Read More >>"> A - Z (Perjanjian ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - A - Z
MENU
About Us  

Pagi ini di awali dengan pelajaran Bu Evi guru Fisika sekaligus wali kelas 11Ipa1. Asila dengan fokusnya mencermati apa yang di terangkan oleh Bu Evi. Waktu terus berlalu hingga suara bel istirahat menghentikan suara Bu Evi yang sedang menjelaskan pelajaran. Seakan suara bel adalah sebuah pertanda kebahagiaan bagi setiap siswa di sekolah tersebut.

“Baiklah kita akhiri dan akan dilanjutkan di hari selanjutnya. Dan ibu hanya memberi tahu bahwa setidaknya setiap siswa harus memiliki satu Ekstrakulikuler atau mengikuti kegiatan sekolah karena itu akan ditulis di rapor kalian. Jadi ibu minta ketua kelas untuk mencatat ekskul setiap siswa di kelas. Baiklah selamat istirahat” Ucap Bu Evi lalu pergi keluar kelas.

“Sil, lo gimana? Lo kan gak punya ekskul. Atau lo mau ikut gue ekskul cheers?” Tanya Arina menepuk bahu kanan Asila, lalu duduk disampingnya. 

“Ogah ah. Gue gak biasa pakai baju terbuka kaya gitu. Gue juga bingung mau ikutan apa. Udah ah, mending kita ke kantin aja. Gue udah lapar nih.” Ucap Asila langsung berdiri dan menarik tangan Arina agar mengikuti langkahnya. Sedangkan Arina hanya bisa menghela nafas, lagi, lagi dan lagi ia di tarik sahabatnya itu.

Diperjalanan Asila serta Arina melihat para siswa yang bergerombol di depan papan pengumuman, itu artinya ada pemberitahuan terbaru dari anggota Osis. Mereka berdua mendekat, ikut membaca pemberitahuan tersebut. 

Pemberitahuan itu berisikan setiap kelas harus mengirimkan 2-3 orang dan khusus kelas 11 dan 12 saja yang menjadi anggota kegiatan kunjungan sukarela ke desa Sarimukti di kota Bandung.Kegiatan ini dilaksanakan selama seminggu. Arina yang membaca pemberitahuan itu senang bukan main, ia loncat loncat seperti orang yang menang penghargaan.

“Astaga Sil, ini kesempatan banget kita bisa ngisi rapor. Asik, kita bakalan berangkat bareng anggota Osis yang keren keren. Gue senang banget Sil” Ucap Arina memegang bahu Asila lalu menggoyangkan bahu Asila.

“Huftt, lo mau ngikut acara ini untuk kunjungan atau atau mau lihat Cogan sih?” tanya Asila geram karena bahunya jadi pelampias kebahagian sahabatnya itu.

“Dua dua nya, pokoknya kita harus ngikut acara ini, gue gak mau tau. Ayo kita mendaftar ke ruangan Osis.” Jawab Arina dengan cengirannya lalu menarik paksa Asila menuju ruang Osis. Mereka juga melupakan tujuan awal mereka.

****

Sesampainya di ruangan Osis, banyak para siswa yang berkumpul lalu berbaris untuk mendaftar. Lebih tepatnya banyak para siswi yang dominan mendaftar untuk acara tersebut. Lalu Arina mendekat ke arah ruangan Osis lalu mundur kembali ke tempat barisannya bersama Asila.

“Pantas saja, banyak cewe yang mendaftar. Di meja depan ada kak Zafran yang lagi meladeni cewe cewe kurang belaian ini. Semoga aja mereka gak ada yang lolos ikutan”  Asila hanya terkekeh geli memdengar celotehannya sahabatnya itu. Siapa sih di sekolah ini yang nggak terpesona dengan kak Zafran seorang Ketua Osis, perawakan tinggi serta tampan, ditambah lagi pintar dan suara merdu seperti nya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya giliran Asila serta Arina mendaftar.

“Silahkan isi di sini nama, kelas serta alasan mengikuti kegiatan ini.”Ucap Kak Zafran dengan suara beratnya. Dapat Asila lihat sahabat disampingnya ini tak dapat mengalihkan pandangan dari kak Zafran. Padahal bolpoin sudah ada di tangannya tapi belum juga ia menuliskan namanya. Berkali kali Asila menyenggol tangan Arina tapi ia tetap bergeming.

“Ekhem” Suara berat itu membuyarkan lamunan Arina. Asila hanya tertawa geli melihat sahabatnya itu salah tingkah sendiri.

“Ah, maaf kak” ucapnya dengan suara sedikit bergetar karena gugup. Kak Zafran hanya berdehem. Lalu Arina menuliskan namanya serta alasannya. Lalu disusul Asila yang mengisi formulir tersebut.

“Pemberitahuan akan diberi  tahu istirahat kedua di radio sekolah” Ucap sekretaris Osis yang duduk di samping Kak Zafran. Kak Lia namanya. Gadis dengan wajah imut dan pemikiran selalu dewasa serta bijaksana. Tak heran Kak Zafran mengangkat gadis tersebut menjadi Sekretaris Osis.

Setelah selesai mendaftar Asila serta Arina pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah minta di isi.

“ Lo lihatkan, dia ikut. Berarti lo juga harus ikut. Sesuai perjanjian, dia ikut berarti lo juga harus ikut” Ucap laki laki berambut pirang kepada lawan bicaranya. Sedangkan lawan bicaranya memasangkan headset di telinganya lalu pergi meninggalkan orang yang barusan berbicara padanya. Melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan tersebut dengan memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya, lalu sedikit tersenyum. Hanya sedikit, bahkan bisa dibilang tidak terlihat ia tersenyum.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags