Dia adalah orang yang mengajakku berjalan menempuh semua persoalan hidup yang ada di dunia ini. Sejak kecil dia selalu ada, menggenggam tanganku dengan penuh kasih dan perhatian. Walaupun saya punya seribu alasan untuk membencinya, tetap saja selalu ada satu alasan kecil yang membuat hatiku selalu kembali kepadanya. Dia adalah ayah, yang menjadi panutanku sampai hari ini aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri. Pada awal aku melihat dunia ini, aku lihat mukanya yang penuh dengan kesenangan, seolah -olah aku adalah harta terbesar yang pernah dia miliki. Tapi bodohnya aku, hanya bisa melihat semua keburukannya. Masa kecilku dihabiskan dengan rasa benci kepadanya yang selalu kasar kepadaku. Walaupun semua orang berkata bahwa maksudnya adalah mendidikku yang berarti baik, aku tidak mempedulikannya. Sampai saat aku remaja, aku mulai mengerti ap aarti keluarga bagiku, dan aku menyesali aku pernah membuat dia marah selama masa kecilku. Hingga saatnya aku remaja, dia bekerja sangat keras sehingga dia bisa mencukupkan keluarga kami setelah beberapa lama terpuruk, bahkan bisa hidup berlebihan. Aku sadar, ada satu hal yang hilang dari dia, yaitu waktu. Aku bisa saja sedih jika melihat keadaannya sekarang, yang selalu pulang pada malam hari, dan kadang tidak pulang untuk pergi keluar negeri untuk bekerja. Aku yang merindukan kehadirannya mulai terbiasa dengan keadaan ini tanpa dia, tetapi ada suatu kerinduan untuk melihat wajahnya tersenyum denganku dan melakukan banyak aktivitas Bersama. Ayah aku rindu, aku ingin memutar balik waktu dan mengembalikan semua masa kecilku bersamamu, masalahku saat ini jauh lebih berat daripada saat ku masih kecil, yang masalahnya hanya ketika aku bertengkar denganmu. Semoga kita bisa bersenang-senang Bersama lagi kapanpun itu, aku akan selalu menunggu.
Pulau Emas
189
161
0
Short Story
Gayus harus membuatkan mahkota emas untuk raja dan melewati rintangan sulit. Apakah Gayus akan berhasil?