Intinya, Araz, aku membuat novel ini hanya untuk dikenang, agar suatu saat jika teman-teman baruku bertanya tentang masa laluku, aku tinggal memberikan novel ini pada mereka. Agar mereka tau tanpa aku harus bercerita dan membuat kenangan itu muncul lagi. Sebenarnya, aku sudah merencanakan membuat kisahku denganmu itu semenjak awal scrapbook, tetapi ternyata perjalananku denganmu masih panjang setelah scrapbook. Semoga, setelah ini, cukup perjalananku denganmu sampai sini. Aku ingin membuat buku baru dengan kisah hidup yang berbeda. Meskipun jika aku telah membuka buku baru, aku takkan pernah membuang buku ini. Araz, meskipun suatu saat nanti aku benar-benar melupakanmu, kamu tetap sangat berharga untukku. Kamu menemani setengah masa sekolahku meskipun kamu tak ada di sampingku. Tahun 2018 ini, umurku 18 tahun. Itu artinya kamu telah mengisi 1/3 hidupku dengan berbagai kenangan dan pelajaran. Aku tak yakin jika ini adalah kisah cinta remaja biasa, sama seperti apa yang dikatakan Bu Ratu. Ini sudah menjadi pelajaran hidup. Aku pernah bilang pada temanku, kalau perasaan bisa dilupakan, tetapi impian itu sulit. Apa mungkin...? Maka dari itu sangat sulit untuk lepas dari ikatanmu meskipun kita tak pernah punya hubungan apa-apa. Mungkin juga cerita di novel-novelku sebelumnya telah menjadi nyata ‘lagi’ untuk yang sekian kalinya. Setiap aku menulis novel, pemeran utamanya selalu gak bisa move on dari masa lalunya. Bertumbuh dan berkembang bersama perasaan yang masih sama dengan orang yang masih sama pula.
Setelah aku baca ulang, ternyata aku memang terobsesi denganmu sampai awal kelas 10. Maaf bila itu membuatmu risih. Ya, kalau aku jadi kamu pasti aku juga risih kok. Kamu gak salah, aku aja yang egois. Aku hanya berpikir bagaimana caranya aku bisa bahagia dengan cinta yang Allah kasih kepadaku untukmu. Tadinya, dalam pemikiranku cinta itu hanya ada 2, sakit dan sangat sakit, tetapi sekarang aku tau, cinta itu tergantung bagaimana pemikiran kita. Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dijelaskan di quotes-quotes apalagi di Wikipedia. Pengertian cinta hanya kita sendiri yang dapat menafsirkannya.
Namun, setelah lewat masa-masa itu, kamu pure jadi inspirasi aku. Cinta bukanlah sakit dan sangat sakit, tetapi lebih dari itu. Jika dulu aku selalu memadang negatif apa arti cinta, sekarang aku sudah berusaha untung memandang cinta itu sebagai hal yang positif. Apalagi semenjak depresi itu. Aku memang benar-benar tidak tau rasa apa yang sedang aku rasa. Tak ingin memiliki karena aku takut tidak bisa membuatmu bahagia. Yang penting, kamu sudah menyadari kalau aku memang benar-benar menyayangimu tulus sampai aku sendiri tidak tau apa alasannya. Jatuh cinta begitu saja tanpa alasan dan tanpa tujuan. Sakit, bahagia, sedih, senang, semuanya dijalani begitu saja. Aku juga mengerti mengapa dulu teman-temanmu seperti itu karena memang aku yang terlalu bodoh. Aku juga mengerti mengapa kamu seperti itu dulu, aku mengerti semuanya sekarang. Akupun juga masih berusaha untuk mengerti soal Aca. Sampaikan maaf padanya jika novel ini seperti mengujar kebencian terhadapnya juga kakaknya. Mungkin saat itu aku masih terlalu emosional dan tidak bisa berpikir dua arah. Begitu pula Lia, Shafa, Naila, Nene, Eca, dan lain-lain yang sempat aku tidak sukai di novel ini. Maafkan aku yang belum bisa berpikiran jernih dan keras kepala.
