Read More >>"> CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE) ( TANTE) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
MENU
About Us  

                                                                                                                Tante

 

            Mala dan Valdi jalan sambil bergandengan tangan. Mereka saat ini sedang berada di sebuah mall. Mala menjilati es krim cone cokelat yang ia pegang di tangan kanannya. Mereka berdua terlihat mesra layaknya pasangan muda yang sedang menikmati indahnya masa remaja. Valdi menghentikan langkah Mala. Laki-laki itu membawa mala masuk kesebuah tempat photo box.

            Kedua orang itu berfoto dengan berbagai macam gaya. Tidak lupa sebelum di cetak Mala sedikit mengedit fotonya. Gadis itu mengambil hasil fotonya yang keluar secara otomatis. Mala dan Valdi tertawa melihat hasil foto mereka sendiri. Mala menatap mata Valdi kebahagiaan yang ia rasakan hari itu tidak membuat rasa curiga di pikirannya hilang.

            "Mala!"

            Mala menatap ke arah depan melihat siapa yang memanggilnya. Ia tersenyum melihat seorang wanita dewasa berpakaian jingga berjalan ke arahnya.

            "Tante!" Mala berjalan ke arah wanita itu lalu mencium punggung tangannya. Sementara Valdi hanya tersenyum kecil.

            "Ya ampun udah lama ya kita gak ketemu," ucap wanita itu.

            "Iya, abisnya saya agak sedikit sibuk." Mala menggaruk lehernya yang tidak gatal.

            "Main dong kerumah. Udah lama loh kamu gak main kerumah. Terakhir kalau gak salah waktu kamu sama Malto kelas sepuluh kan," kata wanita itu yang bernama Sulis dia adalah ibu dari Malto.

            "Iya nanti aku sama yang lainnya pasti main kerumah Tante."

            Sulis tersenyum. "Eh gimana Malto masih suka bikin kamu kesel."

            Mala tersenyum dengan menutup rapat mulutnya. "Ya masih sama kaya dulu. Tingkahnya suka bikin aku naik darah."

            Sulis tertawa ia menepuk nepuk pundak Mala dengan lembut. "Ya Tante tau. Maafin dia ya. Tapi kamu tau gak sih, kalau dia suka bikin marah atau kesel seseorang itu artinya dia suka sama orang itu. Malto itu punya cara tersendiri buat nunjukin rasa sukanya sama orang lain."

            Mala meangguk pelan. "Iya gak apa-apa Tante aku mah udah biasa."

            Dari arah belakang Sulis datang seorang pria yang terlihat masih muda. Mungkin usia pria itu sekitar tiga puluh tahunan.

            "Sayang ini tasnya." ucap pria itu.

            "Om," Mala tersenyum lalu mencium tangan pria itu.

            "Eh ada Mala. Lagi ngapain di sini jangan bilang lagi pacaran."

            Mala hanya tersenyum sedikit menunduk. Sulis melihat Valdi yang sejak tadi hanya diam saja. Sulis menyikut perut pria yang ada di sampingnya itu. "Ssstttt... udah jangan ganggu itu urusan anak muda." Sulis dan pria itu tersenyum. "Ya udah Mala kalau gitu Tante duluan ya. Inget jangan lupa ya main kerumah. Tante kangen bikin kue bareng kamu sama Malto lagi."

            "Iya Tante nanti aku pasti main kerumah."

            Sulis dan pria itupun pergi meninggalkan Mala dan Valdi. Terlihat pria yang ada di samping Sulis menggenggam tangan Sulis seolah mereka berdua adalah sepasang kekasih. Valdi mengerutkan alisnya, ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan Sulis dan pria itu. Mala melirik ke arah Valdi. Gadis itu tahu pacarnya pasti sedang memikirkan sesuatu.

            "Itu mamanya Malto," ucap Mala.

            Valdi meangguk pelan. "Ooo... terus laki-laki itu siapa?"

            Mala terhenyak ia seketika langsung menelan ludahnya. Ia tahu betul siapa laki-laki yang sedang menggenggam tangan Sulis tapi... Mala bingung apakah ia harus menjawab pertanyaan Valdi. Tidak! Tidak boleh, meskipun Malto sering membuatnya kesal tapi Malto adalah teman yang baik. Jadi ia harus menjaga rahasia dari temannya itu.

            "Mmm... enggak tau." Mala menjilat bibirnya sendiri.

            Valdi memincingkan matanya ia melihat Mala menjilat bibirnya sendiri. Valdi tahu itu adalah kebiasaan Mala setiap kali gadis itu berkata bohong. Tapi Valdi hanya diam saja mengetahui Mala berbohong. Lagipula tidak penting juga baginya untuk tahu siapa laki-laki yang berada di samping sulis.

