Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Mau
MENU
About Us  

Aku menyiramnya dan membersihkan kotoran yang menempel padanya. Ayu tidak memberontak atau mengeluh padaku. Aku mematikan air saat tubuhnya sudah bersih dari kotoran dan tidak mengeluarkan bau kembali. Aku melihat Ayu yang sudah mulai menggigil kedinginan. Aku langsung membawanya menuju pintu yang menghubungkan langsung ke dapur. Aku mengambilkannya sebuah handuk dan menyelimutinya dengan handuk itu.
“Kamu tunggu dulu di sana,” Aku menunjuk kursi yang ada di dekat pintu. “Aku ambilin baju ganti buat kamu,” Ayu mengangguk.
Aku berjalan menuju kamar untuk mengambilkan baju ganti untuk Ayu. Aku mengambil baju berlengan panjang dan sebuah celana training serta sebuah switter untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil. Aku kembali dan memberikannya pada Ayu. Ayu mengambilnya dengan tangan yang bergetar. Ia kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Aku berbalik dan memilih memasak air untuk menghangatkan tubuh Ayu. Kutuangkan ke dalam cangkir yang sudah aku siapkan coklat bubuk di dalamnya. Aku meletakkan cangkir itu di atas meja makan dan bertepatan dengan Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi. Aku mengangkat salah satu halis saat ia berjalan tidak nyaman ke arah meja makan.
“Kenapa?” Tanyaku bingung. Ayu menggelengkan kepalanya. “Ini minum dulu,” Ayu mengambil cangkir yang aku suguhkan untuknya. Ia meminumnya berlahan.
“Kalian lagi ngapain?” Aku dan Ayu menatap ke asal suara. Bunda berjalan mendekati kami. “Loh Ayu, kamu kenapa sayang?” Bunda menghanmpiri Ayu.
Aku menghela napas. “Abis aku siram, bun,” Bunda langsung menatap tajam padaku. “Abis tadi Ayu kotor terus bau lagi.”
Bunda kembali melihat Ayu yang mulai terisak kembali. Bunda memeluk Ayu. “Kenapa sayang? Coba cerita sama bunda.”
“Ayu didorong masuk ke selokan. Tapi Ayu gak tahu siapa orangnya,” Jawab Ayu yang masih terisak.
Aku yang mendengarkannya entah mengapa merasa kesal dan tanpa sadar sudah mengepalkan kuat kedua tanganku.
~
Aku memainkan gitar yang berada dipangkuanku. Memainkan sebuah lagu yang akhir-akhir ini sedang aku coba ciptakan. Aku mengangkat kepalaku saat Ayu datang membawakan cemilan dan minuman kaleng. “Tadi Farhan mainin lagu apa?”
Ayu duduk di sampingku. Aku tersenyum. “Gak, cuman asal main aja.”
“Masa?” Aku mengangguk dan kembali memetik senar gitar. “Kalo asal kok enak banget?”
Aku berhenti bermain dan kembali menatapnya. “Farhan,” Ucapku bangga dan dibalas dengan dengusan dari Ayu. Tidak mungkin jika aku mengatakan padanya jika aku sedang menciptakan sebuah lagu, yang ada nanti Ayu mendesakku untuk menyanyikannya. Apalagi lagu ini untuk sosok yang spesial.
“Eh, Farhan,” Panggil Ayu. Aku hanya bergumam dan tetap memainkan gitar. “Pas Ayu jagain eyang kan Ayu gak sekolah tuh.”
“Terus Ayu nyuruh Farhan buat bantu fotoin kak Aldi, kan?” Aku berhenti memetik gitar. “Sekarang mata fotonya?” Ayu menengadahkan tangannya ke hadapanku.
Aku berdecak pelan dan mengeluarkan ponselku dari dalam saku celana. Kuberikan pada Ayu yang langsung mengambilnya dengan semangat. Aku kembali pada gitarku namun permainanku tidak seenak tadi. Jujur moodku langsung turun.
“Kok gak ada foto kak Aldi?” Ayu menarik pelan ujung lengan kausku. Aku menatap padanya. “Kok gak ada?”
“Kan lo gak nyuruh gue nyimpen fotonya.”
“Farhan!” Aku tertawa puas melihat wajah marahnya. Ayu bangkit dari duduknya dan langsung menghujaniku dengan pukulan yang tak berasa sama sekali. Tapi yang membuatku kembali mendapatkan hangatnya adalah tawanya yang terdengar indah.
Aku meraih tangannya yang sedang memukul lenganku. Kutarik dirinya hingga terhuyung duduk dipankuanku. Ayu masih tertawa renyah. Aku tersenyum. “Kok Ayu bisa lupa, ya?”
Aku menempelkan keningku padanya. Kugesekkan pelan hidungku padanya. “Dasar,” Aku kembali tertawa tanpa terganggu dengan posisi kami.
Ternyata kamu masih sama. Sama tidak menyadari keinginanku. Keinginan agar kau tahu apa yang terjadi jika dirimu tertawa, bersedih, merajuk, cerewet, terutama saat kau tertidur di sampingku. Rasanya dunia sangat damai saat kau terlelap.
~
Mengagumi. Itu yang selalu aku lakukan setiap kali dirinya melakukan sesuatu. Mungkin terlalu lama bersama-sama membuatku mengerti apa yang sedang ia rasakan. Namun aku ragu dengan dirinya. Apakah ia bisa merasakan rasa yang menggalir cepat untuknya.
