Read More >>"> Ballistical World (Realisasi) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ballistical World
MENU
About Us  

Elias, Hotaru, dan Ibrahim pun sampai di rumah.

"Kalian lama sekali. Ayo makan siang," sapa Yuan yang telah menunggu di dalam.

Elias dan yang lainnya pun bergegas menuju meja makan. Disana, terdapat beberapa masakan yang dimasak oleh Yuan.

Mereka pun memakannya bersama.

"Kita mengambil cuti hanya untuk rapat pagi tadi, apa itu tidak berlebihan?" keluh Hotaru.

"Yah, mungkin kita bisa berlibur sebentar. Hari kita masih panjang," kata Yuan.

Mereka pun berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan untuk menghabiskan sisa hari mereka.

Hotaru akan bekerja pada sore hari, jadi dia masih bisa menikmati liburannya.

Mereka pun memutuskan untuk berkeliling kota Asvon.

Elias dan yang lainnya pun bersiap-siap, dan setelah itu mereka pun pergi.

"Wah, pusat kota Asvon sangat ramai. Banyak area hiburan dan pertokoan juga," kata Yuan.

"Kakak keasyikan bekerja, sih," sindir Hotaru.

Setelah mereka berjalan cukup jauh, Elias melihat ada toko buku yang cukup besar. Disana juga menjual novel yang dia suka.

"Ayo kita mampir kesana dulu," ajak Elias.

Tapi, Hotaru dan Yuan menolak. Karena itu, hanya Ibrahim yang mau menemani Elias.

Mereka pun berpisah. Elias dan Yuan pun terus berjalan hingga akhirnya menemukan sebuah pusat perbelanjaan yang besar.

"Kak Yuan, bagaimana kalau kita masuk ke dalam?"

"Bolehlah."

Mereka berdua pun masuk ke dalam pusat perbelanjaan.

Pusat perbelanjaan sangat ramai. Walau bukan hari libur, banyak orang yang berbelanja disana.

"Kita lihat-lihat harga daging sapi yuk, kak. Aku ingin makan daging sapi," ujar Hotaru.

Mereka pun beranjak pergi ke bagian bahan makanan yang terletak di lantai dua.

"Harganya hanya 2 Shard per kilo, kak."

"Hah, berarti satu kilo 20 Dollar Singapura. Lumayan murah juga," pikir Yuan.

"Beli saja, kak."

Hotaru mencoba membujuk Yuan untuk membeli daging 

"Katanya hanya mau melihat?"

"Tapi, kan..."

"Ah, ya sudahlah. Aku belikan."

Yuan pun mengambil tas belanja dan memasukkan satu kilo daging yang telah dikemas dengan rapi ke dalam tas belanjanya.

Lalu, mereka berdua pun pergi ke kasir untuk membayar. Mereka mengantri sampai setengah jam karena banyaknya orang yang juga mengantri.

Setelah mereka membayarnya, mereka berdua pun keluar dari pusat perbelanjaan itu.

Hotaru melihat Elias dan Ibrahim yang berdiri di depan toko buku sambil melambaikan tangan. Hotaru dan Yuan pun menghampiri mereka berdua.

"Loh, kalian belanja apa?" tanya Ibrahim.

"Cuma daging sapi sekilo. Ini juga karena Hotaru yang meminta," jawab Yuan sambil menepuk bahu Hotaru.

"Yah, padahal aku juga ingin membeli sebuah novel tadi," keluh Elias.

Mereka pun berjalan sambil melihat suasana kota yang ramai. Saat mereka berada di sebuah bank, Yuan pun masuk ke dalam. Karena malas menunggu diluar, Hotaru dan yang lainnya pun ikut masuk ke dalam.

Tapi, ternyata niat Yuan masuk ke dalam bank bukan untuk mengambil uang ataupun menabung. Yuan masuk ke dalam karena dia barusan membaca pikiran salah seorang yang ada di dalam bank.

Yuan dapat membaca pikiran seseorang tanpa harus memandang jarak, namun dia harus melihat mata dari orang yang ingin dia baca pikirannya.

"Serahkan semua uang yang ada disini!" teriak seorang perampok dengan menodongkan sebuah pistol.

Semua orang yang ada di dalam bank tersebut sangat ketakutan. Apalagi setelah sang perampok melepaskan sebuah tembakan peringatan.