Terkadang, jika aku ingat-ingat semua hal yang telah lalu, aku tidak percaya. Aku tidak percaya dengan diriku sendiri yang se-insane ini menyukai seseorang. Seringkali keraguan itu muncul dalam otakku. Selama 6 tahun ini, aku seperti menyukai 4 orang yang berbeda. Orang pertama itu ketika aku kelas 7. Aku menyukai seseorang yang sangat dingin, sangat cuek, dan selalu membuatku penasaran karena jarang sekali aku melihatmu. Orang kedua itu ketika kelas 8 dan 9. Aku menyukai seseorang yang sangat jahat padaku. Tidak bisa menghargai, tidak bisa membuat bahagia, selalu membuat sedih. Pokonya, orang kedua ini adalah orang yang paling jahat. Aku sangat salah telah menyukaimu. Orang ketiga itu ketika aku kelas 10 dan 11. Seseorang khayalan yang hanya ada di mimpi karena aku tak pernah melihatmu sama sekali. Sempat tak percaya bahwa kamu adalah orang yang selama ini aku suka. Sepertinya ini semua hanya halusinasiku. Bagaimana aku bisa menyukai seseorang yang tak pernah kutemui dan kulihat secara langsung? Ini hanyalah imajinasi belaka. Namun, ketika kelas 12, aku merasa menyukai seseorang yang sangat berharga. Seseorang yang memberikanku inspirasi dan motivasi untuk menggapai cita-cita dan menjalani hidup sesuai yang diinginkan. Tanpa kehadiranmu di sisiku, kamu sudah berhasil membuatku seperti ini, tetapi aku tak yakin jika ada kamu di sini aku juga akan seperti ini. Mungkin memang lebih baik jika kita tak saling bertemu. Teman-teman yang hanya mengetahui awalnya, mereka berpikir ini tak mungkin. Teman-teman yang hanya mengetahui akhirnya, mereka berpikir ini biasa saja. Namun, teman-teman yang tau dari awal sampai akhir, mereka tau apa artinya perjuangan. Mereka tau bahwa bumi terus berputar. Akan ada saatnya yang berada di bawah akan naik dan yang berada di atas akan turun. Begitu seterusnya sampai akhir.
Mungkin juga ketika SMP, aku kurang bersyukur, selalu meminta lebih. Seperti apa yang aku ungkapkan pada video tahun keempat. Awal kelas 7, aku hanya bisa melihatmu dari jauh, aku ingin lihat lebih dekat. Kelas 8, aku bisa melihatmu lebih dekat, tetapi kamu bersama pacarmu. Aku ingin cepat-cepat kelas 9 agar tidak melihatmu bersama pacarmu yang bermesraan di depan kelasku. Saat kelas 9, aku ingin cepat-cepat lulus agar tidak bisa melihatmu lagi. Akhirnya, ketika SMA aku tersadar bahwa aku terlalu banyak meminta tanpa bersyukur tentang apa yang sedang dijalani. Sekarang, aku hanya bisa menyesali semua keinginanku kala itu yang tak pernah berterima kasih telah dikasih seperti itu. Dulu, aku sering menunggumu keluar kelas di depan koridor. Sekarang aku hanya bisa menunggumu update. Dulu, aku sering menunggumu pulang di pertigaan jalan depan sekolah. Sekarang aku menunggumu pulang di bandara. Dulu, aku harus memutari kantin agar tidak bertemu dengamu. Sekarang aku harus memutari dunia agar dapat bertemu denganmu. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Semuanya sudah berubah, tetapi mengapa rasa ini masih sama?
Maaf bila dalam novel ini ada yang merasa tersinggung, atau aku terkesan sok tau dan so’udzon. Aku menulis ini semua dengan ingatanku dan beberapa bukti yang ada, bukan sembarang menulis. Maaf juga jika ada yang dilebih-lebihkan atau kurang sesuai dengan kenyataan saat itu karena aku juga lupa kejadian persisnya seperti apa. Pokoknya, maaf untuk segala hal yang ada di novel ini maupun yang ada di dunia nyata.
