Read More >>"> La Nuit (keLima) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - La Nuit
MENU
About Us  

Waktu masih menunjukan pukul 06.15 wib. Ren sudah berada di depan gerbang sekolah yang masih terkunci. Lingkungan sekolah masih sepi-sunyi, hanya satpam sekolah yang baru saja datang, bersama dengan sepedah ontelnya.

“Eh, neng Ren, udah nunggu lama” kata satpam sekolah, sambil membukakan gembok di gerbang.

Ren menggelengkan kepala, dan masuk kedalam area sekolah, koridor masih sepi dan sunyi, murid yang baru tiba, hanya Ren sendiri. Dan itu sudah terbiasa baginya, dan sekarang seperti biasa Ren menuju ke tempat biasa Ren kunjungi, yaitu atap sekolah.

Disanalah, tempat yang bisa dia hindari dari keramaian, walau detik ini masih belum padat oleh murid Mahardika. Ren menyelipkan rambut yang menutupi wajahnya pada daun telinganya, memperlihatkan wajah yang selalu ia tutupi. Melebarkan tangannya, untuk merasakan angin pagi.

---

“Pak, apa kabs?” panggil Gemi, pada satpam sekolah, bernama Opik.

“Baiks” jawab pak Serno satpam sekolah. Mengikuti perkataan seperti pertanyaan Gemi.

“Udah ada yang datang pak, sebelum aku?”

“Udah neng, si Neng Ren”

Gemi hanya meng-oh kan.

 “Lah, tuh Neng Rennya, biasanya, si Neng ada disitu setiap pagi” kata pak satpam, menunjuk ke atas atap sekolah.

Gemi memincingkan matanya pada gedung sekolah, setelah pak Serno memberi tahu kalau Ren berada di atas atap sekolah, yang sedang merenggangkan tangannya.

“Kalau gitu.Gemi masuk ya pak” pamit  Gemi.

Sebenarnya Gemi datang pagi, agar dia tidak terjebak macet dan juga tak ada yang menghantarkannya. Gemi melangkahkan kakinya menuju atap sekolah. Kali ini Gemi melihat jelas wajah Ren, Cantik, sangat cantik. Dan itu membuat Gemi mendekati Ren yang masih memejamkan matanya dan juga tanganya di renggangkan kesamping.

Gemi mengikuti cara Ren, sampai Ren tersadar kalau Gemi berada di sampingnya. Pagi ini benar-benar sejuk, kicauan burung memperindah suasana pagi ini. ketika Gemi membuka matanya, Ren masih memejamkan matanya. Kali ini Gemi melihat Ren tersenyum, dan mampu membuat Gemi ikut mengulas senyuman di wajahnya.

“Ternyata lu cantik kalau tersenyum” kata Gemi, memecahkan keheningan.

Mata Ren dibuka terkejut. Wajahnya kembali ditutupi oleh poni panjangnya. Senyuman di wajah Ren menghilang. Dan Ren dengan cepat meninggalkan Gemi..

“Gue tau, lu bisa tersenyum jika berada di tempat sepi dan sunyi” kata Gemi. langkah Ren terhenti. “Memang gue belum tau siapa lu sebenarnya, tapi bisakah kita berteman?” lanjut Gemi.

Ren kembali berjalan. Dan tak menjawab perkataan Gemi sama sekali, meninggalkan Gemi di rootrof sendirian. Gemi semakin penasaran dengan perilaku Ren. Terlihat aneh dan misterius. Gemi kembali melihat sekitar lingkungan sekolah di atas sana. Dan mendapatkan seorang laki-laki, dengan motor sport di depan gerbang.

“Itu cowok, yang tadi malam” ucap Gemi.

 

----

Selama jam pelajaran dimulai Gemi hanya mengetuk-ngetuk pulpennya di buku tulis, mengingat perilaku Ren tadi pagi. Tak peduli dengan guru Biologi yang sedang menjelaskan pelajaran. Mata Gemi menatap Ren yang sedang melihat awan di balik jendela, mulut Gemi di majukan sedikit, matanya di sipitkan juga. Dan akhirnya Gemi memutuskan untuk mencari tau siapa Ren. Memikirkan rencana awal, agar Gemi bisa dekat dengan Ren.

Kring!!!

Bel berbunyi nyaring. Gemi memikirkan rencana sampai mulutnya terbuka bebas, mengeluarkan rasa kantuk lewat napas mulutnya.

Drttt!!!.. Drtttt!!

Suara getaran yang berasal dari saku seragam Ren. Diambilnya ponsel itu, Ren melihat nama  layar di ponsel tertera nama Mamah, dan keluar dari kelas. Gemi dan Gissel hanya saling tatap, tidak panjang pikir Gemi ikut keluar mengejar Ren yang sudah terlalu jauh, tapi langkahnya menuju atap sekolah.

