Read More >>"> Disgusting Creature
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Disgusting Creature
MENU
About Us  

Suhu yang mencapai 3 derajat celcius membuatku meringkuk kedinginan dengan memeluk lututku di depan perapian yang merupakan satu-satunya sumber cahaya di sini.
Ini sudah berjalan setahun sejak makhluk itu menerorku. Makhluk menjijikkan yang terus menerus mengikutiku kemanapun aku pergi. 

Aku tidak tahu harus berbuat apa, makhluk itu sangatlah menggangguku. Ia selalu membisikkan hal jahat kepadaku, menyuruhku untuk melakukan hal-hal yang kejam; memperkosa, membunuh, mencuri, dan masih banyak lagi.

Parahnya lagi, ia mengancam bahwa ia akan terus menerorku seumur hidup jika aku tidak menuruti keinginannya.

Ha. Itu semua omong kosong. Buktinya saja aku sudah melakukan semua yang ia perintahkan tetapi makhluk menjijikkan itu masih menerorku.

Sekarang aku hanya bisa melarikan diri dan bersembunyi agar tidak tertangkap oleh polisi yang mengejarku karena banyaknya kasus pembunuhan yang kulakukan. Argh! Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku perbuat dengan tubuh seorang anak laki-laki di sampingku ini. Ususnya yang terburai keluar dari perutnya membuatku muak, tetapi aku tidak sanggup memindahkannya—tidak dengan wajah membiru yang membuatku kasihan itu.

Tidak terhitung lagi jumlah korban pembunuhanku ini, atau lebih tepatnya aku tidak sanggup lagi menghitungnya. Sungguh, bukan aku yang menginginkan ini semua, tetapi makhluk itu.

Aku menangis di depan perapian—menyesal terhadap semua yang sudah kulakukan—dan direspon oleh suara letupan kayu dari bara api tersebut. Aku tidak sanggup lagi, aku ingin mengakhiri semua ini. Aku ingin menghilangkan makhluk lembek menjijikkan itu dari hidupku. Aku ingin membunuhnya.

Aku pun mengambil kapak yang tergeletak di samping mayat anak laki-laki itu. Aku memotong kaki mayat tersebut untuk menguji ketajaman kapak itu—untuk tahu apakah pisau itu bisa membunuh makhluk laknat itu. Setelah merasa cukup dengan memotong betis mayat itu menjadi empat, aku bangkit menuju kamar mandi.

Di depan cermin, aku dapat melihat diriku yang kewalahan—lelah dengan semua ini. Aku mulai mengangkat kapak setinggi mungkin dan menancapkannya tepat di kepala. Aku mencabut lalu menancapkannya berulang kali tepat di tempurung kepalaku. Darah muncrat dan merembes setiap kali ujung kapak mengenai kepalaku.

Sampai akhirnya makhluk itu terlihat. Wujud yang menjijikkan dengan darah yang menutupinya itu membuatku naik pitam. Maka dengan sekuat tenaga aku menghantam makhluk itu dengan kapak untuk terakhir kalinya.

Aku dapat melihat diriku tersenyum bahagia di cermin sebelum aku terjatuh ke lantai dengan darah yang masih mengalir deras di kepalaku, dan seketika semuanya menjadi gelap.

Ya, makhluk itu sudah mati.

Tags: thwc18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ting Ting Ting
336      227     1     
Short Story
Saya, cuma pengen main~
Bad night
389      278     0     
Short Story
Tidak ada malam yang buruk kecuali malam itu.
The two moons
391      255     1     
Short Story
Kukira aku sudah gila melihat dua bulan itu, apakah aku salah? #thwc18
Story of Apocrypha
361      218     2     
Short Story
Tahta. Siapa yang tidak tergiur dengan tahta? Apalagi dalam lingkup kerajaan, tahta sangat diidamkan karena dapat menaikkan derajat seseorang. Dendam. Dendam berbeda dengan tahta. Dendam lebih tragis dan bisa menguasai sang pendendam. Seorang putri yang selalu dikalahkan oleh dendamnya, menghancurkan apapun tanpa peduli dengan tahta. Asalkan hasratnya dalam melayani korbannya bisa ...
Halloween
613      348     3     
Short Story
Aku berikan pertunjukan terbaik di kota ini. #thwc18
Job
764      447     5     
Short Story
Ah, kau bertanya tentang pekerjaanku? #thwc18