Read More >>"> CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE) ( SIAPA? LO MAKSUDNYA?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
MENU
About Us  

                                                                                                      Siapa? Lo maksudnya?

 

            Salah satu hal yang paling di benci Malto adalah melihat wanita menangis. Karena baginya cuma ada dua tipe tangisan seorang wanita. Yang pertama adalah wanita menangis tapi tetap ingin kelihatan cantik, sehingga tangisannya tidak tulus. Dan yang kedua adalah tipe wanita menangis dengan tulus meskipun tidak memperdulikan mimik wajahnya yang kelihatan jelek.

            Dan Mala adalah tipe wanita menangis yang kedua. Gadis itu terus saja menangis tanpa takut wajahnya kelihatan jelek dan aneh. Mala menangis di sebuah taman yang sepi. Di sampingnya duduk Malto yang sejak tadi mendengarkan tangisan Mala. Sesekali Malto mendelikan bola matanya ketika tangisan Mala berubah intonasinya.

            "Ya ampun La, La, muke lo tuh pas-pasan jadi bisa gak sih jangan nangis sejelek itu.

            "Berisik Lo! Raisa yang cantik aja kalau nangis juga pasti mukanya jelek." Mala mengelap air matanya dengan tisu.

            "Eettss jangan sembarangan ya. Raisa itu selalu cantik setiap saat. Mau dia lagi ngupil kek, kentut kek, be-ol kek, dia tuh tetep cantik. Gak kaya lo cantiknya pas malam bulan purnama aja." Sebagai fans beratnya Raisa, Malto membela mati-matian idolanya itu.

            "Berisik! Gue lagi sedih nih." Tangisan Mala semakin menjadi.

            "Emangnya lo udah di apain aja sih sama tuh orang. Jangan bilang lo udah di epret-epretin sama dia ya." Lagi-lagi Malto mengucapkan kalimat yang aneh. Meskipun Mala tidak tau artinya tapi ia yakin maknanya pasti kotor.

            "Lo tuh ya gak dimana-mana pikirannya kotor aja. Gue nangis bukan karena sedih kehilangan dia tapi karena gue udah di tipu sama pacar gue dan teman semeja gue. Itu ironis tau gak. Ironis!"

            Malto meangguk-angguk pelan. Ia bisa mengerti apa yang saat ini sedang di rasakan oleh Mala. Laki-laki itu lalu bergeser kini duduknya sangat dekat dengan Mala. Malto menggeser dengan lembut  kepala Mala ke dadanya yang bidang. Ia lalu menepuk-nepuk dengan lembut kepala Mala.

            Meskipun sedih namun pikiran Mala masih waras. Ia tidak bisa di tipu atau di manfaatkan meskipun dalam situasi seperti itu. Ia lalu mencubit pinggang Malto hingga meringis kesakitan.

            "Aduh... duh... duh... sakit,"

            "He! Kutu kupret, lo jangan mencuri kesempatan ya. Nih gue hajar." Mala mengarahkan kepalan tangannya ke wajah Malto.

            "Kalau di film-film kan cara menenangkan cewek yang lagi nangis kaya tadi caranya."

            "Iya bener tapi yang meluk itu cowoknya. Bukan cowok alay kaya lo," ucap Mala.

            Malto tersenyum kecil ia menyentuh dagunya. "Hei... Qimala Hanindya, lo lupa ya, satu jam yang lalu lo udah resmi jadi jomblo. Jadi lo mau di peluk sama siapa? Ha!"

            Mala menyingkirkan air mata yang ada di wajahnya. Ia menarik napas menahannya beberapa detik lalu menghembuskannya. Ia tersadar akan status barunya yang ia sandang satu jam lalu. Mala menutup mulutnya ia masih bingung apakah harus senang atau sedih dengan status barunya itu.

            "La, kayanya sekarang gue tau deh arti dari pasword hpnya Valdi." Malto berpikir sejak tadi.

            "Valora?" kata Mala.

            "Valora. Vadi Love Fara. Gue yakin pasti itu singkatannya."

            Mala terdiam ia malah tersenyum. Gadis itu mentertawakan dirinya sendiri. Mengetahui singkatan dari pasword hp Valdi sudah cukup menambah kesedihan di hatinya. Ia tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa. Sepertinya Mala harus bisa menerima semuanya begitu saja.

            "La ini gue mau ngomong serius." Nada suara Malto mendadak menjadi berat. "mendingan sekarang lo gak usah mikirin dia lagi. Gue yakin kok nanti lo pasti bisa nemuin cowok yang lebih keren dan lebih baik dari Valdi."

            Mala mengerutkan alisnya. "Siapa? lo maksudnya?"

            "Gue memang lebih keren dari Valdi. Tapi pertanyaannya apakah gue lebih baik dari dia? Itu semua cuma lo yang bisa jawab."

            "Apa?" Mala bingung dengan arah pembicaraan Malto mau di bawa kemana?

            "Ayo pulang," ucap Malto sambil berdiri. Ia lalu mengulurkan telapak tangannya ke arah Mala. Mala yang duduk di bawah terdiam sejenak. Ia melihat telapak tangan Malto lalu sesaat kemudian melihat wajah temannya itu. Malto tersenyum tapi senyumannya terlihat manis sekali. Apa mungkin karena mata Mala habis menangis. Yang pasti Mala melihat senyuman Malto terlihat berbeda dari biasanya.

            Malam itu Mala melihat senyuman Malto terlihat lebih menarik dari biasanya. Gadis itu menarik napasnya. Ia lalu meraih telapak tangan Malto dan berdiri. Kedua orang itu lalu berjalan perlahan meninggalkan taman yang sepi pengunjung. Lalu bagaimana dengan telapak tangan Malto, apakah Mala masih menggenggamnya? Hanya mereka berdua yang tahu.

 

 

 

 

 

 

Tags: twm18 twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 1 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • ajunatara

    jadi inget dulu pernah di jambak sama cewek gue di kelas

    Comment on chapter JAMBAKAN MALA
Similar Tags