Kunikmati setiap petikan senar yang ia mainkan. Sembari memejamkan mata aku juga menikmati suara di antara bisingnya klakson kendaraan yang terjebak macet seperti kami.
Aku membuka mataku saat ia berhenti memainkan gitar dan bernyanyi. Kutatap dia yang juga sedang menatapku. “Farhan majuin mobilnya. Mobil di belakang terus-terusan ngelaksonin. Sakit telinga Ayu ngedengernya.”
Aku menatap mobil di belakang mobil kami. Aku melihat pengendaranya sudah memasang wajah super kesal. Buru-buru aku melajukan mobil karena tanpa aku sadar jalanan sudah lenggang di depan sana.
“Farhan kenapa bengong tadi?” Tanya Ayu sambil memetik senar gitar sesekali.
“Enggak,” Jawabku sambil fokus menyetir.
“Boong,” Ayu berhenti memetik gitar. “Tadi Ayu liat Farhan merem-merem.”
“Gue capek, Yu.”
“Farhan capek?” Aku mengangguk. “Yaudah gantian nyetirnya sama Ayu,” Ayu segera meletakkan gitar ke jok belakang.
“Gak papa. Tanggung, dikit lagi juga nyampe.”
“Beneran nih?” Aku mengangguk.
Aku kembali menjalankan mobil dengan fokus. Di depan kami ada kemacetan lagi, aku memperlambat laju mobil. Samar-samar aku melihat banyak orang berkerumbun di depan sana, sangat ramai.
Aku menurunkan kaca mobil dan melihat lebih jelas ke depan. Ramai orang yang berkerumbun di sana namun dapat aku lihat jika ada beberapa wartawan juga. Aku mengerutkan kening.
“Kok di depan rame banget?” Tanya Ayu. Aku memasukkan kembali kepalaku ke dalam mobil.
“Gak tahu,” Jawabku sambil melihat ke arah Ayu yang masih mengeluarkan kepalanya menatap kerumunan itu. “Coba lo searching deh.”
Ayu memasukkan kembali kepala, ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana. Dan mengusap-usap layar ponselnya. Bibirnya sedikit bergumam membaca halaman berita di layar ponselnya.
“Jadi?” Tanyaku sambil melajukan mobil kembali.
Ayu tidak menjawab. Aku melirik sekilas Ayu. Ia hanya diam dan terus memandangi layar ponselnya. “Yu?” Ayu masih tidak menjawab.
Aku menghentikan mobil kembali saat jalanan kembali macet. Aku membalik tubuhku menghadap Ayu.
“Ayu?”
Perlahan Ayu mengangkat wajahnya dan menatapku. Rasa khawatir langsung menjalar saat kulihat genangan di matanya. Segera kutarik pelan tubuhnya untuk kudekap. Ia menangis pelan di bahuku.
Kuambil ponselnya dan membaca apa yang tadi ia baca.
KPK Kembali Melakukan OTT Di kawasan Mekarkati Dan Menyebabkan Jalanan Macet.
Dalam OTT ini KPK menangkap GM dari perusahaan ternama LUARMA Crop…
Aku berhenti membacanya. Tubuhku kaku. Kuhela napas pelan menenangkan diriku. Ayu semakin terisak dalam dekapanku. Kuusap punggungnya pelan agar ia jauh lebih tenang, sekalipun aku tahu jika ia tidak akan tenang.
~
TBC
BY L U T H F I T A

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bittersweet Memories
47      47     1     
Mystery
Sejak kecil, Aksa selalu berbagi segalanya dengan Arka. Tawa, rahasia, bahkan bisikan di benaknya. Hanya Aksa yang bisa melihat dan merasakan kehadirannya yang begitu nyata. Arka adalah kembarannya yang tak kasatmata, sahabat sekaligus bayangan yang selalu mengikuti. Namun, realitas Aksa mulai retak. Ingatan-ingatan kabur, tindakan-tindakan di luar kendali, dan mimpi-mimpi aneh yang terasa lebih...
F.E.A.R
9498      1711     5     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
BALTIC (Lost in Adventure)
4653      1544     9     
Romance
Traveling ke Eropa bagian Barat? Itu bukan lagi keinginan Sava yang belum terwujud. Mendapatkan beasiswa dan berhasil kuliah master di London? Itu keinginan Sava yang sudah menjadi kenyataan. Memiliki keluarga yang sangat menyanyanginya? Jangan ditanya, dia sudah dapatkan itu sejak kecil. Di usianya ke 25 tahun, ada dua keinginannya yang belum terkabul. 1. Menjelajah negara - negara Balti...
Heart To Heart
1495      921     11     
Inspirational
Story About A Girl And Her Father
Koude
3582      1275     3     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
612      383     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
Cinderella And The Bad Prince
1468      996     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Ily silent flower
527      314     9     
Romance
Dia selalu dia. Dia dia dia aku.
Strange and Beautiful
4802      1311     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Ada DIA
1062      661     8     
Short Story
Kisah ini menceritakan sebuah kehidupan anak muda yang sudah berputus asa dalam hidupnya dan hingga suatu titik anak muda ini ingin menyerah untuk hidup hingga suatu kala ia bertemu dengan sosok DIA yang membuatnya bangkit.