Setelah puas mengelilingi keagungan kuil Parthenon, kini Apy dan Ares pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Museum. Lebih tepatnya Museum Arkeologi Nasional, Athena. Nampak beberapa kali Apy mengecek arloji yang melingkar di tangan kirinya.
"Sebentar lagi kita akan sampai." ucap Ares seolah tau apa yang sedang Apy pikirkan.
"Bukan begitu, aku sedang berpikir kita akan makan siang dimana, sebentar lagi jam makan siang akan tiba. Jika menurut jadwal, rombongan akan mampir ke......" belum selesai berbicara, Ares sudah memotongnya.
"Kita akan makan di sekitar Museum. Lupakan jadwal, kita akan bersenang-senang." ucap Ares seraya memejamkan mata.
Bukannya Apy tidak menyukai perjalanannya bersama Ares, tapi entah kenapa ada sesuatu dilubuk hati Apy yang mengatakan bahwa hal ini tidak dibenarkan. Rasanya sungguh tidak tenang berpisah dengan para rombongan.
"Apa sampai sekarang kamu masih belum bisa mempercayai jika aku ini orang baik?" tanya Ares seolah tau kegelisaan Apy.
"Bu...bukan begitu,.."
Ares menyentuh lembut punggung tangan Apy yang berada di pangkuan gadis itu. Ada rasa sengatan yang mengalir kedalam aliran darah Apy. Jujur saja ini adalah pertama kalinya ia melakukan kontak seintim ini bersama seorang laki-laki yang tidak di kenalnya. Dan anehnya, Apy sama sekali tidak berniat menolaknya.
"Kalau memang aku membuatmu tidak nyaman, anggap saja aku adalah seorang Kakak laki-laki yang sedang mengajak adiknya jalan-jalan berkeliling Athena." ucap Ares.
Apy hanya menganggukkan kepalanya. Menurutnya, ada sesuatu yang kurang pas saat Ares memintanya untuk menganggapnya seorang Kakak. Di banding seorang Kakak, orang pasti menganggap mereka layaknya sepasang kekasih.
Tidak lama kemudian mereka pun sampai. Apy dan Ares pun segera memasuki Museum bergaya kuno itu. Bangunan itu berdiri kokoh dengan 4 pilar bergaya ionic yang berjajar di bagian pintu masuknya. Di bagian atas atapnya juga berkibar bendera yunani. Museum Arkeologi Nasional Athena ada salah satu museum terbesar di Yunani sekaligus salah satu yang terbesar di dunia dengan koleksi lebih dari 11.000.
Di ruang pertama ini, Apy memasuki ruangan dengan koleksi Mycenaean Antiquities. Salah satu yang terkenal adalah topeng kematian emas atau yang sering di kenal topeng Agamemmon.
"Jadi, dulu kamu sudah pernah kesini?" tanya Apy teringat saat Ares sedikit menyinggung masalah pribadinya.
"Hmm, Hampir semua tempat di Yunani selain Santorini dan Mykonos," jawab Ares seraya tersenyum kecut.
"Siapa perempuan itu?... Eh, bu..bukan maksudku untuk menanyakan hal pribadi seperti itu. Kau tidak perlu menjawabnya." entah kenapa pertanyaan itu tiba-tiba muncul dari mulut Apy. Apy meruntuki dirinya sendiri yang berbicara lancang seenak jidat.
"Tidak apa-apa, dia juga mahasiswi seangkatan denganku. Tapi kami berbeda jurusan."
"Kamu tau apa yang membuatku takut diawal bertemu denganmu?" tanya Apy berusaha mengalihkan topik yang menurutnya cukup sensitif tersebut.
"Rambut gondrongku?" tebak Ares yang membuat Apy tergelak keras.
"Bukan, tapi celanamu."
Sontak saja Ares menatap celana jeans miliknya yang robek di bagian lutut.
"It's fashion." jawab Ares ikut tergelak.
"Bukan begitu, tapi aku takut ada serangga yang masuk melalui lubang itu." ucap Apy yang membuat Ares tertawa keras.
"Dan kau tau apa yang membuatku tertarik denganmu?" tanya Ares setelah menyudahi tawanya.
"Oh, kau tertarik denganku?" tanya Apy menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, aku suka rona pipimu."
Apy pun segera menutupi kedua pipinya dengan kedua tangannya. Dirinya bahkan tidak sadar jika pipinya merona.
"Sepertinya kau perempuan yang mudah sekali merona atau..." ucap Ares.
"Apapun kelanjutanya, maka jawabannya tidak." ucap Apy meninggalkan Ares yang masih sibuk dengan tawanya.
Setelah melewati dan melihat-lihat ruangan tadi, kini Apy memasuki ruangan dengan cat berwarna putih pucat. Tepat di tengah ruangan berdirilah patung perunggu Zeus. Warnanya yang perunggu nampak sangat kontras dengan peninggalan lain yang sebagian besar berwarna putih atau krem.
"Apa aku sudah mirip?" celetuk Ares kepada Apy.
Apy mentap Ares yang nampaknya sedang berpose sama seperti patung perunggu Zeuz yang berada di sampingnya.
Apy tergelak kencang sebelum membidik Ares dengan muka yang dibuat sok serius mirip patung.
Sungguh aneh melihat kelakuan Ares barusan. Apy tidak menyangka jika lelaki dengan penampilan garang itu ternyata memiliki tingkah lucu yang membuat siapa saja tertawa.
"I'm sorry, sir." ucap Apy yang tidak sengaja menyenggol seseorang.
"Hey?? Don't carelessly," ucap orang itu dengan nada tidak terima.
"She's apologized to you." ucap Ares menyahuti.
"Walk right and look around." orang tersebut bahkan mulai mendorong Ares dan pergi begitu saja.
Bukannya membiarkan, Ares justru melangkahkan kakinya dan menarik kerah kemeja orang tadi dan memberi pukulan pada rahangnya. Sontak saja Apy terpekik kencang. Kini semua orang telah menatap kearah Ares dan lelaki bule yang sedang adu tonjok itu.
Beberapa pengunjung lain pun mulai mencoba untuk menengahi. Sampai akhirnya lelaki bule itu lebih memilih pergi tanpa mengucap kata apapun bersama beberapa temannya. Pengunjung pun kembali ke aktivitasnya masing-masing. Apy segera menghampiri Ares yang nampak kacau. Rambutnya yang gondrong nampak menutupi sebagian wajahnya.
"Ares?" seru Apy seraya menyentuh bahu lebar lelaki itu.
Masih dengan napas yang terengah-engah, Ares menyugar rambutnya. Tampaklah darah segar yang mengalir pada sudut bibirnya. Sgera saja Apy mengambil tisu di dalam tasnya dan menyerahkannya pada Ares.
"Pakai ini saja untuk mengelap darahnya. Aku tidak punya obat merah," ucap Apy membuat Ares menerimanya.
Setelah kejadian barusan, pandangan Apy terhadap Ares yang bertingkah konyol langsung menguap begitu saja. Yang Apy percayai adalah bahwa penampilan seseorang menunjukkan sifat orang tersebut.
"Pertanyaannya, kenapa kau harus menonjoknya?" tanya Apy setelah Ares nampak tenang.
"Aku menolongmu dan itu rasa terima kasih mu?"
"Bukan begitu, tapikan kau tidak perlu sampai memukulnya."
"Justru orang seperti itu perlu diberi peringatan, jika tidak, mereka....."
"Iya baiklah, terima kasih." putus Apy dan langsung melanjutkan perjalanan.
Apy yakin jika ia tetap beradu argumen dengan Ares, mungkin ia akan bermalam di museum.
Setelah melewati ruangan tadi, kini Apy dan Ares memasuki ruangan dengan cat tembok berwarna merah menyala, kontras dengan patung-patung yang berwarna putih pucat. Ini adalah ruangan Hellenistic peroid of sculpture. Dimana didalamnya terdapat Patung perunggu kuda dan joki muda yang ditemukan di laut lepas Cape Artemision, Euboea utara
Pada 140 SM.
Dalam patung itu, Joki muda nampak memegang kendali kuda yang berderap di tangan kirinya dan cambuk di tangan kanannya. Kontraksi dan kerutan di wajahnya, terutama di dahi, mengungkapkan penderitaan dan gairah. Karya ini dikenal juga sebagai Artemision Jockey dengan Tinggi 2,10 m.
Dari awal masuk ke museum ini, Apy tak hentinya berdecak kagum. Nuansa kental sejarah sangat terasa. Apalagi melihat berbagai peninggalan disini membuat Apy merasa kembali kemasa yunani kuno. Dulu Apy hanya bisa melihat wujud benda-benda itu melalui gambar yang ada di buku cetak maupun media online. Tapi sekarang, ia bisa melihatnya secara langsung dengan kedua matanya.
Apy menolehkan kepalanya saat tidak mendapati Ares di sampingnya. Mata hitamnya menyapu area itu dan mendapati Ares yang sedang berdiri di depan salah satu patung.
"Aphrodite?" ucap Apy saat tau apa yang sedang Ares amati.
"Lucu rasanya kau memanggil namamu sendiri." ucap Ares yang membuat Apy tersadar dengan situasinya saat ini.
Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Apy, ia sedang menatap ke arah patung yang memiliki nama yang sama dengannya itu.
"kau tau? Aku merasa konyol saat pertama kali kita berkenalan,..." ucap Ares yang membuat fokus Apy teralih pada Ares.
"Kau Aphrodite dan aku Ares." ucap Ares seraya menatap dalam kemanik mata Apy.
"Entah kebetulan atau tidak, Nama kita persis seperti mereka." ucap Ares lagi.
Apy hanya diam meresapi kalimat Ares. Bukannya ia tidak mengerti apa yang Ares katakan, pikiran Apy justru melayang pada objek disepannnya.
Dewi Aphrodite adalah salah satu dari sekian Dewi di mitologi Yunani. Dewi Aphrodite kerap kali disebut Dewi kecantikan atau Dewi cinta. Karena memiliki wajah yang cantik, Zeus pun menikahkan Aphrodite dengan Dewa Hefaistos sang Dewa teknologi atau penempa karena takuta akan mebuat perpecahan dikalangan dewa. Namun, hati Aphrodite juga mencintai sang Dewa perang yakni Ares. Dan Apy kembali memikirkan kesamaan namanya dan nama Ares dalam cerita tersebut.
Apy baru menyadiri semuanya. Namun, meskipin Aphrodite menyukai Ares, bukankah pada akhirnya mereka tetap tidak akan bersama mengingat Aphrodite yang sudah di jodohkan dengan Hefaistos. Oke, saat ini pikiran Apy mulai melantur.
"Kau lapar? Ini sudah pukul 13.00 waktu setempat." ucap Ares yang memecah kecanggungan diantara mereka.