Untuk semua orang yang membaca ini, sekali lagi aku tidak mengejar-ngejar Araz atau siapapun itu. Dari awal aku suka, aku tak ada niatan untuk mengejar atau apapun itu. Aku juga sudah memberitahumu berkali-kali kan, Raz? Aku tidak mengejarmu. Aku hanya suka. Bukan hanya padamu, melainkan semua hal yang aku sukai, pasti aku niat. Semua temanku tau kalau aku sedang menyukai sesuatu, pasti aku niat. Entah itu pelajaran, karya, permainan, eskul, keahlian, dan lain-lain. Sesuatu yang aku sukai dengan tulus, pasti aku niatkan. Berdasarkan apa? Ya karena aku suka. Tak ada alasan lain karena aku memang suka. Teman-temanku juga tau setiap aku memberikan mereka hadiah ulang tahun, jika sempat pasti aku membuat kartu ucapan yang ‘niat’ atau malah hadiah-hadiahnya juga. Jadi, bukan hanya karena aku memberikan ini itu padamu, membuat ini itu padamu, itu artinya aku mengejarmu. Bukan. Memang aku tipe orang yang seperti itu. Jika aku senang, aku akan niat. Aku menyukaimu tanpa alasan, juga tanpa tujuan. That’s why I like you. Aku menikmati setiap detikku dalam menyimpan rasa padamu meskipun tak jarang rasanya pahit.
Jikalau aku memang mengejarmu, aku akan selalu berusaha untuk muncul di kehidupanmu sampai aku sendiri merasa bosan. Nyatanya? Aku malah menghindar dari kehidupanmu, tetapi malah tak pernah merasa bosan. Mungkin tak lama lagi kamu juga akan melupakan aku yang kamu pikir dulu selalu mengejarmu. Tidak ada. Kehadiranku juga takkan mengubah apapun dalam hidupmu. Namun, mungkin doaku iya. Aku ingin hilang dari kehidupanmu, cukup doaku saja yang sampai padamu. Kehadiran tidak cukup membantumu untuk meraih apa yang kamu inginkan.
Untuk semua temanku, Kania, Tata, Natia, Pipin, Salina, Hana, Vita, Jifa, Sarah, Sila, Liana, Lina, Selly, Mimi, Safa, Intan, Ama, Risa, Disy, Rudi, Randhi, Irfan, Azari, dan teman-teman lain yang tak bisa aku sebutkan satu-satu. Tanpa kalian, aku itu apa? Aku tau kalian pasti ikut terusik karena aku. Teman-teman SD, meskipun tak seberapa sering bertemu, tetapi sebelum aku menemukan teman di SMP, kalian selalu menemaniku dan mendengar curhatanku yang masih alay banget. Lalu teman-teman SMP, aku tau kalian benar-benar melindungiku kala itu. Melindungi dari cemoohan dan keusilan teman-teman Araz waktu itu. Pokoknya, kalian yang selalu ada di sisiku setiap aku ingin bersama kalian. Kalian selalu ada di pihakku ketika aku merasa bersalah dan tidak dianggap ada. Kalian yang selalu membantuku tiap ada masalah. Kalian yang menemaniku melewati masa-masa terpahit di masa-masa sekolahku. Juga untuk teman-teman SMA, meskipun masalah di SMA tak sebegitu berat seperti di SMP, tetapi fase melupakan tak kalah sulit. Kalian selalu memberi saran dan perhatian kalau aku sedang curhat, padahal aku curhat ya tentang itu-itu saja. Kalian juga selalu mendukungku untuk menjadikanku yang terbaik. Kalian tak pernah membiarkanku menangis sendirian. Pokoknya, sampai kapanpun aku takkan pernah lupa dengan kalian semua yang telah hadir di hari-hariku selama masa sekolah ini. Terima kasih banyak, semoga pertemanan kita akan terus berlanjut sampai ajal menjemput. Sukses terus untuk kalian semua! Aku sayang!
Juga untuk semua orang yang sempat aku sukai dulu, Aca, Lukas, Harid, Ryu, Vali, Refa, Atha, Putra, Gading, dan entah siapa lagi aku lupa. Terima kasih untuk pernah ada di kehidupanku dan memberikan senyuman di bibirku meskipun tak bertahan lama. Terima kasih pernah menjadikan alasanku untuk bahagia meskipun hanya sesaat. Pokoknya, terima kasih. Aku jadi tambah belajar tentang apa itu suka, sayang, dan cinta. Maaf juga bila aku pernah ada salah. Terima kasih lebih khususnya yang pernah menginspirasiku yaitu Aca dan Lukas, juga Gading yang suka aku pakai nama belakangnyanya sebagai pemeran utama. Semoga kalian semua sukses. Mendapatkan perempuan yang terbaik untuk kalian. Amiiinn.
