31 Oktober 2018
22:40
Drtt ... drtt ...
Dering telepon berbunyi, dengan cepat menyanyikan nama pemilik langsung mengangkat panggilan masuk dari teleponnya.
"Hallo, Vin! Lo ke rumah gue yah, ini sepi nih!" Kata si penelepon.
"Inikan udah malem, Fik" kata Kevin.
“Aelah, biasanya juga jam segini lo suka keluyuran. Cepat buruan sini, gak pake lama” paksa si penelepon.
"Iya ... iya ..." pasrah Kevin.
Dengan cepat, Kevin mengambil jaket dan kunci motornya untuk segera pergi ke rumah di Twitter, Fikri.
"Lah, ini kemapa si Econg? Biasanya juga kagak mogok" ucap Kevin kesal saat mengetahui bahwa motor kesayangannya mogok.
"Yaudah, gue jalan aja. Lagi pula rumah gue sama Fikri deket"
Kevin mulai melangkahkan nafas menuju rumah Fikri. Ia kembali ditemani dengan Hanphonenya.
'Kayak ada yang ngikutin' batin Kevin bertanya.
'Mungkin cuma perasaan gue aja.' Kevin mengankat kedua bahunya, acuh.
"Tolong ..." tiba-tiba saja ada seorang gadis yang meminta tolong.
"Siiapa itu?" Tanya Kevin. Ia menijinkannya untuk kesana kemari guna mencari gadis yang meminta tolong.
Nihil. Ia tidak melihat ras disana.
Seketika suasana menjadi hening. Bulu kuduk Kevin mulai berdiri, dan itu membuatnya panik.
"Aa-apa itu?" Suaranya bergetar. Ia dengan jelas melihat sesuatu yang berwarna putih melintas didepannya.
"Tolongin mas saya ..." Suara gadis lagi.
"Ya Tuhan, selamatkan hambamu dari berbagai jenis bahaya yang mengintai" do'anya ketakutan.
Puk
Tiba-tiba saja ada menepuk bahunya Kevin, namun saat itu ia menoleh tak ada uang disana.
"Oke ... Kevin. Mungkin lo salah lihat, cepat lanjutin lo tempat yang cepat sampai di tempat tujuan." Dengan tekat membara, Kevin melangkahkan gigi untuk menunda perjalanan yang tertunda.
"Hihihihiiiii ..."
"Su-su-suara apa lagi itu?" Tanya Kevin semakin ketakutan.
"Gue bisa ... gue kuat" semangatnya pada diri sendiri. Kevin terus melangkahkan kunci menghiraukan suara-suara aneh yang juga mengasyikkan yang terasa menyeramkan ini.
Puk
"YA MudaNNN ..." ucapnya getar saat seseorang menepuk kembali menunduk Kevin.
Kevin ingin berbalik, tapi ia takut beberapa saat yang lalu, kembali terulang.
"Kevin ... oh Kevin ..."
Kevin ingin melupakannya, tapi dari suara yang memanggilnya, Kevin kenal itu suara siapa. Akhirnya ia balikkan badannya dan ...
"Aaaaaaaa ..."
Brukk
Kevin pingsan. Ia pingsan sebagai melihat sosok pria dengan wajah yang penuh dengan darah dan sebuah pemukul ditangan kanannya.
"Hhahahahahaahahaha ..." setelah Kevin pingsan, terdengar gelak tawa menggelegar sana.
"Kevin ternyata takut ama yang kayak ginian hhahaha ..." ucap pria berlumuran darah itu.
"Rencana lo bagus juga, Cup" ada satu orang disampingnya.
"Siapa yang suka dong Ucup" kata pria itu harga dirinya.
"Ini adalah Hallowen bersejarah untuk kita, karena kita bisa naklukin Kevin hahhaa"
"Lo bener, Fik. Hahahahahaaha ..."
Mereka kembali tertawa tanpa memperdulikan Kevin yang masih pingsan disana. Tiba-tiba saja ...
"Hihihihihihiiiiiiii ..." suara tawa seorang gadis suara disana, membuat mereka yang tertawa seketika berhenti tawanya.
"Aaa-apa itu su-sura han-handphone lo, Jack" tanya Fikri gemetar.
"Bu-bu-bukan, i-itu bu-bukan suara handphone gue" jawab Jack gugup.
"Ka-kalo be-begitu, ja-ja-jangan-jangan ..."
Mereka membalikan badannya. Betapa terkejutnya mereka, saat melihat sosok gadis dengan banyak tubuh dan mengatakan ada di sini.
"Aaaaaaaaaaa ..." mereka menjerit, hingga ...
Brukkk ...
Mereka semua
Pingsan berjamaah.
TAMAT