“jurusannya apa?”
Begitu kata pertama yang keluar dari mulutmu diawal perjumpaan pertama kita dan saat itu kita sama-sama sedang duduk bersebelahan mendengarkan para senior sedang memberikan materi, aku bersebelahan dengan temanku dan kau pun bersebelahan dengan temanmu. Setelah kujawab apa jurusanku dan ternyata jurusanmu pun sama sepertiku yaitu elektro namun aku prodi Pend. Teknik Elektronika dan kau prodi Pend. TIK.
“nama kamu siapa?”
Ramdhan, begitu jawabku dan kau pun juga memperkenalkan dirimu dan juga temanmu, ketika aku hendak mengenalkan temanku yang disebelahku namun ia sudah hilang tanpa jejak dan entah kemana. Dan seperti itulah perkenalan awalku dengan Iis.
# - #
Setelah acara itu esoknya dikampus aku coba mencari atau berharap kita bisa bertemu kembali, namun tak kunjung aku melihat kau aada digedung elektro ini, tapi mungkin esok aku akan melihatmu.
Ya benar saja esoknya saat aku tak berharap atau sedang tak mencarimu ternyata aku kembali bertemu denganmu dan kau pun menyapaku disertai senyuman mungilmu yang tak bisa aku lupakan. Dan teman-temanku pun menanyakan siapa dirimu dan mengapa kau mengenalku, namun aku tak menjawab karena aku takut saat kuberitau namamu mereka akan mencuri start dibelakangku untuk dekat denganmu.
Didalam kelas aku teringat perkataanmu saat perkenaalan pertama kita bahwa kau juga mngenal salah seorang yang berada dikelasku maka aku langsung menghampiri dan menanyakan kebenarannya dan berharap mendapat nomer hp mu ang bisa kuhubungi namun ternyata dia memang temanmu dan kenal dirimu namun ia tak punya nomer telponmu.
“beh, ditanyain Iis noh udah solat belum noh katanya kalo beluim solat jangan lupa”
“lu ketemu dia ciz?”
“iya di musola”
Dan akhirnya aku senang karena telah berhasil mendapat nomer dirimu dari temanku itu dan tanpa pikir panjang lagi karena aku tak tau harus mikirin apaan yang panjang,malam harinya langsung saja aku sms dia dan dibalas “yesss”
“ohh iya gua inget kok ram”
Dan ternyata kau masih inget denganku yang kenal denganmu lewat pertemuan di PKMJ lalu. Dan mulai detik ini pun juga kita jadi sering sms’an baik pagi siang sore malam dini hari dan bahkan saat tidur.
“lu dimana ram? Ke albiruni dong ketemuan yuk ngobrol-ngobrol aja!”
Siang ini kau pun mengajak aku untuk ketemuan di Albiruni karena kau bilang ingin berbincang bincang sedikit dengan diriku. Dan aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu karena aku tau kesempatan brtemu bahkan mengobrol langsung denganmu pun tu sangat jarang sekali.
Yaa seperti saat pertama kali kita kenal, kau duluan lah yang memulai percakapan itu dan kau pula yang banyak bertanya tentang diriku dan aku pun menjawab sebisaku. Dan dari perbincangan itu pun aku tau kalo kamu baru ada kuliah lagi itu nanti sore.
“lu mau makan bareng si Iis Ram?”
Tanya salah satu dari dua temanmu yang ku ketahui namanya Selvi setelah kau mengenalkannya padaku dan teman satunya bernama Juju.
“yaudah kita sama iis duluan yaa Ram”
Begitu kata Juju setelah aku bilang kalo aku ingin solat Jum’at terlebih dahulu dan aku mempersilakan kalian untuk makan duluan.
“yaudah gua makan duluan ya ram dan elu solat Jum’at aja yaa abis itu langsung makan loh Ram jangan sampe gak makan awas!!”
Begitu nasihatmu padaku dan aku jujur kaget karena didepan temanmu dan didepan khalayak umum sungguh kau berani memberi perhatian secara frontal seperti itu, dan orang sepertimu baru pertama kutemui.
# - #
“dia nanyain elu terus tuh”
“nanyain apa aja ciz?”
“yaa gitu lu gimana dikelas gitu-gitu dah”
“dia uda punya cowo ya ciz?”