Pokoknya semua yang terlibat dalam 6 tahun ini, terima kasih banyak. Aku hanya bisa bilang terima kasih. Pastinya juga terima kasih untuk Allah SWT. yang telah memberikan perasaan ini padamu. Meskipun 4 tahun aku menyesal telah menyayangimu dan bertanya-tanya mengapa kamu terus ada di hidupku padahal kamu hanya bisa menyakitiku, setidaknya 2 tahun ini sekarang aku tau apa alasannya. Alasan mengapa aku sulit melupakanmu karena kamu belum pantas untuk dilupakan sekarang. Aku masih butuh kamu sebagai inspirasiku. Mungkin suatu saat nanti, ketika aku sudah punya inspirasi lain DAN sudah rela melepaskan kisah panjang 6 tahun ini. Sekali lagi, semua ini benar-benar aku rasakan nyata, meskipun masih banyak kejadian-kejadian kecil yang tak sempat kutulis, tetapi pada intinya adalah seperti ini.
SMP dan SMA. 2 tingkatan berbeda yang juga sangat berpengaruh dalam perubahan hidupku. Semua kesalahan di SMP dapat kuatasi di SMA. Tidak hanya soal masalah percintaan, tetapi juga pelajaran, pertemanan, organisasi, dan lain-lain. 3 tahun SMP-ku yang sangat pait itu tidak sia-sia karena sangat terpakai di SMA. Semoga akan lebih baik di kuliah. Tak ada kebenaran yang muncul jika tak pernah ada kesalahan. Semua itu pasti sudah diatur oleh Tuhan YME. Inilah jalanku. Jalan hidupku selama 6 tahun yang dipenuhi olehmu. Mungkin banyak juga orang yang bilang ‘yaelah cowok doang’, ‘hidup lu gak cuma cinta-cintaan’, ‘jangan bego gara-gara cinta’. Iya, aku mengerti karena aku juga suka berpikir seperti itu jika ada teman yang curhat. Namun, balik lagi ke diri sendiri. Cinta, bukan sekedar rasa yang tumbuh karena suatu alasan, melainkan tanpa alasan. Cinta yang tulus akan membawakan dampak positif bagi aspek-aspek kehidupan. Jika kita menjalankan cinta di jalan yang benar, insyaAllah akan mendapatkan hasil yang benar juga. Bukan hanya untuk selalu bersama, tidak bersama pun kita bisa ‘berhasil’ karena cinta tidak harus saling memiliki, yang penting kita sama-sama bahagia di jalan kita masing-masing dan berhasil menggapai cita-cita. Sekali lagi, jadikan cinta sebagai inspirasi dan motivasi, bukan sebagai obsesi.
Jika nanti aku punya orang lain, aku akan menyurunya untuk membaca ini. Agar dia tau, ada yang lebih berharga dari ini. Ya itu dia. Jika isi buku ini sudah sangat berharga, apalagi dia yang bisa membuatku berpaling dari hal yang sangat berharga ini. Pada intinya, bawalah cinta menuju jalan yang baik, bukan menjadikan cinta sebagai pemuas nafsu semata. Cinta itu anugerah jika kamu mengerti artinya. Tidak ada yang tidak mungkin jika kamu terus berdoa dan berusaha. Soal hasil, biar yang di atas yang mengaturnya. Aku bertawakal apapun yang terbaik untukku sekarang. Bila yang terbaik untukku adalah melupakanmu, tentu aku akan melupakanmu. Bila yang terbaik aku masih menyimpan rasa padamu, ya semoga ada keajaiban turun padamu, HAHA. Enggak. Apapun itu, semoga sukses terus ya, Araz! Aku mendoakanmu dari jauh. Lihat nanti kita ada di puncak kesuksesan ya! Terima kasih banyak! Untuk saat ini, kamu masih menjadi seseorang yang sangat berharga untukku!
Jakarta, 3 Juli 2018
Emira Viani
nice story :)
Comment on chapter Prolog