 

Deg! Mendengar pernyataan Satria, seakan-akan ada benda keras menghantam dadaku. Tidak disangka. Selama ini antara Satria dengan Kartika, ada hubungan yang tidak pernah kuduga. Sahabat yang sudah dianggap layaknya saudara, dengan tega hendak merebut kekasih sahabatnya sendiri. Sungguh, suatu hal yang sangat membuatku terpukul sore itu.

 

“Ap—apa maksud kamu, Sat?! Kamu ... enggak berniat mengambil Kartika dariku, kan? Katakan, Sat? Katakan?!” seruku sedikit emosi, seraya menatap tajam ke arah pria berjaket hitam di hadapanku yang terlihat termenung sejenak.

 

“Begini, Bim. Biar aku jelaskan dulu, duduk persoalannya. Antara aku sama Kartika, memang enggak ada hubungan seperti yang kamu duga. Tapi saat aku tanya kalau aku yang melamarnya, dia seakan-akan mengiyakan dan mau kalau aku yang menggantikanmu sebagai calon suaminya. Awalnya cuma becanda tanya gitu, Bim. Enggak taunya dia malah ngerespon serius, dan berharap seperti yang dia inginkan juga selama ini. Dia mencintaiku dalam diam, di balik hubungan kalian, Bim.”

 

“Dasar sahabat enggak tau diri! Kamu tega ngelakuin ini, sama sahabatmu sendiri, Sat?! Aku benar-benar enggak nyangka! Sialan kamu, Sat!” bentakku kembali, kemudian berdiri menghadap ke arah Satria yang masih duduk di tempatnya.

 

Terlihat guratan penyesalan di wajah Satria, saat bercerita tentang Kartika. Ada niat untuk mendaratkan pukulan ke wajahnya. Namun aku masih sadar, atas hubungan persahabatan kami selama ini. Tanpa banyak bicara lagi, aku melangkahkan kaki meninggalkan Satria yang terlihat masih termenung dengan perkataannya tadi. Namun, ia berusaha untuk mencegahku.

 

“Denger dulu penjelasanku, Bim! Aku ....”

 

“Cukup! Enggak ada yang harus dijelasin lagi, Sat! Aku kecewa sama kamu, juga Kartika!”

 

“Bim, Bimo! Denger dulu penjelasanku ini. Kalau kau memang mencintai Kartika, aku siap untuk meninggalkan dia selama-lamanya dan kalian bisa bebas menjalani hubungan kalian. Tapi ada satu syarat yang harus kamu penuhi, biar saya jauhi kalian untuk selama-lamanya!”

 

Deg! Ucapan Satria membuatku berhenti sejenak, kemudian menatapnya dengan tajam bagai sabetan pedang Katana milik seorang ninja yang mengoyak tubuh lawan.

 

“Apa syarat yang kau minta, biar kau enggak mengganggu hubunganku sama Kartika?!” hentakku, meski masih terbawa emosi dengan apa yang tadi Satria ucapkan tetapi sedikit menggelitik pikiranku.

 

“Begini, Bim. Aku mohon kamu bisa memahami situasi yang sedang kuhadapi, juga terhadap perasaanku kepada Kartika. Kalau kamu memang benar-benar menyayanginya.”

 

“Ya ... ya, ya! Aku mau dengerin apa yang kau minta, asal kau jauhi Kartika dan membiarkan kami menjalani hubungan ini.”

 

“Baiklah, Sahabatku.”

 

“Jangan panggil aku sahabatmu, karena kau sudah tega menusukku!”

 

“Baik ... baik, Bim. Aku minta maaf kalau harus dengan cara seperti ini, meminta bantuanmu.”

 

“Ah, sudahlah! Jangan banyak alasan! Kalau kau ingin merusak hubunganku dengan Kartika, jangan seperti ini caranya. Aku siap lakukan apa yang kau minta, asal kau jauhi kami dan jangan pernah mencoba mengganggu lagi, paham?!”

 

“Baik, Bim. Aku pegang janjiku ini, sebagai janji seorang sahabat. Asal kau mau membantu apa yang sedang kuhadapi.”

 

“Baiklah. Apa yang kau minta dariku, supaya bisa terlepas dari masalah ini?”

 

“Begini, Bim.” Satria terdiam sejenak, kemudian menghela napas sebelum berkata kembali, “bos saya lagi ada masalah dengan perusahaan. Sistem keamanan keuangan di bank tempatnya menginvestasikan saham, kena hacker kelompok tak dikenal. Beliau memintaku untuk mencari siapa kelompok tersebut, namun saya kesulitan dalam memecahkan kode data base-nya. Jadi, saya minta bantuanmu untuk memecahkan masalah ini.”

 

“Dengan membuat rencana berpura-pura mencintai Kartika, supaya saya bisa bantu kamu menyelesaikan masalah ini, Sat? Sungguh tega, ya?!”

 

“Bukan. Bukan begitu, Bim. Mengenai Kartika, saya memang menyukai dia dan ada keinginan untuk memiliki. Tapi saya tau dia adalah milikmu, makanya bantu saya agar bisa menghilangkan perasaan ini dan merelakan kalian bersatu untuk selamanya. Tapi syaratnya itu tadi yang kuminta darimu, Bim. Kumohon bantu aku mengungkap dalang hacker perbankan keuangan perusahaan bos saya, biar saya bisa merelakan kamu sama Kartika selamanya. Saya mohon, Bim.”

 

“Hmm ...,” aku bergumam sebentar, seraya berpikir atas apa yang diucapkan pria berjaket hitam di hadapanku itu. “Baiklah. Kalau dengan cara seperti ini, kau bisa melepaskan perasaanmu terhadap Kartika. Saya akan coba bantu apa yang kau minta itu. Kapan dan bagaimana saya bantu kamu?”

 

Setelah emosi di hatiku sedikit mereda. Aku berdiskusi bersama Satria membahas apa yang dimintanya, dalam memecahkan kasus yang dihadapi oleh perusahaannya. Salah satunya dengan menghubungi Teguh sahabat kami di Bandung, dan memulai segalanya di sana.

 

Meski perasaanku masih diselimuti emosi, terhadap apa yang diucapkan Satria tadi. Akhirnya aku pergi dari hadapannya, membawa rasa kecewa yang sangat mendalam, walau ada syarat yang ia minta agar bisa menjauhi Kartika dan merelakannya bersamaku. Entah harus bagaimana menghadapi masalah, yang seakan-akan membuatku tidak percaya terhadap semua yang terjadi.

 

                                                                                              *****

Tags: TWM18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 1
Submit A Comment
Comments (27)
  • Kang_Isa

    @AjengFani28 Terima kasih sudah mampir, ya. Untuk sementara cerita ini aku posting di platformnya Storial.co, Mba. Lagi diikutkan dalam kompetisi novel. Nanti aku posting keseluruhannya, setelah ada kabar di sana, ya. Untuk karyaku yang sekarang sedang proses di sini, judulnya "IMPIANKU". Kalau berkenan, mampir juga di sana, ya. Terima kasih sudah mampir. :)
    Salam semangat selalu. :)

    Comment on chapter Episode 1
  • AjengFani28

    Mantap thor!!! Lanjutin!!! Suka deh nih cerita ;d

    Comment on chapter Episode 1
  • AjengFani28

    Woah... I like it ;d

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    Halo @Ayusetiani iyakah? Wahh ... terima kasih atas apresiasinya. Aku masih jauh dari Bang Tere, sekedar mencurahkan isi pikiran saja. Tapi, terima kasih sudah berkenan mampir, ya. Salam semangat selalu.

    Comment on chapter Sinopsis
  • Ayusetiani

    Gaya menulisnya kok ngingetin aku sama Bang Tere. Kereeen deh

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Primadhani terima kasih sudah mampir di karyaku, ya.

    Comment on chapter Sinopsis
  • Primadhani

    @Kang_Isa salam. Nanti aku lanjut baca cerita rekomend kaka ipar aku ini. Mau selesain puggy dulu.

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Primadhani Terima kasih sudah mampir di ceritaku, ya. Salam semangat selalu.

    Comment on chapter Sinopsis
  • Primadhani

    Kereeen.

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @aisalsa09 terima kasih udah mampir, ya.
    Iya, sebenarnya bebas sih untuk sinopsis. Bisa ditaruh di awal atau di akhir cerita, gimana permintaan dari penerbitnya.
    Kalau di sini sengaja aku taruh di akhir, sebagai pelengkap ceria aja.
    Sukses selalu, ya.

    Comment on chapter Episode 10 ( SELESAI )
Similar Tags
V'Stars'
1473      675     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
ONE SIDED LOVE
1512      667     10     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
NADI
6133      1687     2     
Mystery
Aqila, wanita berumur yang terjebak ke dalam lingkar pertemanan bersama Edwin, Adam, Wawan, Bimo, Haras, Zero, Rasti dan Rima. mereka ber-sembilan mengalami takdir yang memilukan hingga memilih mengakhiri kehidupan tetapi takut dengan kematian. Demi menyembunyikan diri dari kebenaran, Aqila bersembunyi dibalik rumah sakit jiwa. tibalah waktunya setiap rahasia harus diungkapkan, apa yang sebenarn...
Weak
251      202     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Bertemu di Akad
4115      1184     1     
Romance
Saat giliran kami berfoto bersama, aku berlari menuju fotografer untuk meminta tolong mendokumentasikan dengan menggunakan kameraku sendiri. Lalu aku kembali ke barisan mahasiswa Teknik Lingkungan yang siap untuk difoto, aku bingung berdiri dimana. Akhirnya kuputuskan berdiri di paling ujung barisan depan sebelah kanan. Lalu ada sosok laki-laki berdiri di sebelahku yang membuatnya menjadi paling ...
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Grey
238      200     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Cowok Cantik
13948      2166     2     
Romance
Apa yang akan kau lakukan jika kau: seorang laki-laki, dianugerahi wajah yang sangat cantik dan memiliki seorang ibu dari kalangan fujoshi? Apa kau akan pasrah saja ketika ditanya pacarmu laki-laki atau perempuan? Kuingatkan, jangan meniruku! Ini adalah kisahku dua tahun lalu. Ketika seorang laki-laki mengaku cinta padaku, dan menyebarkannya ke siswa lain dengan memuat surat cintanya di Mading...
Kinanti
1635      730     1     
Romance
Karena hidup tentang menghargai yang kamu miliki dan mendoakan yang terbaik untuk masa nanti.
G E V A N C I A
1107      614     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...