Read More >>"> CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE) ( UCUP-UCUPAN YA!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
MENU
About Us  

                                                                                                        Lagi ucup-ucupan ya?

           

            Valdi Membeli sebuah popcorn ukuran large. Saat ini ia ada di sebuah bioskop, tadi ia sudah membeli dua lembar tiket film The Perfect Love. Valdi berjalan menuju sofa yang ada di dekat teater dua. Laki-laki itu menyerahkan popcorn yang tadi ia beli ke seorang gadis yang masih memakai seragam SMA.

            Di pintu masuk Datra dan Arin berjalan sambil bergandengan tangan. Mereka berdiri di depan poster film yang sengaja di pajang.

            "Kamu mau nonton apa?" tanya Datra.

            Arin melihat satu persatu film di hadapannya. "Gimana kalau Rumah Lama."

            "Mmm... itu kan film horor." Meskipun bertubuh kekar karena sering ketempat fitnes tapi Datra adalah pria yang penakut. Jangankan untuk nonton film horor, untuk pergi ke kamar mandi tengah malam saja ia pasti akan membangunkan kakaknya.

            "Ya udah The Perfect Love aja," kata Arin sedikit terpaksa sebenarnya ia paling benci film romantis. Arin lebih suka film horor, action dan trhiller.

            "Nah gitu dong." Datra lalu jalan meninggalkan Arin. Ia berdiri di belakang orang-orang yang sedang mengantre untuk membeli tiket.

            Arin berjalan perlahan sambil melihat satu persatu poster film di hadapannya. Matanya lalu menjelajah melihat kesegala penjuru ruang tunggu. Arin tersentak alisnya mengkerut apa yang ia lihat membuatnya sedikit terkejut. Gadis itu mengerjapkan matanya mungkin ia salah lihat. Ah tapi tidak, matanya masih berfungsi dengan baik. Ia lihat Valdi sedang di samping Fara.

            Arin sedikit bersembunyi di balik tembok. Tapi kenapa ia harus bersembunyi seolah dirinya yang salah. Arin melihat ada sesuatu yang janggal dengan tingkah Valdi dan Fara. Mereka berdua terlihat mengobrol sambil sesekali tertawa. Belum lagi mereka makan popcorn bersama dan yang lebih herannya lagi Arin melihat Valdi mengusap usap bagian atas kepala Fara.

            Mungkinkah mereka berselingkuh. Huuufff... Arin menghembuskan napasnya. Ia lalu mengeluarkan ponsel dan memfoto Valdi dan Fara secara diam-diam. Gadis dengan potonga rambut bob itu lalu berjalan menghampiri Datra yang sedang berdiri di belakang orang lain.

            "Kita gak usah nonton ya."

            "Loh kenapa?"

            "Mmm... kita karaokean aja. Udah lama kan kita gak jadi Anang Ashanty KW." Arin menarik lengan Datra yang pasrah saja. Gadis itu membawa pacarnya menuju tempat karaoke milik Inul Daratista seorang pedangdut papan atas indonesia.

 

===

 

            Malam hari Mala sedang duduk di atas kasurnya. Jangan pernah bayangkan kalau kamar mala penuh dengan warna pink dan terdapat banyak boneka di atas kasurnya. Itu semua sama sekali tidak cocok dengan karakter Mala. Kamar Qimala Hanindya di dominasi oleh warna monokrom, hitam dan putih. Hanya ada satu warna kuning mencolok yaitu pada jam dinding.

            Ada sebuah laptop di hadapan Mala. Ia sedang melihat atau kata yang lebih tepatnya adalah mengintip sosial media milik teman-temannya. Mala tersenyum ketika melihat satu persatu foto teman-temannya. Terutama ketika melihat foto Malto yang hanya menggunakan kaus kutang dan celana pendek Foto itu di ambil ketika kelas 11 saat mereka kamping di gunung salak.

            Ada sebuah chat masuk di kolom obrolan facebook Mala. Gadis itu menyipitkan matanya ketika tahu chat itu berasal dari Malto. Kenapa ya Malto itu seperti hantu. Setiap kali Mala memikirkannya pasti orang itu akan langsung muncul secara tiba-tiba ingat kejadian Mala dan Valdi makan ayam goreng, saat itu baru di bicarakan orangnya sudah muncul. Nah sekarang baru Mala melihat fotonya saja orangnya sudah langsung mengirim pesan.

from Malto :

Lagi apa cantik ? Lagi ucup-ucupan ya sama Valdi.

from Mala :

Otak lo cuci sana di laudry kiloan. Dasar mesum!

from Malto :

Siapa sih yang mesum gue atau lo. Memangnya lo pikir ucup-ucupan itu apa?

from Mala :

Ya begituan lah! Ngapain lagi, lo pikir gue gak ngerti sama bahasa aneh lo.

from Malto :

Yee... sewot. Lo-nya aja yang punya pikiran kotor. Ucup-ucupan tuh artinya jalan-jalan.

            Malto berbohong sebenarnya ada maksud lain dari kata ucup-ucupan. Malto memang sering melontarkan kata-kata aneh yang susah di mengerti. Tapi Mala yakin banyak kata-kata aneh yang sering di lontarkan Malto berkonotasi negatif.

from Mala :

Alah ngeles aja lo kaya bajaj.

from Malto :

Udah ngerjain PR bahasa inggris blm.

from Mala :

Udah dan lo gak boleh nyontek.

from Malto :

Ya jangan gitu dong bahasa Inggris gue kan pas-pasan. Lo tau sendiri kan itu guru kalau ada yang gak ngerjain PR pasti langsung nyuruh keliling lapangan.

            Di kamar, Mala menghela napasnya. Meskipun sering kesal dengan tingkah Malto tapi Mala kadang tidak tega jika harus melihat Malto di hukum oleh guru. Mungkin karena ia sudah berteman lama dengan Malto sehingga Mala menganggap Malto bukan teman biasa.

from Mala :

Ya udah iya. Besok gue kasih liat.

from Malto :

Ok, thank you. You my best friend.

from Mala :

You my best enemy.

 

Tags: twm18 twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • ajunatara

    jadi inget dulu pernah di jambak sama cewek gue di kelas

    Comment on chapter JAMBAKAN MALA
Similar Tags