Read More >>"> Perbedaan Itu Indah?
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Perbedaan Itu Indah?
MENU
About Us  

Banyak orang bilang perbedaan itu indah. Memang indah, namun tidak semua perbedaan itu indah. Salah satunya adalah hubungan dengan perbedaan keyakinan.

Aku adalah seorang remaja yang baru menginjak usia 17 tahun tepat sebulan yang lalu. Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakaku semuanya laki-laki, hanya aku sendiri yang perempuan. Mamaku, dia sangat ingin anak perempuan dan jadilah aku. Aku berasal dari Jakarta, aku lahir dan dibesarkan di kota metropolitan ini. Namun, orangtuaku berasal dari daerah bahkan negara yang berbeda. Mamaku dilahirkan di Jogja namun ia sendiri bukan orang Jawa, ia keturunan Sunda. Sedangkan papaku adalah seorang bule yang berasal dan besar di Paris, Perancis. Aku seorang Nasrani, begitu pula dengan seluruh keluargaku. Kami bukan keluarga yang sangat religius, tapi kami tetap pergi ke gereja setiap minggu dan ikut merayakan Natal, Jumat Agung, dan Paskah.

Dari kecil, aku disekolahkan di sekolah internasional. Sekolahnya berbeda-beda namun tetap internasional. Aku memiliki hubungan yang sangat baik dengan teman-temanku, baik di sekolah maupun di tempat lain. Aku menjalin hubungan spesial dengan seorang teman lelakiku. Belum lama, baru satu tahun setengah. Aku menjalin hubungan dengannya sejak awal aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Aku memang berteman dengannya sejak lama, namun ntah kenapa kami baru saling tertarik saat kami beranjak dewasa.

Dia lucu, dewasa, dan termasuk tampan untuk ukurannya. Kami sekolah di sekolah yang sama dan kami satu angkatan. Namun ia memiliki umur yang lebih tua daripadaku. Hanya sepuluh bulan, namun tetap saja lebih tua. Dan hal itu sering menjadi perdebatan kami, karna aku selalu mengatainya lebih tua daripadaku dan memang kenyataannya seperti itu. Kami menjalani hubungan yang sangat baik. Keluargaku mengenalnya dengan sangat baik. Keluarganya juga mengenalku dengan sangat baik.

Dia, pacarku, merupakan keturunan Jawa Chinese. Mamanya seorang keturunan Chinese dan papanya seorang keturunan Jawa. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ia sangat diandalkan oleh keluarganya. Tidak heran sikapnya sangat dewasa dan sangat sabar menghadapiku yang kekanak-kanakan. Dan yang menjadi perbedaan sekaligus masalah bagi kami, dia adalah seorang Muslim.

Sebenarnya dari awal aku menjalani hubungan dengannya dengan santai, tanpa memikirkan perbedaan yang ada diantara kami. Menurutku, itu fine fine aja karna kita masih muda dan belum memikirkan hubungan ke arah yang serius. Sebelumnya orangtuaku memang sudah memperingatkanku tentang perbedaan yang ada di hubungan kami, namun aku tidak memedulikannya. Karna aku tetap pada pendirianku bahwa kami menjalaninya dengan santai dan hanya main main. Kalau orangtua bilang, itu cinta monyet.

Semua berjalan dengan baik. Hubungan kami semakin dekat, bahkan hubungan dengan keluarga pasangan juga semakin dekat. Sampai tibalah bulan Desember, bulan penuh kebahagiaan bagi orang Nasrani. Aku sekeluarga merayakan Natal bersama di Indonesia, biasanya aku sekeluarga pulang ke Prancis, namun tahun ini ntah mengapa papaku memilih untuk merayakan Natal disini.

