Sebuah Kesadaran Terhadap Penyandang Disabilitas dalam Cerpen "Through You"
Saya dibuat penasaran dengan awal plot, menduga-duga arah lari cerita. Ketika saya mulai memahaminya, saya sebenarnya was-was karena jalan ceritanya hampir mirip dengan cerita yang pernah saya baca mengenai seorang penyandang tuna netra yang bertemu dengan seseorang yang menceritakan padanya dunia yang belum pernah dilihat oleh penyandang tuna netra tersebut sebelumnya. Saya takut kalau-kalau akhir ceritanya akan sama. Pada akhirnya, kekhawatiran saya tersebut tidak terbukti.
Gaya bercerita penulis sangat halus dan tidak monoton. Hampir membuat saya meragukan bahwa cerita ini ditulis oleh orang Indonesia karena kosa-katanya tidak sederhana, tapi juga tidak rumit. Pas.
Hal yang paling saya soroti adalah cerita ini melibatkan tokoh tuna netra. Penyandang disabilitas biasanya sering mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan dalam hidup bermasyarakat. Banyak yang mencemooh, menghina, bahkan banyak juga yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak akibat dari kekurangannya tersebut.
Cerita ini memberikan gambaran bahwa sebagai manusia, bagaimanapun juga kita tidak bisa mengenyahkan entitas penyandang disabilitas di dalam hidup kita. Kita hidup berdampingan sebagai sesama ciptaan Tuhan. Tokoh laki-laki di dalam cerpen ini seolah ingIn mengingatkan kita bahwa seorang tuna netra pun patut dihargai, diajak bicara, seperti orang "normal" lainnya.
Satu hal yang saya sedikit menyayangkannya adalah tokoh utama laki-laki yang memiliki luka gores di wajah. Seolah-olah karena mereka sama-sama memiliki kekurangan, maka mereka bisa saling menerima satu sama lain. Mungkin akan lebih baik apabila satu tokoh merupakan manusia yang secara fisik sempurna, tapi memiliki kekurangan di dalam hati. Sebab kekurangan tidak melulu dilihat secara fisik, tetapi juga perilaku dan moral. Mungkin dengan begitu, cerita akan lebih memiliki amanat yang lebih kuat.
Walaupun alurnya dapat ditebak, akhir ceritanya tidak. Membuat saya setidaknya dapat bernapas lega karena cerita ini tidak sama dengan cerita yang pernah saya baca. Namun, cerpen ini juga merupakan oase di tengah hiruk-pikuk cerita "mainstream" yang tokohnya hanya berkutat pada ketua OSIS ganteng, ketua basket tampan, dan sebagainya.
Bahasa yang mudah dipahami serta gaya bahasa yang variatif, membuat saya tidak bosan membacanya hingga tuntas. Bahasanua mengalir, menarik saya untuk membaca cerita sepenuhnya.
Saya merekomendasikan cerita ini untuk anak-anak remaja yang sedang menggandrungi romansa super romantis dari cerita-cerita yang banyak bertebaran di wattpad. Bahwa, tidak selamanya cerita romantis itu melulu datang dari tokoh yang tampan dan sempurna, serta perempuan cantik yang seksi.
Saya dibuat penasaran dengan awal plot, menduga-duga arah lari cerita. Ketika saya mulai memahaminya, saya sebenarnya was-was karena jalan ceritanya hampir mirip dengan cerita yang pernah saya baca mengenai seorang penyandang tuna netra yang bertemu dengan seseorang yang menceritakan padanya dunia yang belum pernah dilihat oleh penyandang tuna netra tersebut sebelumnya. Saya takut kalau-kalau akhir ceritanya akan sama. Pada akhirnya, kekhawatiran saya tersebut tidak terbukti.
Gaya bercerita penulis sangat halus dan tidak monoton. Hampir membuat saya meragukan bahwa cerita ini ditulis oleh orang Indonesia karena kosa-katanya tidak sederhana, tapi juga tidak rumit. Pas.
Hal yang paling saya soroti adalah cerita ini melibatkan tokoh tuna netra. Penyandang disabilitas biasanya sering mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan dalam hidup bermasyarakat. Banyak yang mencemooh, menghina, bahkan banyak juga yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak akibat dari kekurangannya tersebut.
Cerita ini memberikan gambaran bahwa sebagai manusia, bagaimanapun juga kita tidak bisa mengenyahkan entitas penyandang disabilitas di dalam hidup kita. Kita hidup berdampingan sebagai sesama ciptaan Tuhan. Tokoh laki-laki di dalam cerpen ini seolah ingIn mengingatkan kita bahwa seorang tuna netra pun patut dihargai, diajak bicara, seperti orang "normal" lainnya.
Satu hal yang saya sedikit menyayangkannya adalah tokoh utama laki-laki yang memiliki luka gores di wajah. Seolah-olah karena mereka sama-sama memiliki kekurangan, maka mereka bisa saling menerima satu sama lain. Mungkin akan lebih baik apabila satu tokoh merupakan manusia yang secara fisik sempurna, tapi memiliki kekurangan di dalam hati. Sebab kekurangan tidak melulu dilihat secara fisik, tetapi juga perilaku dan moral. Mungkin dengan begitu, cerita akan lebih memiliki amanat yang lebih kuat.
Walaupun alurnya dapat ditebak, akhir ceritanya tidak. Membuat saya setidaknya dapat bernapas lega karena cerita ini tidak sama dengan cerita yang pernah saya baca. Namun, cerpen ini juga merupakan oase di tengah hiruk-pikuk cerita "mainstream" yang tokohnya hanya berkutat pada ketua OSIS ganteng, ketua basket tampan, dan sebagainya.
Bahasa yang mudah dipahami serta gaya bahasa yang variatif, membuat saya tidak bosan membacanya hingga tuntas. Bahasanua mengalir, menarik saya untuk membaca cerita sepenuhnya.
Saya merekomendasikan cerita ini untuk anak-anak remaja yang sedang menggandrungi romansa super romantis dari cerita-cerita yang banyak bertebaran di wattpad. Bahwa, tidak selamanya cerita romantis itu melulu datang dari tokoh yang tampan dan sempurna, serta perempuan cantik yang seksi.