"Semuanya tiarap!" bentak sang perampok.

Lalu perampok itu menarik paksa seorang perempuan muda dan menyanderanya.

"Jangan bergerak, atau nyawa orang ini jadi taruhannya!"

Yuan ingin mencoba menolong, namun dia tak bisa berkelahi, dia pun hanya bisa berharap Hotaru dan yang lainnya membantunya.

"Harusnya aku beritahu Hotaru dan yang lainnya," batin Yuan.

Elias, Hotaru, Ibrahim pun masuk dan melihat insiden perampokan itu.

"Woi, kalian bertiga. Tiarap!!"

Mereka bertiga pun tiarap.

"Hotaru, tolong gambarkan sebuah stun gun," pinta Elias.

"Baik."

Hotaru pun menggambar sebuah stun gun untuk Elias. Setelah selesai, sebuah stun gun muncul dari kertas itu. Hotaru pun menyimpan kertas hasil gambarnya dan menyerahkan stun gun pada Elias.

Elias lalu menguatkan otot kakinya, dan melompat dengan kekuatan penuh ke arah sang perampok. Lompatannya sangat cepat sehingga tak terlihat oleh sang perampok dan juga orang yang ada disana.

Hanya sepersekian detik saja, Elias sudah mendorong sang perampok hingga tubuh sang perampok membentur dinding dengan sangat keras. Elias pun menyetrum sang perampok dengan stun gun sehingga sang perampok pun tak sadarkan diri.

Semua orang yang ada di dalam berdiri dan memberi tepuk tangan. Ada juga yang berteriak karena kagum melihat aksi Elias.

"Siapapun, tolong telepon polisi," kata Elias sambil memegangi sang perampok yang masih pingsan.

"Kita selamat!"

"Orang ini hebat!"

Suara-suara lega dan bangga pun terdengar. Semua orang pun memberi pujian dan perempuan muda yang disandera tadi menghampiri Elias.

"Terima kasih sudah menolongku," ucap perempuan itu.

"Sama-sama."

Lalu, semua orang di dalam bank itu mengerubungi Elias. Seorang reporter berita juga muncul dari kerumunan itu dan mencoba mewawancarai Elias. Elias pun memanggil Hotaru, Yuan, dan Ibrahim untuk mendekat dan bergabung dengannya.

"Saya, adalah bagian dari Aliansi Pahlawan Freyland. Jika kalian ingin meminta bantuan kami, kami akan selalu ada untuk membantu," ucap Elias saat diwawancarai reporter itu.

"Kami juga membuka pendaftaran untuk semua orang yang ingin menjadi pahlawan. Kami akan menolong siapapun karena itu adalah tugas kami," tukas Yuan.

Yuan dan yang lainnya lalu meninggalkan bank itu. Sorak sorai pun terdengar dari orang-orang yang ada di dalam bank itu.

"Kau hebat sekali, Elias. Gerakanmu cepat sekali. Lain kali aku juga ingin menyelamatkan seseorang," puji Ibrahim.

"Kau harus berlatih untuk menghilangkan ketakutanmu terhadap api agar bisa menggunakan kekuatanmu dengan baik," tukas Elias sambil menepuk pundak Ibrahim.

"Untung kalian tadi masuk ke dalam bank," kata Yuan.

Mereka berempat pun pulang ke rumah.

Elias pun menyalakan televisi. Hanya dalam sekejap, berita mengenai penggagalan perampokan itu mulai tersebar luas.

Yuan juga mencoba mengecek berita di internet dan sosial media mengenai peristiwa yang terjadi di bank itu. Ternyata beritanya memang menyebar.

Milojeva dan Michelle yang mendengar hal itu pun merasa sangat senang. Mereka pun berencana pergi ke Asvon untuk mendaftar menjadi bagian dari Aliansi Pahlawan Freyland.

Nama Aliansi Pahlawan Freyland pun mulai terkenal. Walau begitu, minat masyarakat untuk bergabung tetap sedikit. Sehingga hanya ada 3 orang yang berasal dari Affuria saja yang bergabung ke APF. Mereka bertiga juga berasal dari dunia nyata, dan memiliki kekuatan atau kemampuan khusus.

Pada hari berikutnya, Milojeva dan Michelle pun ikut bergabung dengan APF.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story

    Comment on chapter Dunia yang Berbeda
Similar Tags