            "Yuk!" Valdi merangkul pundak Mala lalu mereka berdua pergi dari sana.

 

===

 

            Pagi hari yang cerah di rusak oleh keributan yang terjadi di dalam kelas 12-E. Mala langsung menghela napasnya ia merasa berada di kelas paling berengsek di sekolah ini. Tidak pernah ada ketenangan yang ia rasakan selama berada di kelas ini. Mala berdiri di dekat mejanya ia dan yang lainnya melihat Tita dan Yani sedang berdebat sengit.

            "Emang dasar lo pelakor gak tau diri," ucap Tita menoyor pundak Yani.

            "He! cewek malem asal lo tau aja ya Alan tuh sukanya sama gue bukan sama cewek murahan kaya lo yang hobinya mangkal di pinggir jalan."

            "Kurang ajar lo ngatain gue cewek murahan. Emang dasar lo tai," geram Tita.

            Perkelahian tidak terelakan. Kedua gadis yang sedang emosi itu saling jambak. Dan seperti biasa ketika ada yang berkelahi yang lainnya malah memberi semangat atau bahkan mengabadikan momen itu dengan kamera di ponsel mereka. Tapi bagi Mala itu sebuah kesalahan ia masih waras tidak seperti teman-temannya yang malah bahagia melihat ada yang bertengkar.

            Mungkin bagi mereka itu adalah sebuah hiburan gratis yang menyenangkan. Melihat dua orang gadis saling jambak karena memperebutkan laki-laki sangatlah seru di mata mereka. Tapi tidak dengan Mala, gadis itu berlari kecil kearah Tita dan Yani. Ia berusaha memisahkan kedua gadis itu.

            "Udah, udah jangan pada norak deh," ucap Mala tenaganya tidak cukup untuk memisahkan kedua orang yang sedang tersulut api itu. Mala berusaha melepaskan cengkraman tangan gadis itu namun sulit. Tita dan Yani bergerak kesana kemari sambil saling menjambak rambut.

            Kaki Mala oleng ia terdorong ke arah samping kanannya. Hampir saja ia terjatuh, namun secara ajaib ada Malto yang menahan tubuhnya. Wajah Mala dan Malto hampir saja bersentuhan. Jarak mereka sangat dekat bahkan Mala bisa merasakan hembusan napas Malto. Gadis itu menyentuh dada Malto yang bidang. Ia menatap mata laki-laki itu. Hatinya jadi berdegub kencang. Ada apa ini dia kan hanya temannya. Kenapa Mala harus salah tingkah seperti itu.

            "Lo gak apa-apa?" tanya Malto memeriksa tubuh teman wanitanya itu.

            "Mmm... enggak, enggak apa-apa." Mala mengerjapkan mata dan merapihkan rambutnya.

            "Ayo, ayo, semangat Tita kamu pasti bisa," teriak Malto.

            Mala mendengus ia geleng-geleng kepala. Rasa kagum yang beberapa detik lalu ia rasakan langsung luntur ketika melihat kelakuan Malto yang bukannya memisahkan malah memberi semangat.

            "He! Kampret, bukannya di pisahin malah di semangatin." Mala menjewer kuping Malto hingga laki-laki itu meringis kesakitan.

            "Aduh... aduh... Sakit. Lagian ya lo tau gak sih misahin dua cewek lagi berantem sama aja nyari mati."

            "Oh gitu. Kalau lo gak misahin mereka, lo yang bakalan mati di tangan gue." Mala memperlihatkan kedua telapak tangannya yang jarinya ia gerak gerakan seperti tentakel gurita. Mala mengarahkan kedua tangannya ke leher Malto. Dengan cepat laki-laki itu menutupi lehernya dengan kedua tangannya. Malto tahu bahwa Mala mengetahui jika dirinya paling tidak suka jika lehernya di sentuh orang lain.

            Leher merupakan titik lemah Malto. Ia akan sangat merasa kegelian jika ada orang yang menyentuh lehernya. Dengan terpaksa Malto menuruti perintah Mala. Laki-laki itu dengan kuat memisahkan Tita dan Yani yang sedang bertengkar.

            "Sudah-sudah hentikan. Apa yang kalian berdua lakukan ini tidak pantas. Bertaubatlah wahai para gadis." ucapan Malto membuat yang lainnya tertawa. Ia masih saja sempat bercanda di saat seperti itu. ketika yang lain tertawa Mala justru menahan tawanya. Ia hanya geleng-geleng kepala sambil menghela napasnya.

Tags: twm18 twm18

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • ajunatara

    jadi inget dulu pernah di jambak sama cewek gue di kelas

    Comment on chapter JAMBAKAN MALA
Similar Tags