Arei terduduk di bangkunya. Jika Bisma tidak menahannya, gadis itu mungkin sudah terjengkang.
“Lihat !!, sekarang Abang Reza bahkan udah berani meluk – meluk dia !!! Ahhh !! kurang ajar !!!..,” Cindy menjerit seperi orang gila. Gadis itu lantas berdiri menghampiri Arei yang masih bengong, lalu langsung menarik rambut Arei.
“Hei ! cukup !!!.”
Untuk pertama kalinya, Bisma membentak seorang gadis. Mata “kucing” Cindy terbelalak kaget melihat Bisma yang menatapnya tegas.
Tangan gadis itu bergetar, ia langsung mundur dan kembali ke bangkunya.
“Bu Wiwik…, anda lihat kan ?, siapa yang memulai. Jadi kami tidak perlu menjelaskan..,” Ujar Angga.
Gadis – gadis itu terbelalak melihat Bu Wiwik yang sudah berdiri tegak di belakang mereka. Dengan senyuman manisnya yang mencekam.
“Oke anak – anak cantiik.. ayo ikut saya. Kamu juga Angga !,saya Cuma butuh penjelasan sekilas. Nggak usah mengkeret gitu,” Ujar Bu Wiwik.
“Iya Bu…”
Arei mulai fokus dan tidak lagi bengong. Fara mendekat dan menepuk pelan pundak kawannya. “Loe nggak apa kan, Rei ?,” Tanya Fara. Arei tersenyum, “Fine…”
Tak banyak yang tahu kalau Arei bekerja, rata – rata temannya tahu ketika mereka sedang berkunjung ke cefe itu. Sebenarnya Arei tidak malu, ia bangga sudah punya penghasilan sendiri. Tapi menurutnya, lebih baik teman – temannya tahu sendiri, daripada dia yang memberitahu.
“Arei….”
“Hei iya ?.”
Ketika mendongak, Arei mendapati teman – temanny tersenyum padanya.
“Senyum dong…,” Celetuk Marsha.
Arei langsung tersenyum, “Kalian ada – ada aja deh…”