“setau gua sih belum beh dan dia itu baru pacaran satu kali doang dan gak pernah deket cowok siapa-siapa beh”
“ohhh...”
Entah bener atau tidak yang dikatakan temenku itu aku tak peduli yang jelas aku sedikit bahagia karena lumayan info juga yang kudapat tentangmu dari perbincangan singkatku dengan temanku itu. Dan yang paling penting bahwa kau belum ada yang punya :D ‘yeeess’.
# - #
“gua tunggu di lantai 2 depan ruang dosen yah kalo gitu Ram!”
Kembali ku mengiyakan saat kau memintaku kembali menemuimu untuk sedikit banyak berbincang-bincang katamu. Dan akhirnya kita bertemu dilantai 2 depan ruang dosen yang sedang direnov dan duduk diatas bangku panjang depan ruangan.
“gak ada kuliah Ram?”
Yaa seperti biasa kau yang mengajak ketemu dan kaulah yang memulai pembicaraan ini. Aku sudah tak ada jam kuliah sedangkan kau masih ada kuliah jam 2 dan teryata itu sebentar lagi tapi kau bilang ingin bertemu ngobrol denganku dahulu.
“lu kenal ela gak Ram?”
What? Dari mana kau tau nama itu dan bagaimana bisa kau kenal dan menanyakan hal itu padaku? Ia adalah mantan saat aku SMA yang pernah menemaniku menjalani hidup di masa SMA.
“lu masih suka berhubungan sama dia Ram?”
Sungguh dan sungguh aku sangat bertanya-tanya ada apa dan mengapa kau berani menanyakan hal itu padaku sampai sedalam ini? Aku dan ela sama sekali gak pernah ada hubungan lagi semenjak tragedi pemutusan itu dan bahkan nomernya saja pun aku tak tau. Dan kau pun bilang kalo aku tak ada hubungan lagi dengannya itu bagus. Sungguh aku bingung ada apa denganmu hari ini?
“gua kan ngepoin elu ram dan dari blog lu gua juga tau kok, twitter juga”
What? Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu bidadari kecil? Sungguh aku kaget saat mendengar jawabmu setelah ku tanya dari mana kau tau nama Ela dan aku sungguh tak menduga kalo kau sampai ingin tau semuanya itu.ckck
“dhan, misalkan kalo gua gak boleh pacaran gimana?
Sungguh aku langsung seperti kebacok oleh ujung pisau yang sangat-sangat dan sangat tajamnya dan membuat aku stuck dan tak tau apa yang harus ku jawab. Yaa kalo memang kamu tak boleh pacaran yaa gak gimana-mana dan yaudah gapapa kok.
“dhan, kita itu deket kaya gini itu dalam rangka apa Ram?”
Sungguh untuk kedua kalinya aku stuck dan jujur kata apa yang harus aku balas untuk menjawab pertanyaanmu itu? Memang semenjak perkenalan dan sms itu kita jadi semakin dekat dan sejujurnya menurutku kedekatan kita itu masih biasa saja tapi kenapa bisa kau melontarkan kalimat itu? Namun panggilan temanmu yang menyuruhmu untuk masuk kelas itu telah menolongku dan kau pun harus masuk kelasmu untuk kuliah dan pertanyaan itu belum aku jawab.
# - #
“lagi duduk”
Sungguh singkat dan tak seperti biasanya jawaban yang kau berikan saat aku sms kamu. Ada apa dengan dirimu jadi seperti itu? Kemana dirimu yang dulu? Kemana perhatian yang biasa kau berikan juga untukku? Dan saat kita ketemu kau pun bahkan tak membalas senyumku padamu, ada apa denganmu? Aku merindukan senyumu yang dulu, apa kau sudah tak ingin mengenalku?
Memang dulu aku tak memberi tahumu kalau saat kita dekat itu aku lebih dulu dekat dengan seseorang yang membuatku harus lebih memilihnya ketimbang dirimu namun aku sadar dan aku tau itu salah karena ternyata wanita itu hanya menjadikanku pelampiasan. Namun kini aku sudah tak bisa berbuat apa-apa saat kau sudah berubah seperti ini dan walaupun sekarang aku sudah tak lagi bersama wanita itu. Dan yaaa itu hak mu dan aku hanya ingin kau ambil maafku dan berikanlah senyum mungilmu itu untukku.
*lampu kos mati seketika*