Pagi itu di hari libur, semua orang menghabiskan waktu “istirahatnya” sendiri. Ada tetangga sebelah yang menikmatinya dengan secangkir kopi hitam dengan wanginya yang khas. Ada juga sepasang gadis kembar yang lebih senang menghabiskan paginya di atas kasur dengan jemarinya menggesek layar ponsel pintar mereka. Atau ramainya celoteh Ibu membangunkan gadis kembarnya untuk membantunya memasak atau sekedar minta diambilkan toples garam demi menyempurnakan masakannya. Atau bahkan tetangga depan rumah yang sibuk mengangkat bantal dan guling usang sambil sempoyongan untuk dijemur di pelataran rumah. Hanya Bapak yang terlihat sibuk pagi itu. Bapak memang terlihat sedikit berbeda dari bapak yang banyak kau temui kawan. Itulah Bapak si Kembar. Ku kenalkan kawan, Bapak yang senang membantu Ibu.
Bapak selalu sibuk setiap hari, tapi Bapak tidak pernah menyebut apa yang dilakukannya adalah sebuah kesibukan. Minggu pagi itu yang dilakukan bapak sedari bangun tidur adalah membantu Ibu di dapur, pertama tama Bapak meracik kopi favoritnya sendiri. Kopi Bapak sederhana kawan, sesederhana kopi warung kampung, sesederhana segelas kopi yang dibanderol lima ribu rupiah. Hanya satu sendok makan kopi hitam berbungkus merah dan dua sendok gula pasir diseduh dengan panasnya air panas yang mengalir dari ketel favorit bapak. Bapak memang tidak suka minum kopi yang terlalu pahit. Bapak darah rendah katanya, entah, jika Bapak kurang gula akan sering pusing, karena itu Bapak lebih suka minum kopi manis. Dan yang terpenting, Bapak tidak pernah mau kopinya dibuat oleh orang lain. Bahkan ibu, bapak tidak pernah mau Ibu membuatkan kopi untuk Bapak. Bukan kawan, bukan karena kopi buatan Ibu tidak enak, kopi Ibu sangat enak, Bapak pernah mencobanya sekali tapi setelah itu Ibu tidak pernah membuatkannya lagi karena Bapak “ngambek” dan Bapak tetap ingin Bapaklah yang membuat kopinya sendiri. Memang Bapak tidak mau merepotkan semua orang, bahkan dari Bapak bangun tidur, rutinitas membuat kopi harus dibuatnya sendiri.
Dan di hari Minggu setelah ritual membuat kopi itu, Bapak sibuk meneriaki semua orang untuk bangun. Dilanjutkan dengan Ibu yang mulai geram dengan gadis kembarnya yang tak kunjung beranjak dari kasur. Bapak pagi ini sengaja bangun sehabis subuh mempersiapkan masakan andalannya. Nasi Goreng. Sebenarnya Bapak tidak begitu mahir memasak, tetap Ibu yang menyiapkan bumbu masakannya dan Bapak yang mengolahnya dalam satu wajan panas beraroma khas nasi goreng buatan Bapak. Padahal itu bumbu dari Ibu, tapi kalau Bapak yang mengolahnya, entah semua terasa berbeda. Pedasnya, aromanya, asinnya, manisnya semua pas. Dan ini adalah ritual spesial di hari ulang Tahun si Kembar.
“Nasi goreng buatan Bapak selalu beda, terima kasih Bapak, tidak pernah lupa hari ulang tahunku dan Hanni”, celoteh Hanna, si Sulung dari si Kembar
“Sama-sama nak, mana mungkin Bapak lupa. Ini kan makanan kesukaan dan hari spesial kalian”, Jawab Bapak sembari menahan nasi goreng yang menyumpal pipi Bapak
“Bapak hari ini tidak ada agenda bisnis ? Bapak ayo nanti kita main catur lawan Hanni”, sahut si Bungsu dari si Kembar
“Tidak Bapak tidak ada jadwal apapun hari ini. Ayo, siapa takut”, Jawab Bapak penuh semangat sembari menghabiskan suapan terakhirnya
Ritual di hari ulang tahun si Kembar pun lengkap. Setiap pagi Bapak membuatkan nasi goreng khas buatan Bapak. Lalu, dilanjutkan dengan minum kopi hitam buatan Bapak sendiri sembari bermain catur melawan Hanna atau Hanni. Hari Minggu itu si Kembar genap berusia 16 tahun. Anak gadis Ibu dan Bapak sudah besar. Anak gadis Ibu dan Bapak sangat cantik, turunan dari Ibunya. Hanna dan Hanni mempunyai rambut panjang yang sangat hitam, kulitnya putih langsat, hidungnya mancung seperti Ibunya, pipinya sedikit bulat dengan rona pipi berwarna pink alami dari kulitnya, bibirnya kawan, pink merona natural tanpa diberi polesan make up, badan mereka kurus semampai, iris matanya coklat muda dan matanya sipit menawan seperti Bapaknya. Bapak juga tampan, sangat tampan badan Bapak tegap dan gagah, Bapak juga sangat pintar, Bapak orang yang tidak mudah menyerah dan selalu bekerja totalitas, tapi Bapak tidak pernah menganggap itu adalah hal yang berat, Bapak selalu menganggap itu adalah sebuah tantangan dan pekerjaan yang dikerjakan dengan ikhlas, itulah mengapa anak-anak gadis Bapak dan Ibu ini juga sangat cerdas.
---------
Bapak memang romantis, romantisnya Bapak tidak hanya kepada Ibu, tetapi juga kepada si Kembar. Bapak suka tiba-tiba memberikan si Kembar coklat segitiga favorit si Kembar, setelah Bapak pergi dari perjalanan bisnis. Dan si Kembar, suka memberikan kejutan berupa prestasi yang tidak ada habisnya. Tahun lalu itu adalah tahun dimana si Kembar masuk SMA. Si Kembar masuk di salah satu SMA favorit dengan jalur test tanpa memberi tahu Bapak dan Ibu, tau tau mereka memberikan berita bahagia itu kepada Bapak dan Ibu. Atau saat Ibu sibuk dengan pekerjaannya di dapur, dibantu dengan Bapak. Bapak memang suka sekali membantu Ibu di dapur, tapi Bapak tidak mau meracik bumbunya, karena Bapak suka bumbu racikan dari Ibu. Lalu, tiba tiba dari belakang si Kembar bersorak dan memberikan satu kotak besar kue coklat bertuliskan “Happy Anniversary Bapak & Ibu”.
“Mii, tolong kamu berikan ini buat tetangga sebelah, kue nastar buatan kamu ini akan terasa lebih enak jika kamu berbagi dengan tetangga”, Sahut Bapak sembari menghampiri Ibu yang sudah kumal dengan tepung karena sibuk membuat kue nastar.
“Iya Mas, nanti saya berikan”, Jawab Ibu lembut sembari tersenyum kepada Bapak.
Kue nastar buatan Ibu memang enak, ini bulan Ramadhan. Ibu suka membuatkan kue nastar untuk seluruh anggota keluarga. Kue nastar Ibu ini selalu ludes duluan bahkan sebelum lebaran datang.
Ohiya kawan, kau pasti heran dengan panggilan Ibu dan Bapak. Ibu memanggil Bapak dengan sebutan “Mas” khas panggilan Ibu kepada Bapak dari jaman Bapak masih bujang. Dan Bapak, memangil Ibu dengan sebutan “Mii atau Umi” panggilan ini juga sudah khas panggilan Bapak dari jaman Ibu masih gadis. Dan saat mereka berdua bertatapan saling senyum, senyum itu, adalah senyum termanis di dunia. Si Kembar selalu menyukai saat Bapak dan Ibu tersenyum saling pandang satu sama lain. Menurut si Kembar senyuman mereka berdua adalah senyuman yang paling indah di dunia. Mata Bapak dan Ibu selalu berbinar saling tatap seakan berbicara bahwa mereka adalah pasangan paling bahagia di dunia. Dan Bapak, tidak pernah marah kepada siapapun kawan, Bapak hanya diam saat Bapak merasa ada yang salah dan Bapak akan memberitahu mereka dengan perlahan bahwa apa yang mereka lakukan keliru bukan salah. Dan siapapun yang melihat betapa romantisnya Ibu dan Bapak, akan selalu merasa iri dan merasa mereka adalah pasangan yang paling bahagia melebihi bahagianya kehidupan Pangeran dan Permaisuri dari Inggris.
--------
Bapak adalah seorang pebisnis. Bapak memiliki perusahaannya sendiri yang sudah Bapak bangun sedari Bapak masih muda. Sedari Bapak masih kuliah. Bapak memang sangat suka dengan bisnis. Relasi Bapak sangat banyak dan orang orang terdekat Bapak selalu menyayangi si Kembar. Meskipun si Kembar sudah mulai besar, sudah bukan bayi lagi seperti 15 tahun lalu. Maka tak heran, jika lebaran kali ini Bapak selalu membukakan pintu rumahnya lebar-lebar. Bapak selalu menyambut para tamu-tamunya dengan ramah. Rumah kami tidak pernah sepi kawan, rumah kami selalu ramai walaupun kami hanya tinggal ber empat dalam satu rumah. Selalu ada saja yang datang ke rumah untuk membicarakan masalah bisnis. Atau ada saja yang datang hanya untuk sekedar curhat bersama Bapak. Kau harus tau kawan, Bapak adalah orang yang paling asik diajak curhat. Bapak selalu memberikan solusi-solusi yang bijaksana. Memberikan sudut pandang yang berbeda dari setiap permasalahan. Dan Bapak selalu memberikan jalan keluar terbaik bagi mereka yang benar benar butuh bantuan Bapak. Bahkan tak jarang juga yang sering curhat sambil menangis mendengar penjelasan Bapak ketika mereka meminta saran. Banyak juga pebisnis muda bimbingan Bapak yang suka menggoda Bapak untuk minta dijodohkan dengan salah satu si Kembar. Asal kau tau saja kawan, si Kembar memang sangat cantik dan pintar. Tak heran jika si Kembar selalu bisa saja memikat pemuda tampan.
--------
Bapak memang sangat baik kawan, kau pasti sudah terkagum kagum dengan Bapak sekarang. Bapak adalah lelaki yang sangat baik hati, tampan, romantis dan pekerja keras. Oh iya kawan, bapak juga pernah menjadi seorang santri, dulu sekali saat Bapak masih sangat muda. Asal kau tau saja kawan, saat kau dengar Bapak mengaji, seluruh alam dan bumi seolah olah berhenti untuk sekejap terdiam mendengarkan Bapak mengaji. Tiada yang bisa mengalahkan suara merdu Bapak mengaji kawan. Dan Ibu, Ibu selalu suka sekali saat Bapak mengaji. Ibu merasa sangat tenang saat Bapak mengaji. Dulu kawan, saat Ibu hamil si Kembar, perut Ibu terasa penuh dan sesak, tapi Ibu bahagia, tak luput juga segala rintangan kehamilan dihadapi Ibu. Saat Ibu merasa mual, Bapak selalu ada disana, saat Ibu merasa tidak enak dan merasa sangat lelah Bapak membacakan ayat-ayat Al Quran disamping Ibu sembari menenangkan Ibu. Dan Ibu selalu merasa tenang saat Bapak mengaji.
--------
Lalu seketika aku menangis kawan, menangis menahan kesedihan. Kesedihan mengenang semua yang dilakukan Bapak kepada Ibu. Sedih mengingat semua yang dilakukan Bapak kepada Si Kembar. Sedih mengingat betapa baiknya Bapak kepada seluruh relasinya. Tangisku pecah kawan, aku tidak sanggup menahan kesedihan betapa Bapak selalu memberikan pelajaran hidup kepada si Kembar bahwa hidup di dunia ini tidak melulu tentang balasan, tetapi tentang apa yang sudah kita berikan kepada dunia dan agama tentang apa aja yang sudah kita lakukan saat kita hidup. Tangisku semakin terisak mengingat betapa romantisnya pasangan Ibu dan Bapak ini, mengingat betapa sabarnya Bapak, kau ingat kan kawan, Bapak tidak pernah marah. Bapak selalu mengatakan bahwa hidup itu sebentar dan kita tidak ingin mati dalam keadaan yang tidak baik baik saja, maka jadikanlah setiap detik hidupmu itu berharga.
Terima kasih Bapak atas segala kasih sayang yang kau berikan kepada kami. Kepada si Kembar, kepada ku, Istrimu yang selalu menyayangimu melalui doa-doaku.
“Terimakasih atas segala kasih sayangmu Mas, kini aku yakin kau sudah ada di SurgaNya, Selamat Lebaran ya Mas.. jaga kami dari Surga, jaga kami dengan penuh kasih sayang”, Peluk Ibu dalam pusara Bapak, bersama isak tangis si Kembar yang kini sudah menjadi Ibu dari anak-anaknya. Merindu engkau Bapak.
Salam Rindu dari aku, Istrimu.