Aku memposting foto kami sekeluarga saat merayakan Natal bersama di instagram dan melihat postingan teman-temanku yang lain. Banyak dari mereka yang merayakan Natal dengan keluarganya, dan tidak sedikit dari mereka yang merayakan Natal dengan kekasihnya. Memang sejak awal aku menganggap hubungan kami hanya main-main, tapi saat melihat postingan teman-temanku di media sosial itu aku jadi memiliki keinginan untuk merayakan Natal bersama pacarku. Christmas Eve bersama, pergi ke gereja bersama, ibadah Natal bersama, dan bahkan doa bersama. Namun aku sadar aku dan pacarku, kami, memiliki keyakinan yang sangat berbeda, jauh dan bertentangan. Aku mulai menyingkirkan pikiran dan keinginanku akan hal tersebut dan menyadarkan diriku kembali bahwa hubungan kami hanya main-main.

Lalu semua kembali seperti semula. Hari Raya berlalu dan kami menjalani kehidupan normal kami. Aku dan pacarku sangat sering pergi keluar bersama untuk sekedar nonton di bioskop ataupun makan. Makan, ya, itu adalah bagian favoritku. Kami memesan makanan dan berdoa, masing-masing, sesuai keyakinan kami. Awalnya itu bukanlah masalah bagiku, namun sejak timbul keinginan untuk merayakan Natal bersama pacarku yang berarti aku ingin memiliki pacar seiman, itu menjadi masalah bagiku. Aku sudah berusaha menyingkirkan keinginanku tersebut, namun keinginan itu terus membayang-bayangiku.

Aku sering mengingatkannya untuk sholat dan dia juga sering mengingatkanku untuk pergi ke gereja. Dia juga mengucapkan Selamat Natal untukku dan keluargaku. Begitu juga aku, mengucapkan Selamat Lebaran untuknya dan keluarganya. Kami saling menghargai keyakinan kami. Tidak pernah sekalipun kami menyinggung tentang keyakinan kami.

Seiring berjalannya waktu, perasaan kami menjadi semakin kuat. Perasaan yang awalnya hanya biasa bertumbuh menjadi tidak biasa, aku bahkan belum pernah merasakannya dengan mantan-mantanku. Aku ingat perkataan omaku, "perasaan kalo dibiarin, bakal tumbuh terus, akhirnya jadi mendarah daging." Dan itu benar. Aku membiarkan perasaanku tumbuh dan sekarang mendarah daging denganku. Awalnya aku menjalani hubungan ini dengan perasaan biasa saja, namun lama kelamaan perasaan sayangku bertumbuh. Aku sangat sayang kepadanya dan begitu juga dengan dia, aku bisa melihat itu dari matanya saat menatapku. Menatapku seolah aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Menatapku penuh harap, harapan untuk kami selalu bersama.

Selalu bersama adalah keinginan terbesar setiap pasangan yang saling mencintai, begitu juga dengan kami. Kami sangat ingin untuk selalu bersama sampai kapanpun. Kami suka membicarakan bagaimana hubungan kami nanti saat kami sudah bertambah besar dan semakin tua. Bagaimana muka anak kami nanti, akankah mirip aku atau mirip dia. Menyenangkan. Namun itu semua hanya hayalan semata. Dengan perbedaan besar yang ada diantara kami, akankah semua hal menyenangkan yang kami bicarakan menjadi kenyataan? Akankah keinginan kami untuk selalu bersama dapat terwujud?
 

Tags: rc18

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Keadilan Hidup
312      207     1     
Short Story
Remaja 17 tahun yang belum menyadari letak keadilan dalam hidupnya. Akankah ia menemukan sebuah arti keadilan? Atau ia akan menemukan keadilan itu sendiri?
Ruman Tengah Jalan
689      404     3     
Horror
Beyond the Eyes
425      296     1     
Short Story
"Not every wound can be seen, or maybe she was just too blind." The short life story of a doctor, a lover, and a mother.
Aku dan Saya
357      204     1     
Inspirational
Aku dan Saya dalam mencari jati diri,dalam kelabilan Aku yang mengidolakan Saya yang sudah dewasa.
Sapi Bertelur
1217      735     0     
Short Story