Saya cukup tertarik pada bagian awal cerpen ini. Jika biasanya kita menemukan novel atau cerita yang ketika mengambil tema yang berkaitan dengan "percintaan remaja", pada umumnya permasalahan ada di dalam diri cewek. Bagaimana si cewek gelisah terhadap apa yang akan cowok yang disukainya pikirkan tentangnya, bagaimana ia curhat kepada temannya, dan sebagainya. Namun, yang terjadi pada cerpen ini adalah kebalikannya, which is pretty interesting. Kita dapat melihat dari sudut pandang cowok.
Sayangnya, semakin jauh saya membaca cerpen ini, plotnya semakin terasa monoton. Saya tidak menemukan ketertarikan untuk membaca lebih jauh, dan rasa penasaran ingin mengetahui kejadian selanjutnya tidak ada di dalam diri saya. Saya juga merasakan ketidaknyamanan bahwa penulis terlalu sering menyebutkan tokoh utamanya berkali-kali dalam satu paragraf tanpa menggunakan kata ganti.
Namun, di samping itu semua saya cukup terhibur dengan endingnya.
Sayangnya, semakin jauh saya membaca cerpen ini, plotnya semakin terasa monoton. Saya tidak menemukan ketertarikan untuk membaca lebih jauh, dan rasa penasaran ingin mengetahui kejadian selanjutnya tidak ada di dalam diri saya. Saya juga merasakan ketidaknyamanan bahwa penulis terlalu sering menyebutkan tokoh utamanya berkali-kali dalam satu paragraf tanpa menggunakan kata ganti.
Namun, di samping itu semua saya cukup terhibur dengan endingnya.