Diatas gedung sekolah.

“Mamah serius, pelaku yang udah ngebuat Girta meninggal sudah di tangkap?” ucap Ren pada ponsel.

Jiwa Gemi yang mempunyai ayah sebagai Detective keluar. Gemi benar-benar mendengar jelas suara Ren untuk pertama kalinya. Gemi berhenti berjalan tepat sepuluh langkah di belakang Ren. Dengan kedua tangan di lipat di depan dan menatap tajam pada Ren.

“Aku, senang banget mah. Dan siapa orangnya? Dimana mereka menemukan pelaku itu? Ceritakan mah” ucap Ren kembali.

Ren mengangguk, tanda memahami setiap perkataan dibalik suara pada ponsel. Sudah 10 menit lebih Ren berbicara, dan sudah 10 menit lebih juga Gemi menunggu Ren. Ren memututska panggilannya, Gemi mengambil langkah kedepan, ketika langkah keduanya, Ren berbicara.

 “Walaupun harus menunggu selama 1 tahun, tapi janji pak Irgi ditepati, aku sangat bahagia. Dan sepulang sekolah aku akan menemui pak Irgi, untuk mengucapkan terima kasih” ucap Ren setelah mematikan teponnya.

“Irgi” gumam Gemi. Gemi tidak melangkahkan kakinya untuk mmendekatkan Ren, tapi langkahnya mundur dan meninggalkan Ren. Sebelum Ren menyadari keberadaan Gemi.

Gemi berjalan tergesah-gesah, kakinya membawa menuju parkiran sekolah. Diambil ponsel di saku roknya, mencari nama Ayah pada kontak nomor, kemudian menelpon sang ayah.

“Hallo, ayah..”

“Iya ada apa? ayah sedang sibuk” jawab ayahnya di sebrang sana.

“Ayah, apa ayah sudah menemukan pelaku kecelakaan,  1 tahun yang lalu?”

“Iya, sekarang ayah lagi melakukan introgasi”

“Oh, gitu yah.. yasudah maaf yah, aku menganggu” Gemi memutuskan panggilan.

Selembaran Koran yang disimpan oleh Gemi selama 1 tahun, berhubungan dengan Ren, dan sekarang Gemi akan sedikit lega. Kemungkinan sikap Ren akan kembali seperti sebelumnya. Bel masuk berbunyi, hendak saja Gemi ingin melangkahkan kakinya. Tangan Gemi ditahan oleh seseorang, dengan cepat Gemi membalikkan badannya. Laki-laki itu lagi, baru kali ini dia melihat wajahnya.

“Temui aku jam 7 malam ini” kata laki-laki, dan pergi meninggalkan Gemi begitu saja.

Gemi terdiam kaku, hanya membuka sedikit mulutnya dan memasang wajah bengong. “Hanya itu, dan apa maksud temui aku” kata Gemi, bernada ejek, ketika temui aku.

---

Hari ini, tepatnya malam hari, Ren baru keluar lesnya pada pukul 19.15 wib. Seperti biasa, pulang sekolah Gemi mengikuti Ren sampai rumahnya, dan sekarang Gemi harus berjalan kaki, mengirit ongkosnya, dan juga harus menemui Laki-laki gak jelas itu karena berdekatan pada tempat les Gemi.

Taman bermain, Gemi mencari laki-laki yang harus ia temui. Tapi laki-laki itu tidak memunculkan batang hidungnya, mungkin Gemi datang sangat terlambat. Tapi langkangnya menuju bangku taman disana. Gemi memikirkan perkataan Ren dan juga seorang laki-laki berparuh baya.

“Berhenti untuk datang kemari, dan berenti untuk mengusik kehidupan mamah” Ucap Ren dengan nada yang ingin menangis.

“Ayah menyesal. Tolong maafkan ayah” jawab laki-laki separuh baya, memeluk Ren. “Ayah mau, kamu dan ibu kembali. Kamu mau kan” lanjutnya. Ren melepaskan pelukkan ayahnya, dan melangkah mundur.

“Lebih baik ayah pergi. Cepat ayah, cepat!” nada tinggi Ren keluar. Dengan tangisannya.

Seorang wanita paruh baya keluar, memeluk Ren yang sudah mengeluarkan tangisan amat mendalam.

“Lebih baik, mas pergi dari sini, sebelum aku memanggil satpam. Cepat pergi!” ucap wanita paruh baya dengan nada tinggi.

“Ayah, akan pergi dari sini, tapi ingat perkataan ayah, hidup kalian tidak akan bahagia” kata laki-laki paru baya, meninggalkan perkarangan rumah Ren.

Kesadaran Gemi tersadar, ketika laki-laki yang Gemi tunggu datang. Berdiri tepat di depan Gemi yang sedang duduk. Gemi mempersilahkan laki-laki itu duduk dengan isyarat menepuk bangku disampingnya. Dan tak tersadar, air mata Gemi ternyata hanyut juga pada lamunan, membuat sedikit pernapasan Gemi sedikit tersumbat.

“Ada apa? atau lu mau gue bayar tadi malam, karena lu udah antar gue” kata Gemi memulai pembicaraan.

“Bukan hal itu” Gemi menaikkan sebelah alisnya. “Kamu anak dari pak Irgi”

Gemi mengangguk, dan baru tersadar karena waktu Gemi di antar oleh laki-laki ini, tidak satu pertanyaan pun yang dilontarkan laki-laki tentang alamat dimana Gemi tinggal.

“Aku hanya ingin bertanya tentang itu”

Gemi terdiam, matanya membulat. Benar-benar tidak disangka dengan pertanyaan konyol yang di ucapkan laki-laki itu pada Gemi.

Laki-laki  itu berdiri, baru saja ingin melangakah, Gemi menahan laki-laki itu dengan cara menarik lengan jaket sehingga laki-laki itu memutar dan tersandung sampai badan laki-laki itu tidak seimbang, dan terjatuh tepat pada Gemi.

Gemi menatap wajah laki-laki itu. Wajahnya pucat, bibirnya kering pucat, juga napasnya dingin. Gemi mendorong laki-laki itu dengan sekuat tenaganya. Kemudian Gemi berdiri tegak bagaikan paskibra, menatap tajam laki-laki itu.

“Satu pertanyaan untuk lu. Dan lu harus jawab. Nama lu siapa?” ucap Gemi, sangat tegas.

Laki-laki itu terdiam sejenak dan akhirnya bersuara“Angga” jawab laki-laki itu.

“Oh.. nyebutin nama aja lama, kenalin nama gue Gemilang Feronnika. Panggil aja Gemi” jawab Gemi, dengan nada ketusnya.

“Gue sering liat lu disini, lu ngapain disini dan lu sekolah ditempat gue sekolahkan? Tapi kenapa gue gak pernah liat lu” tanya Gemi.

“aku kelas 12, dan kenapa aku ada disini, karena tempat ini, tempat perpisahan aku dengan orang yang aku sayang”

“Emang dia pergi kemana?”

“Untuk apa pertanyaan itu?”

“Yaa hanya ingin tau aja” jawab Gemi, dengan kebiasannya, selalu kepo dengan urusan orang. “Ka-kalau gak dijawab, no problem. Gue juga harus pulang, Permisi! lanjut Gemi, meninggalkan Angga yang masih duduk dibangku taman.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Fatmafetty

    EBI-nya Bung. Masih berantakan.

    Comment on chapter Pertama
Similar Tags
Maharani Shima
10      3     0     
Mystery
Semenjak kematian suaminya yang misterius, membuat Ratu Shima naik tahkta menggantikan posisi suaminya sebagai Raja di Kerajaan kalingga. Kala itu kedua putra dan putrinya masih kecil untuk menduduki tahkta, hingga ia sendiri mengambil alih supaya tidak terjadi kekosongan pemerintahan. Hatinya berniat akan mengungkap dalang siapa yang telah merenggut nyawa suaminya, karena ia yakin ada yang t...
F I R D A U S
622      412     0     
Fantasy
IMAGINE
341      237     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
A Ghost Diary
4914      1536     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Rumah Jingga.
2052      780     4     
Horror
"KAMU tidAK seharusnya baca ceritA iNi, aku pasti meneMani di sAmpingmu saaT membaca, karena inI kisahku!" -Jingga-
CHERRY & BAKERY (PART 1)
3735      936     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Orange Haze
361      253     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
INTERTWINE (Voglio Conoscerti) PART 2
3078      894     2     
Romance
Vella Amerta—masih terperangkap dengan teka-teki surat tanpa nama yang selalu dikirim padanya. Sementara itu sebuah event antar sekolah membuatnya harus beradu akting dengan Yoshinaga Febriyan. Tanpa diduga, kehadiran sosok Irene seolah menjadi titik terang kesalahpahaman satu tahun lalu. Siapa sangka, sebuah pesta yang diadakan di Cherry&Bakery, justru telah mempertemukan Vella dengan so...
Pacarku Arwah Gentayangan
4467      1451     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Kisah-Kisah Misteri Para Pemancing
1335      590     1     
Mystery
Jika kau pikir memancing adalah hal yang menyenangkan, sebaiknya berpikirlah lagi. Terkadang tidak semua tentang memancing bagus. Terkadang kau akan bergelut dengan dunia mistis yang bisa saja menghilangkan nyawa ketika memancing! Buku ini adalah banyak kisah-kisah misteri yang dialami para pemancing. Hanya demi kesenangan, jangan pikir tidak ada taruhannya. Satu hal yang pasti. When you fish...